https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/issue/feed BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design 2024-08-30T10:14:03+00:00 Open Journal Systems <p>Bhumidevi: journal of Fashion Design, Arts, and Humanities is a peer-reviewed journal, publishing high quality, original research. Please refer to the journal’s aims and scope for information about its focus and peer-reviewed policy.</p> <p>Please note that this journal publishes manuscripts in English and Bahasa Indonesia</p> <p>Jurnal Bhumidevi adalah jurnal yang dikelola oleh program studi Desain Mode di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Jurnal Bhumidevi berfokus pada area Desain Mode, Seni, dan Humaniora. Tulisan pada jurnal ini akan melalui tahapan review oleh mitra bestari. Detail mengenai scope dan aturan penulisan bisa dilihat sub tema berikut ini.</p> <p><a href="https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/Focus">Read more</a></p> <p><strong>Sebelum Submisi</strong></p> <p>Anda harus memastikan bahwa artikel disiapkan menggunakan gaya selingkung/t<em>emplate</em>, telah dikoreksi dan diolah dengan hati-hati, serta sesuai dengan pedoman penulisan <a href="https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/Instruction"><strong><em>(author guidelines)</em></strong></a>. <a href="https://docs.google.com/document/d/15AvwQ4_PoFk38kbxOeULoOJWzF403LB9/edit?usp=sharing&amp;ouid=109778150302819324107&amp;rtpof=true&amp;sd=true"><strong>Cari template artikel</strong></a></p> <p><strong>Prior to submission<br /></strong>You must ensure that the article is prepared using a template style, has been carefully corrected and processed, and is in accordance with<strong><a href="https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/Instruction"> author guidelines</a>. <a href="https://docs.google.com/document/d/15AvwQ4_PoFk38kbxOeULoOJWzF403LB9/edit?usp=sharing&amp;ouid=109778150302819324107&amp;rtpof=true&amp;sd=true">Find article template</a></strong></p> <p> </p> <div><strong>Submisi Online</strong></div> <div>Untuk mempermudah proses registrasi dan unggah artikel silahkan klik <a href="https://drive.google.com/file/d/1cRLGZcAnOVPNlUcqjoQXkLE7oA1eES5q/view?usp=sharing"><strong>Cara Registrasi dan Unggah Artikel</strong></a>.</div> <div>Registrasi dan login diperlukan untuk mengirimkan submisi secara online serta untuk memeriksa status submisi.</div> <div> </div> <div><strong>Online Submission</strong><br />To simplify the registration process and upload articles, please click <a href="https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/management/settings/context/Online%20Submission, To simplify the registration process and upload articles, please click How to Register and Upload Articles Registration and login are required to submit submissions online as well as to check the status of submissions."><strong>How to Register and Upload Articles</strong></a>.<br />Registration and login are required to submit submissions online as well as to check the status of submissions.</div> <p> </p> https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4405 Representasi Tradisi Sigajang Laleng Lipa Dalam Teknik Patchwork di CV. Casa Annie 2024-08-30T06:06:29+00:00 Ade Savitri Sunatha adesavitri09@gmail.com A.A. Ngurah Anom Mayun K. Tenaya anommayuna3@gmail.com Nyoman Dewi Pebryani dewipebryani@isi-dps.ac.id <p>Sulawesi memiliki banyak tradisi yang belum teraba oleh sebagian orang, khususnya di Suku Bugis, tradisi yang terdapat disana sangat unik sekaligus mengerikan. Disebut mengeringan karena tradisi ini mempertaruhkan nyawa bagi para pelakunya. Tradisi bernama Sigajang Laleng Lipa tersebut terbilang ekstrem. Setiap tradisi ini dilangsungkan, selalu ada korban jiwa. Setiap orang yang mendengar kata si gajang laleng lipa tentu langsung terlintas dipikiran mereka mengenai pertarungan yang sangat mematikan. Si Gajang Laleng Lipa adalah salah satu budaya yang ada di Sulawesi Selatan. Dimana tradisi ini adalah mempertemukan dua orang laki laki dalam satu sarung untuk menyelesaikan sebuah permasalahan dengan cara berkelahi bahkan sampai salah satu diantaranya meninggal. Menggunakan nyawa sebagai taruhannya, menjadikan tradisi ini sangat mengerikan. Tradisi ini dilakukan sebenarnhya untuk menhyelesaikan masalah dari perwakilan dua keluarga. Tradisi ini dilakukan didalam satu sarung oleh dua orang dengan menggunakan senjata tradisional mereka yaitu badik yang terbuat dari baja.