https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/damar/issue/feed JURNAL DAMAR PEDALANGAN 2024-06-12T06:09:48+00:00 Dru Hendro druhendro21@gmail.com Open Journal Systems <p>Nama Jurnal : Jurnal Damar Pedalangan<br />Frekuensi : Terbit 2 kali dalam setahun (Juli dan Oktober)<br />Online ISSN : <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210617470830437">2798-2823</a><br />Editor-in-chief : Dru Hendro<br /><span style="font-family: 'Noto Sans', 'Noto Kufi Arabic', -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, 'Helvetica Neue', sans-serif;">Co Editor-in-chief : I Gusti Ngurah Gumana Putra<br /></span>Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP, Institut Seni Indonesia Denpasar<br />Indexing : <a href="https://scholar.google.com/citations?hl=en&amp;user=AdMIMjYAAAAJ&amp;hl=en&amp;oi=ao">Google Scholar</a> | <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/35544" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a><span style="font-family: 'Noto Sans', 'Noto Kufi Arabic', -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, 'Helvetica Neue', sans-serif;"><br /></span>Lisensi : <a href="https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/" target="_blank" rel="noopener">CC-BY 4.0</a><span style="font-family: 'Noto Sans', 'Noto Kufi Arabic', -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, 'Helvetica Neue', sans-serif;"><br /></span>Archiving : <a href="https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/damar/gateway/clockss" target="_blank" rel="noopener">CLOCKSS</a>, <a href="https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/damar/gateway/lockss" target="_blank" rel="noopener">LOCKSS</a><br /><br /></p> https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/damar/article/view/3718 Penciptaan Teater Wayang Cili “Kalulut Asih” 2024-06-03T03:07:53+00:00 Ngurah Made Asmara Jaya aryaasmara0702@gmail.com I Made Marajaya imademarajaya@isi-dps.ac.id I Kadek Widnyana kadekwidnyana@isi-dps.ac.id <div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Zaman modernisasi seperti saat ini sangat membawakan perkembangan yang sangat luas. Terlebih dalam kesenian wayang. Perkembangan zamanlah yang sekaligus mengembangkan kesenian wayang menjadi kesenian yang inovatif. Dengan adanya hal tersebut penata menciptakan sebuah karya baru dalam seni pewayangan yang terinspirasi pada salah satu tradisi adat Bali yaitu Cili yang memiliki makna sebagai Dewi Sri atau Dewi Kesuburan. Cili tersebut ditrasnformasikan ke dalam bentuk wayang yang kemudian dikemas dalam bentuk seni teater sehingga terciptalah Teater Wayang Cili “Kalulut Asih”. Proses penciptaan Teater Wayang Cili “Kalulut Asih” menggunakan metode sumber Sanggit atau Kawi Dalang yang dikemukakan oleh I Nyoman Sedana dengan tahapan sebagai berikut: a. Pandulame yaitu imajinasi, penata terimajinasi atau terinspirasi dari bentuk cili yang hanya dijadikan sarana upacara, dari hal tersebut muncullah ide penata agar wayang tersebut dapat digerakkan seperti menggerakkan wayang golek. B. adicita/Adirasa yaitu ide konsep wayang cili dikembangkan ke dalam bentuk cerita yang dapat diterima oleh masyarakat khususnya pada kalangan remaja. c. sranasasmaya yaitu properti yang digunakan sebagai pelengkap keberlangsungan pementasan, d. Gunatama atau art skill yaitu ketrampilan pendukung menuangkan improvisasi saat teater ditampilkan.</p> </div> </div> </div> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/damar/article/view/3721 Penciptaan Karya Wayang Goni Tiga Dimensi “Quarter Life Crisis” 2024-06-03T03:17:52+00:00 I Nyoman Darma Rahyuda mangama.co@gmail.com I Made Sidia Paripurna2@gmail.com I Bagus Wijna Bratanatyam wijnabratanatyam@isi-dps.ac.id <div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Pada dasarnya konsep dari Wayang Goni Tiga Dimensi ini adalah terapan dan pengembangan dari pertunjukan wayang konvensional. Dimana pesan atau tetuek yang disampaikan oleh dalang dapat diterapkan dikehidupan manusia. Akan tetapi, berkembangnya jaman dan tingkatan umur manusia yang cenderung menyukai sesuatu hal yang baru, disini penulis ingin menyampaikan pesan atau tetuek tersebut dengan media dan pertunjukan yang sedikit modern. Penciptaan karya seni Wayang Goni Tiga Dimensi ini mengangkat konflik permasalahan yang terjadi pada anak muda dengan rentang usia 20-30 tahun, yang biasa disebut dengan quarter life crisis. Dalam fenomena ini akan merasakan sebuah kecemasan atau kekhawatiran terhadap masa depan mereka sendiri karena banyaknya tingkatan ekonomi sosial masyarakat yang berbeda-beda. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Teori Kawi Dalang yang digagas oleh Prof. I Nyoman Sedana, yaitu Pandulame (Alam Imajinasi Keindahan), Adicita Adirasa ( Ide dan Rasa ), Sranasasmaya ( Media atau Sarana ), Gunatama ( Skill dan Bakat Keterampilan Khusus). Dalam garapan Wayang Goni Tiga Dimensi Quarter Life Crisis mengandung nilai-nilai estetika didalamnya, dapat dilihat pada pengkarakteran sebuah Wayang Goni Tiga Dimensi yang menganalogikan dua perbedaan sifat manusia yang bersifat kontras dan tidak bisa bersatu, hal ini tercantum dalam mitologi hindu yaitu Rwa Bhineda. Serta penggunaan media motions graphic yang dikombinasi dalam seni pertunjukan teater Wayang Goni Tiga Dimensi, yang menambah nilai visual yang cukup tinggi dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan penulis. Komposisi musik yang digunakan dalam wayang ini menggunakan konsep film dengan bentuk musik yang cenderung melankolis dari piano dan memunculkan visual musik dari setiap adegannya.</p> </div> </div> </div> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/damar/article/view/3722 Teater Wayang Kaca “Rawi Muksha” 2024-06-03T03:21:49+00:00 I Kadek Handre Satyana Stynandre@gmail.com I Gusti Ngurah Gumana Putra gumjuse@gmail.com I Made Sidia madesidia@isi-dps.ac.id <div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Pertunjukan karya Teater Wayang Kaca dengan judul “Rawi Muksha” mengangkat tentang tema tentang Perjuangan wanita dengan tujuan untuk mencapai kehormatan yang tertinggi dikarenakan pada jaman globalisasi yang melibatkan generasi muda banyak mengalami kasus pelecehan seksual, kekerasan terhadap wanita dan lain- lain. Oleh karena itu penata menghubungkan pertunjukannya dengan cerita Sabha Parwa saat Dewi Drupadi yang dilecehkan pada saat perjudian antara pandawa dan korawa. Dengan diambilnya cerita tersebut memberikan pesan- pesan dan makna tentang wanita yang memperjuangkan sebuah kehormatannya hal ini ditujukan khusus untuk generasi muda pada jaman globalisasi saat ini khususnya (wanita). Berdasarkan metode sanggit kawi dalang bagian catur datu kaywa yang berisikan tentang pandulame, adicita adirasa, gunagina gunamanta, dan srana sasmaya dapat dijadikan sebagai acuan untuk membuat karya pertunjukan karena isiannya dapat mempermudah penata dalam membuat karya Teater Wayang Kaca “Rawi Muksha”. Oleh karena itu dengan adanya skrip karya mempermudah dan dapat dimanfaatkan oleh generasi muda (wanita) untuk mengetahui lebih jauh tentang wanita pada jaman dahulu memperjuangkan dan menjaga kehormatannya serta dari hal tersebut dapat menginspirasi generasi muda (wanita) untuk lebih menjaga etika dan tata krama karena hal tersebut terhadap kehidupan kedepannya.</p> </div> </div> </div> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/damar/article/view/3740 Pelatihan Pertunjukan Wayang Kulit Tradisi Di Desa Adat Batur “Karya Sudhaningrat” 2024-06-12T04:19:26+00:00 I Kadek Yogi Mahendra kadekyogimahendra17@gmail.com Dru Hendro druhendro21@gmail.com Ni Komang Sekar Marhaeni sekarkomang65@gmail.com <p>Dilihat dari perkembangan zaman di masa sekarang dimana segala hal sudah bersifat inovasi hal tersebut menyebabkan tradisi mulai tidak diminati oleh generasi muda. Dilihat dari budaya khususnya seni pertunjukan Wayang Kulit di masa sekarang sudah sangat rendah kesksistensiannya di masyarakat, hal ini tidak hanya di alami di satu daerah namun hampir semua daerah di Bali memiliki masalah sepereti ini. Di Bali Utara khususnya di Desa Adat Batur yang dimana kesenian Wayang Kulit Tradisi sangat berperan penting sebagai pelengakap upacara yang diselenggarakan di Pura Ulun Danu Batur, walaupun demikian sangat susah sekali untuk mendapatkan generasi muda yang mau untuk mempelajari kesenian Wayang