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4406 GELAP RUANG JIWA: TRADISI BONEKA NINI THOWONG PADA PENCIPTAAN KARYA BUSANA BERGAYA ANDROGINI 2024-08-30T06:14:26+00:00 Corlyne Janselia Marcelly Patrow janseliacorlyne@gmail.com Ida Ayu Kade Sri Sukmadewi srisukmadewi@isi-dps.ac.id Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana ratnacora@isi-dps.ac.id <p>&nbsp;Kesenian Nini Thowong adalah seni tradisi masyarakat Dusun Grudo, Bantul yang dimainkan sejak tahun 1938. Tradisi Boneka Nini Thowong merupakan karya seni peninggalan Jawa kuno dengan unsur ritual yang tinggi dengan memasukan roh ke dalam media boneka. Dalam ritual tradisi ini, Nini Thowong biasanya diberikan beberapa pertanyaan, ia akan menjawab dengan mengangguk atau menggelengkan kepalanya, terkadang juga dengan gerakan tidak terkontrol diiringi dengan alunan gamelan, dolanan, dan juga mantra yang dibacakan oleh sang pawang boneka Nini Thowong. Pada dahulu kala sebenarnya Nini Thowong bukan sekedar permainan biasa, tetapi adalah upacara untuk memanggil hujan, pengobatan, pesugihan, atau juga mencari barang yang hilang. Dari waktu ke waktu seni tradisi ini menyedot perhatian berbagai pihak dan menjadikan tradisi ini beralih fungsi menjadi aset wisata mistik. Penciptaan karya busana <em>ready to wear</em>, <em>ready to wear deluxe</em>, dan <em>couture</em> ini diwujudkan ke dalam karya dengan ide pemantik Tradisi Boneka Nini Thowong dengan <em>style</em> androgini. Tradisi Boneka Nini Thowong diwujudkan dengan menggunakan gaya ungkap analogi. Metode penciptaan yang digunakan terdiri dari delapan tahapan penciptaan “Frangipani” Desain <em>Fashion</em> dari Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, pada tahun 2016 yaitu meliputi <em>design brief, research and sourcing</em>, <em>analizing art fashion, narrating art fashion, production business</em>. Diharapkan ide dari penciptaan busana ini dapat menambah refrensi kepustakaan tentang Tradisi Boneka Nini Thowong, juga diharapkan hasil busana ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat luas tentang keberadaan Tradisi Boneka Nini Thowong dengan keunikannya yang sudah mulai terancam punah.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4408 NGARUWAT MARCAPADA: ANALOGI TRADISI APITAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN BUSANA MODEST BERKOLABORASI DENGAN LUH JAUM FASHION DESIGN AND TAILOR 2024-08-30T06:25:43+00:00 Dea Anggun Amanda amandadeaanggun35@gmail.com I Gusti Bagus Priatmaka baguspriatmaka@isi-dps.ac.id Ida Ayu Kade Sri Sukmadewi srisukmadewi@isi-dps.ac.id <p>Asal muasal acara ritual sedekah bumi (tradisi Apitan) dilaksanakan oleh penduduk Desa Juwangi di awali dengan peristiwa tidak amannya orang-orang setelah bepergian ataupun pulang dari berbelanja karena selalu kehilangan barang bawaan, kemudian menimbulkan keresahan bagi masyarakat Desa Juwangi. Ki Margopati selaku sesepuh Desa Juwangi melakukan semedi memohon petunjuk, Ki Margopati dalam semedinya dijumpai oleh Nyai dan Kyai Danyang dan mendapat petuah, setiap selesai panen, masyarakat harus mengadakan sesaji. Masyarakat Desa Juwangi selalu menyelenggarakan upacara ritual Apitan sampai sekarang sebagai bentuk ucapan syukur atas panen dan terbebasnya dari gangguan keamanan. Dalam melakukan upacara ritual Apitan selalu disertakan pertunjukkan tayub, ancakan, menyebarkan uang logam dan sesaji upacara ritual Apitan. Oleh karena itu penulis ingin memperkenalkan tradisi Apitan kepada masyarakat luas melalui penciptaan busana modest dan dipadukan dengan <em>edgy style</em>. Penciptaan busana ini mempergunakan teori Frangipani, The Secret Steps of Art Fashion (Frangipani, Tahapan-Tahapan Rahasia dari Seni Fesyen) oleh Ratna Cora merupakan tahapan penciptaan busana. Penciptaan karya busana <em>ready to wear</em> busana pria, <em>ready to wear deluxe</em> busana wanita, dan <em>semi couture</em> busana wanita dengan gaya ungkap analogi. Hasil dari penciptaan karya busana ini diharapkan dapat memberikan manfaat pengetahuan dalam bidang fashion.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4409 PATIH KUBU PARUT DESA SUKAWANA INSPIRASI PENCIPTAAN BUSANA BERGAYA ETNIK 2024-08-30T06:33:42+00:00 Gede Verdy Darma Utama verdydarma9@gmai.com Nyoman Dewi Pebryani dewipebryani@isi-dps.ac.id A.A. Ngurah Anom Mayun K. Tenaya anommayuna3@gmail.com <p>Konsep penciptaan karya busana untuk tugas akhir yang ditetapkan adalah <em>Diversity of Indonesia</em> yaitu Tradisi Posa Sukawana. Riset dilakukan terhadap ide pemantik sehingga menghasilkan lima kata kunci sebagai acuan dalam pengembangan desain pada karya. Kata kunci tersebut adalah <em>u</em><em>bi jalar, ilalang, kelakat, pohon pisang dan kayu dap – dap. </em>&nbsp;Pengimplementasian kata kunci yang digunakan adalah metode analogi. Penciptaan ketiga busana melalui tahapan proses dan menggunakan <em>skills</em> yang mahasiswa dapatkan ilmunya di perguruan tinggi, sehingga menjadi kunci keberhasilan terwujudnya karya. Proses tersebut meliputi menentukan <em>design brief,</em> melakukan <em>research and sourching,</em> menetapkan <em>concept list</em> dan <em>keywords,</em> melakukan <em>trend-color-designer-fabrics research</em>, membuat <em>maping collections</em>, membuat <em>mood board,</em> membuat sembilan <em>design development</em>, membuat sembilan <em>technical drawing</em> dari sembilan <em>design development</em>, menentukan desain terpilih, membuat <em>fashion bussines-marketing,</em> dan yang terakhir perencaanaan pertunjukan karya.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4410 PENCIPTAAN BUSANA BERNUANSA ETNIK DENGAN SUMBER INSPIRASI SIGALE-GALE DARI SUKU BATAK 2024-08-30T06:44:53+00:00 Hamniar hamniar.2005446@students.um.ac.id Endang Prahastuti endang.prahastuti.ft@um.ac.id Hapsari Kusumawardani endang.prahastuti.ft@um.ac.id Annisau Nafiah endang.prahastuti.ft@um.ac.id <p>Busana bernuansa etnik merujuk pada pakaian atau kostum yang terinspirasi oleh budaya, tradisi, dan warisan suatu kelompok etnis atau suku bangsa tertentu. Busana ini dibuat dengan acuan sigale-gale sebagai sumber inspirasi dari kebudaayan material suku batak. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan busana bernuansa etnik yang unik dan berbeda dengan menekankan kebudayaan dan inovasi. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan karya (<em>Practice-led research</em>) dengan 4 tahapan yaitu praperancangan, perancangan, perwujudan, dan penyajian. Hasil dari penelitian ini menghasilkan sebuah koleksi busana bernuansa etnik dengan judul “Manggale” yang terinspirasi dari kisah sigale-gale. Koleksi busana ini terdiri dari 2 look busana yang kemudian disajikan pada fashion show “Multiverse” di Universitas Negeri Malang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemahaman mengenai hubungan antar tradisi budaya lokal dan inovasi dalam industri fashion, serta menawarkan pandangan baru terkait penerapan teknik <em>patchwork</em> dalam menciptakan busana siap pakai yang berbeda dan berdaya saing di pasar global.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4411 ULUN BANGUN ORANG BASETAN MAKNA TRADISI BIDUK BEBANDUNG DALAM DUNIA FASHION 2024-08-30T06:50:28+00:00 Ketut Dina Aprilianti Dewi dinaapriliantidw055@gmail.com Nyoman Dewi Pebryani dewipebryani@isi-dps.ac.id Ni Kadek Yuni Diantari diantariyuni@isi-dps.ac.id <p>Penelitian ini mendeskripsikan pembuatan karya seni busana dengan mengangkat suatu kebudayaan yaitu Biduk Bebandung. Keunikan pada Tradisi Biduk Bebandung ini terdapat pada prosesi upacara atau ritual yang dilakukan. Keunikan akan Transportasi yang digunakan pada Tradisi ini berupa perahu kembar yang digunakan untuk menjemput atau menyambut tamu seperti Sultan, Raja, Pemangku Adat, Penglingsir dan pejabat. Tradisi ini dipilih sebagai ide pemantik dalam penciptaan karya busana <em>ready to wear</em>, <em>ready to wear deluxe </em>dan <em>h</em><em>aute </em><em>couture </em>dengan gaya ungkap analogi berdasarkan 5 kata kunci terpilih yaitu Perahu, merah, ular- ularan, Kelambu dan dayung. Proses penciptaan karya menggunakan metode dari Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, yaitu ‘’FRANGIPANI’’ Tahapan rahasia dari seni fesyen dengan menerapkan 10 tahapan penciptaan meliputi <em>design brief</em>, <em>research and sourching,</em><em> Anaqlizing Art fashion,</em><em> design development</em>, <em>prototypes</em> <em>&nbsp;sample and construction, the final collection, promo</em><em>si dan produksi,</em><em>marketing and branding, production </em>dan <em>the business</em><em> model canvas.</em>. Koleksi penciptaan ini diharapkan dapat menambah refrensi kepustakaan serta dapat menambah wawasan kita mengenai keberagaman, budaya serta manfaat pada tradisi – tradisi yang ada di nusantara serta mengenalkan Tradisi Biduk Bebandung ini kepada pembaca dan masyarakat akan kebudayaan Indonesia melalui karya busana sehingga kedepannya mampu menjadi inpirasi untuk masyarakat.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4413 BEKTI AMERTHA : TRADISI NGALANGI DI DESA JEMPITU SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA BERKOLABORASI DENGAN YUA SIGNATURE 2024-08-30T07:28:16+00:00 Luh Dian Suari luhdiansuari@gmail.com Ida Ayu Kade Sri Sukmadewi srisukmadewi@isi-dps.ac.id I Wayan Sujana wayansujana@isi-dps.ac.id <p>Tradisi Ngalangi merupakan tradisi tahunan yang sudah dilakukan secara turun menurun semacam sedekah laut oleh masyarakat Jepitu sebagai ungkapan rasa syukur pada Tuhan atas anugerah yang diberikan dan memohon rejeki untuk masa datang. Anugerah yang dimaksud terutama adalah hasil tangkapan ikan yang jumlahnya lumayan banyak, hingga bisa mencukupi kebutuhan masyarakat setempat. Dari tradisi tersebut, dituangkan menjadi ide pemantik untuk mewujudkan desain busana <em>ready to wear, ready to wear deluxe</em> dan <em>haute couture</em> yang kemudian dikemas dengan konsep busana edgy romantic.&nbsp;Penerapan busana menggunakan 5 <em>keyword</em> dalam wujud metafora yaitu: laut, kemakmuran, cinta, jaring, dan sesaji dengan menggunakan metode penciptaan frangipani oleh Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana. Ide dari busana ini&nbsp; nantinya diharapkan&nbsp; dapat&nbsp; menambah&nbsp; refrensi kepustakaan mengenai Tradisi Ngalangi. Serta nantinya busana ini dapat memperkenalkan tradisi nusantara kepada masyarakat Indonesia sehingga tradisi nusantara Indonesia tetap lestari.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4414 PATUNG PHOENIX KARYA I NYOMAN NUARTA DALAM BALUTAN URBAN STYLE 2024-08-30T07:35:58+00:00 Luh Irdila Prameswari irdilaprameswari@gmail.com I Gusti Bagus Priatmaka baguspriatmaka@isi-dps.ac.id Ni Kadek Yuni Diantari diantariyuni@isi-dps.ac.id <p>Patung Phoenix oleh Nyoman Nuarta mewujudkan representasi artistik yang menawan yang merayakan mitos phoenix, melambangkan kelahiran kembali dan transformasi abadi. Abstrak ini bertujuan untuk merangkum esensi dan signifikansi mahakarya Nuarta, menggali simbolisme rumit,dan proses kreatif dalam sebuah patung menjadi sebuah busana <em>ready to wear, ready to wear deluxe,cuture</em>. Patung burung phoenix Nyoman Nuarta berdiri sebagai bukti keahlian luar biasa dan interpretasi visioner sang seniman. Patung ini menampilkan perpaduan yang harmonis antara estetika kontemporer dan kesenian tradisional Indonesia, memikat penonton dengan bentuknya yang dinamis dan detail yang rumit. Melalui pengerjaan yang sangat teliti, Nuarta mengilhami patung dengan rasa hidup dan vitalitas yang tak terbantahkan, melampaui medium fisiknya untuk membangkitkan emosi dan narasi yang kuat. Phoenix Nyoman Nuarta memiliki pengaruh yang mendalam bagi para penontonnya. Saat pengamat terlibat dengan karya seni, mereka diundang untuk merenungkan perjalanan transformasi pribadi mereka sendiri, menemukan pelipur lara dan inspirasi dalam kemampuan burung phoenix untuk bangkit dari keterpurukan. Patung itu berfungsi sebagai pengingat kuat akan kapasitas manusia yang melekat untuk ketahanan dan potensi tak terbatas untuk pertumbuhan dan kelahiran kembali. Kesimpulannya, patung Phoenix Nyoman Nuarta adalah bukti menakjubkan akan kekuatan seni untuk melampaui batas fisik dan membangkitkan emosi yang mendalam. Melalui pengerjaan yang terampil, penceritaan simbolis, dan hubungan yang mendalam dengan warisan budaya Indonesia, Nuarta menciptakan karya seni menawan yang merayakan siklus kehidupan yang abadi, transformasi, dan semangat phoenix yang abadi&nbsp;</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4415 ETERNITY OF MAJESTY: ANALOGI KEINDAHAN ARSITEKTUR KATEDRAL SANTO YOSEF PONTIANAK DALAM BUSANA CLASSIC ELEGANT 2024-08-30T07:41:08+00:00 Ni Desak Made Amanda Arvia amandaarvia09@gmail.com Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana ratnacora@gmail.com Made Tiartini Mudarahayu tiartinimudarahayu@isi-dps.ac.id <p>Gereja Katedral Santo Yosef berdiri sejak 9 Desember 1909, merupakan gereja tertua di Paroki Keuskupan Agung Pontianak. Bangunan gereja dirancang oleh arsitek asli dari Kalimantan Barat didampingi Tim Asistensi Pembangunan Gereja. Model gereja mengacu arsitektur klasik "Corinten" yang terlihat dari kubah bulat sebagai kubah utama dan diatasnya ada kubah kecil lagi yang disebut "Rotunda". Bangunan Katedral St. Yosef Pontianak memiliki arsitektur bergaya roma dengan pilar-pilar besar, jendela-jendela kaca patri yang indah menggambarkan ilustrasi orang-orang kudus, namun tetap memiliki unsur kebudayaan Dayak yang melekat. Terdapat ornamen-ornamen Dayak berupa motif burung enggang dan motif Dayak lainnya yang terukir di pintu maupun dinding Katedral. Dalam penciptaan karya Tugas Akhir studi independent ini, penulis menggunakan <em>style</em> minimalis, klasik dan elegan yang dipadukan dengan unsur etnik. Bentuk busana yang sederhana, tidak menggunakan <em>layering </em>dan menggunakan warna dasar yang netral menjadi acuan penulis dalam pembuatan desain dan pemilihan bahan. Busana dengan ide pemantik Katedral Santo Yosef Pontianak menghasilkan tiga buah karya yaitu busana <em>ready to wear, ready to wear deluxe, semi couture. </em>Hal yang ingin ditonjolkan dalam penciptaan desain adalah siluet ruang setengah lingkaran menyerupai kubah, Dimana kubah tersebut merupakan icon dari Katedral Santo Yosef Pontianak. Selain siluet, teknik juga cukup diperhatikan untuk membuat susunan kain menyerupai kaca-kaca patri karena kaca patri sangat identik dengan Katedral. Desain yang sederhana dan warna dasar yang netral merupakan bentuk dari penerapa gaya busana minimalis dan elegan.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4416 THE UNIQUE A OLD ARTEFACT STONE'S DALAM BUSANA EDGY STYLE 2024-08-30T07:46:39+00:00 Ketut Ari Wartini niketutariwati07@gmail.com Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana ratnacora@gmail.com Made Tiartini Mudarahayu tiartinimudarahayu@isi-dps.ac.id <p>Di Indonesia memiliki banyak bentuk-bentuk proses penguburan dengan menggunakan wadah dan banyak ragamnya, hal ini merupakan menjadi bukti adanya kemampuan dan alam pikiran sendiri dan setiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing. Adanya perbedaan bentuk dan jenis wadah kuburan, pada satu sisi dapat dipandang sebagai suatu perkembangan yang mungkin bersifat lokal karena pengaruh lingkungan alamnya, tetapi dapat juga dianggap sebagai suatu proses perkembangan budaya dari masa ke masa. Bentuk-bentuk wadah kubur yang terbuat dari batu dapat dibedakan dalam beberapa jenis, misalnya: kubur dolmen (hybrid dolmen graves), kubur peti batu (stone-cist graves atau stoneslab graves), tempayan batu (stone vats), dan keranda batu atau sarkofagus (Heine Geldern 1945: 148-152; Soejono, 1977: 31) Masyarakat (suku) Minahasa yang terletak di Sulawesi Utara ini merupakan suku di Indonesia yang memiliki bentuk-bentuk budaya khas, yang berupa peninggalan berupa tradisi penguburan yang sudah ada pada zaman megalitik yang berupa kubur peti batu atau yang sering disebut dengan waruga. Dari hasil penelitian terlihat bahwa kubur batu waruga ini ternyata mempunyai beberapa ciri khas bentuk keragaman seperti tutupnya, tetapi ternyata beberapa keragaman bentuk tutup waruga ini tidak memperlihatkan adanya suatu simbol dari status sosial masyarakat pendukungnya, seperti contoh kebanyakan tradisi penguburan yang ada didaerah lain berciri megalitik lainnya.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4417 TELLU RONNA SITINRO: KEBERANIAN PERCIKAN SIRAWU SULO DALAM BUSANA BERGAYA CLASSIC ELEGANT 2024-08-30T07:50:42+00:00 Ni Komang Mella Puspita puspitamella60@gmail.com A.A. Ngurah Anom Mayun K. Tenaya anommayuna3@gmail.com Ni Kadek Yuni Diantari diantariyuni@isi-dps.ac.id <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; <em>Sirawu Sulo </em>tradisi tiga tahunan pada pesta panen Desa Pongka Kecamatan Tellusiattinge Kabupaten Bone. Penentuan waktu pelaksanaan tradisi <em>Sirawu Sulo </em>pada pesta panen Desa Pongka Kecamatan Tellusiattinge Kabupaten Bone yaitu pertama pemerintah masyarakat Desa Pongka melakukan musyawarah, selanjutnya dilakukan Mattara'esso (Penentuan Hari) dan setelah itu dilakukan pembentukan panitia. Kedua pelaksanaan tradisi Sirawu Sulo, ketiga hari terakhir, bentuk <em>custom </em>Makkalu'kampong dalam tradisi Sirawu Sulo yaitu pertama, pelaku custom Makkalu'kampong adalah Sanro, pemain tradisi Sirawu Sulo serta rombongan masyarakat Desa Pongka, kedua sesajen, ketiga iringan, iringan yang digunakan dalam <em>custom</em> <em>Makkalu'kampong</em> yaitu dua buah gendang, keempat kostum, tempat yang dilakukan custom Makkalu'kampong yaitu kuburan petta Makkuli Lajangnge, kuburan panglima Mabbaranie, bukit dan pusat tugu Desa Pongka.Hal-hal yang dianggap tabu selama perayaan bila dilanggar akan menimbulkan malapetaka. Penciptaan karya busana Prepared to wear luxurious dan haute couture ini ditujukkan untuk mewujudkan busana <em>classic rich</em> dengan tradisi Sirawu Sulo sebagai ide pemantik. Tradisi Sirawu Sulo diimplementasikan dengan teori analogi dan kata kunci yang terpilih. Metode penciptaan yang digunakan yaitu terdiri dari sepuluh tahapan penciptaan “Frangipani” Desain Mode dari Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, tahun 2016 meliputi <em>d</em><em>esign brief, research and sourching, design development, sample, prototype, dummy, final collection, promoting, branding, sale, production business.</em></p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4418 YUMANA LAWU METAFORA LABUHAN ALIT DALAM BUSANA URBAN EDGY 2024-08-30T07:55:12+00:00 Ni Made Budiawati mdBudiawatiwati@gmail.com A.A. Ngurah Anom Mayun K. Tenaya anommayuna3@gmail.com Ni Putu Darmara Pradnya Paramita putumita@isi-dps.ac.id <p>Yumana Lawu disesuaikan dengan makna dari Tradisi Labuhan Alit yaitu upacara labuhan yang dilakukan ke Gunung Merapi, Pantai Parangkusumo, dan Gunung Lawu yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta sebagai pelestarian tradisi yang telah diwariskan oleh para leluhurnya. Penamaan upacara tersebut berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan, yaitu: kata labuhan berasal dari kata dasar labuh yang berarti "dalam keadaan turun atau tergantung ke bawah seperti kelambu, tali jangkar, tirai, atau layar panggung". Labuhan Alit mengandung nilai kearifan lokal dan juga nilai filosofi yang menyangkut aspek-aspek penting dalam&nbsp; kehidupan&nbsp; manusia&nbsp; menjadi&nbsp; inspirasi&nbsp; penulis&nbsp; dalam menciptakan karya dengan proses penciptaan frangipani. Frangipani merupakan tahapan penciptaan karya diterapkan kedalam tiga kategori yaitu <em>busana ready to wear, ready to wear deluxe</em>, dan <em>haute couture</em>. Menggunakan pendekatan metafora dengan gaya <em>urban egdy</em> yang merupakan penggabungan antara kesan klasik namun tetap elegan yang kemudian disimpulkan menjadi karya yang berjudul Yumana Lawu.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4419 TEDHAK SITEN : SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA JOYFULL 2024-08-30T08:00:13+00:00 Ni Made Dhea Sasmitha Dewi deasasmitha44@gmail.com Nyoman Dewi Pebryani dewipebryani@isi-dps.ac.id Ni Putu Darmara Pradnya Paramita putumita@isi-dps.ac.id <p>Tedhak Sinten merupakan bagian dari adat dan tradisi masyarakat jawa, upacara ini dilakukan untuk anak yang baru pertama kali belajar berjalan atau menginjakkan pada tanah dan selalu ditunggu-tunggu oleh orang tua atau kerabat, tedak siten berasal dari dua kata "tedhak" berarti menampakkan kaki dan “siten” berasal dari kata "siti" yang berarti bumi, upacara ini dilakukan ketika seorang bayi berusia 7 bulan dan mulai belajar duduk dan berjalan di tanah. Melalui tradisi ini, saya ingin mewujudkan karya dalam balutan warna colorful dan pop-up, yang terinspirasi dari jadah 7 warna dalam prosesi tedha siten. Perpaduan dasar busana dengan warna putih, dan aksen-aksen tambahan busana dengan 6 warna lainnya, seperti merah, kuning, hijau, biru, jingga, dan ungu. Penambahan aksen-aksen bunga dengan menggunakan beberapa teknik, yang dimana terinspirasi dari kembang setaman dalam prosesi akhir tradisi tedhak siten. Desain busana yang loose dan terlihat santai dan nyaman digunakan. teknik-teknik yang akan digunakan dalam penambahan aksen-aksen pada busana tersebut antara lain, teknik lukis, teknik ombre dying, teknik slow stitching, dan teknik bakar. Serta adanya penambahan payet pada busana ready to wear deluxe dan adi busana.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4420 GETIH PHALA METAFORA TRADISI PUKUL SAPU DALAM BUSANA EXOTIC DRAMATIC 2024-08-30T08:04:24+00:00 Ni Made Vina Nandita Swari vinanandita2002@gmail.com I Gusti Bagus Priatmaka baguspriatmaka@isi-dps.ac.id Ni Putu Darmara Pradnya Paramita putumita@isi-dps.ac.id <p>Tradisi Pukul Sapu adalah tradisi suatu atraksi budaya berupa saling memukul badan hingga mengeluarkan darah anatar dua kelompok dengan menggunakan sapu lidi dari pohon enau. Tradisi upacara Pukul Sapu di negeri Morella sudah berlangsung lama dan selalu dilaksakan setiap hari ketujuh setelah hari raya Idul Fitri. Tradisi Pukul Sapu dipilih menjadi ide pemantik dalam penciptaan karya busana <em>ready to wear, ready to wear deluxe</em>, dan <em>couture</em> dengan menerapkan <em>style</em> busana <em>exotic dramatic</em> yang memiliki ciri khas sangat kental dengan kebudayaan. Desain karya busana juga diwujudkan dengan 5 keyword atau kata kunci yang terpilih dengan metode penciptaan FRANGIPANI oleh Tjok Istri Ratna Cora: yaitu <em>(1) Finding the brief idea, (2) Researching and sourcing of art fashion, (3) Narrating of art fashionidea by 2d or 3d visualization, (4)Making sample, dummy, and construction, (5) Interpreting of singularity art fashionwill be showed in the final collection, (6) Promoting and making a unique art fashion, (7) Navigating art fashionproduction by humanist capitalism method, (8) Introducing the art fashion business. (9) </em><em>Navigating art fashion production by humanist capitalism method. (10) Introducing the Art Fashion Business</em></p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4421 WANGUNAN BETENG URIP : ANALOGI RUMAH ADAT JOGLO PENCU PADA BUSANA BERGAYA LOGIC DENGAN UNSUR KULTURAL 2024-08-30T08:33:19+00:00 Ni Putu Melani Indartini melaniidartini@gmail.com Nyoman Dewi Pebryani dewipebryani@isi-dps.ac.id Made Tiartini Mudarahayu tiartinimudarahayu@isi-dps.ac.id <p>Rumah Joglo Pencu merupakan sebuah bangunan tradisional yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Joglo Pencu merupakan sebuah rumah hunian yang memiliki keunikan pada bagian struktur dan juga sejarah pendiriannya yang membedakannya dari rumah Joglo lainnya. Rumah Joglo Pencu sendiri merupakan karya seorang imigran China bernama The Ling Sing yang mana mualaf dan dipanggil Kiayai Telingsing. Aristektur Joglo Pencu memiliki perbedaan dengan Joglo&nbsp; lainnya, seperti pada tata ruangnya yang lebih sederhana, jenis atap yang digunakan, dan berbagai jenis ukiran yang diterapkan. Metode penciptaan menggunakan tahapan penciptaan "Frangipani" <em>Design Fashion</em> dari Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, tahun 2016. Dari sepuluh tahap nantiny akan digunakan hanya delapan tahap Rumah Joglo Pencu diwujudkan dalam bentuk analogi diterapkan dalam busana <em>ready to wear, ready to wear deluxe,</em> dan <em>haute couture</em> dengan kata kunci yang terpilih dengan menggunakan <em>style Logic</em>. Ide dari busana ini nantinya diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan mengenai arsitektur Indonesia salah satunya Joglo Pencu, dan dapat mengenalkan Joglo Pencu secara detail lebih luas kepada masyarakat.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4422 IRENG ING PURWA: ANALOGI TRADISI NYEPEG SAMPI SEBAGAI IDE PEMANTIK DALAM RANCANGAN BUSANA EDGY STYLE 2024-08-30T08:37:11+00:00 Ni Wayan Essya Putri Rahayu essyaputri5@gmail.com Ida Ayu Kade Sri Sukmadewi srisukmadewi@isi-dps.ac.id Ni Putu Darmara Pradnya Paramita putumita@isi-dps.ac.id <p>Rancangan busana <em>ready to wear</em>, <em>ready to wear deluxe</em>, dan semi <em>couture</em> dengan ide pemantik Tradisi <em>Nyepeg Sampi</em> menggunakan metodelogi Tjok Istri Ratna C.S. <em>FRANGIPANI</em>, <em>The Secret Steps of Art Fashion</em> (<em>FRANGIPANI</em>, Tahapan Rahasia dari Seni Mode). Filosofi, prosesi, sarana dan prasarana pelaksanaan tradisi <em>nyepeg sampi</em> akan dianalogikan kedalam bahasa <em>fashion</em> pada penciptaan karya busana <em>edgy style</em>. Tradisi<em> nyepeg sampi </em>merupakan serangkaian upacara <em>usaba kaulu</em> di Desa Adat Asak, Karangasem tradisi <em>nyepeg sampi</em> yang tergolong dalam Upacara <em>Butha Yadnya</em>. Pelaksanaan tradisi <em>nyepeg sampi</em> dilakukan dengan menjadikan sapi sebagai korban suci, dan ditebas oleh <em>sekaa teruna</em>.&nbsp; Tradisi <em>nyepeg sampi </em>dilaksanakan pada<em> sasih kaulu </em>yaitu bulan Januari atau Februari. Pelaksanaan tradisi<em> nyepeg sampi</em> pada saat <em>Usaba Kaulu </em>umumnya dilaksanakan sepenuhnya oleh <em>Sekaa Teruna Deha</em>, mulai dari persiapan sarana upacara, susunan acara, hingga pendanaan ditanggungjawabi sepenuhnya oleh<em> Sekaa Teruna Deha</em> Desa Adat Asak, khususnya <em>sekaa teruna</em>-nya. Tujuan pelaksanaan Tradisi <em>nyepeg sampi</em> yaitu agar tercapai kehidupan yang dianugrahi keseimbangan, kemakmuran, keselamatan, dan kebahagiaan lahir-batin bagi masyarakat Desa Asak.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4423 JULUK ADOK : TRADISI CAKAK PEPADUN LAMPUNG DALAM PENCIPTAAN BUSANA READY TO WEAR, DELUXE DAN SEMI COUTURE 2024-08-30T08:42:18+00:00 Siti Wasi’aturrizqi turizkikiki@gmail.com Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana ratnacora@gmail.com Made Tiartini Mudarahayu tiartinimudarahayu@isi-dps.ac.id <p>Tradisi Cakak Pepadun dari Lampung, Sumatera, memiliki akar sejarah dari Kerajaan Lampung pada abad ke-17. Sebagai seni bela diri khas, Cakak Pepadun telah menjadi bagian vital dari kehidupan masyarakat Lampung selama berabad-abad. Nilai-nilai tradisionalnya tetap dijaga dan diajarkan melalui pelatihan dan pertunjukan. Dalam mempromosikan budaya Lampung, penggunaan berbagai jenis busana seperti Ready to Wear, Deluxe, dan Semi Couture memegang peran penting. Perbedaan antara ketiganya terletak pada kualitas, eksklusivitas, dan harga. Dalam era modern, pengembangan proses pengenalan budaya adat penting untuk menarik perhatian baik dari lokal maupun luar Lampung, membantu melestarikan dan memperkaya warisan budaya di tengah perubahan zaman.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4424 The Grandeur of the Eruption of Benteng Belgica Representasi Benteng Belgica dalam Busana Bergaya Exotic Dramatic 2024-08-30T08:46:48+00:00 Tyasa Romadhona Jaya Suganda tyasaromadhona88@gmail.com I Gusti Bagus Priatmaka baguspriatmaka@isi-dps.ac.id Made Tiartini Mudarahayu tiartinimudarahayu@isi-dps.ac.id <p>Benteng Belgica merupakan benteng pertahanan yang dibangun oleh Portugis pada abad ke-16 di Pulau Banda Neira, Maluku. Benteng ini dibangun guna menghadapi perlawanan rakyat Banda akan penentangan monopoli perdagangan pala oleh VOC. Selama masa perang dunia, benteng ini telah 3 kali mengalami pergantian kepemilikan yakni Portugis, Belanda, dan Indonesia. &nbsp;Kontruksi bangunan yang terdiri dari dua tumpuk membuat benteng ini sangat kokoh. Dengan pola dasar bangunan segilima atau lebih dikenal pentagon membuat benteg Belgica memiliki lima titik pengamatan utama yang setiap titiknya terdapat bastion dan Menara pengamatan. Dengan keunikan benteng ini yang merupakan ikon dari uang pecahan 1000 rupiah menjadikan penulis ingin leboh memperkenalkan Benteng Belgica dalam nuansa busana extotic dramatic kedalam tiga jenis busana yakni ready to wear busana pria, ready to wear deluxe busana Wanita, dan Semi Couture busana Wanita. Dalam penciptaan karya penulis menggunakan metode FRANGIPANI merupakan 10 tahap penciptaan busana dan gaya ungkap analogi.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/4425 ANGSU LUBHYATI : THE THIEF OF NAWANGWULAN IN SEXY ALLURING STYLE 2024-08-30T08:55:55+00:00 Yuliana Maria ym300501@gmail.com A.A. Ngurah Anom Mayun K. Tenaya anommayuna3@gmail.com Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana ratnacora@gmail.com <p>Salah satu lukisan karya sang pelukis maestro legendaris Basuki&nbsp; Abdullah yang berjudul " Jaka Tarub " merupakan karya lukisan terkenal, memiliki nilai seni tinggi dan cerita rakyat. Dibalik lukisan ini ada cerita dan kisah tentang jaka tarub dan tujuh bidadari yang turun ke bumi untuk mandi yang kemudia oleh Basoeki Abdullah dilukiskan menjadi eksotis dan sekaligus erotis di tangannya. Ada 10 tahapan penciptaan “Frangipani” Desain <em>Fashion</em> dari Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, Penciptaan karya busana <em>ready to wear</em>, <em>deluxe</em> dan semi <em>haute Couture</em> ini di buat untuk mewujutkan busana <em>sexy alluring</em> dengan mengambil lukisan Joko Tarub sebagai ide pemantik. Lukisan Joko Tarub ini diimplementasikan dalam karya dengan menggunakan teori metafora dan kata kunci yang terpilih yaitu, eksotis,pria,merah,selendang,gesture. Metode penciptaan yang tahun 2016 meliputi <em>design brief, research and sourching, design development, sample, prototype, dummy, final collection, promoting, branding, sale, production business</em>.&nbsp; Diharapkan karya ini nantinya dapat menambah kepustakaan dibidang mode dengan teori metafora lukisan Joko Tarub yang akan diimplementasikan dalam busana bergaya <em>sexy alluring</em>.</p> 2024-08-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024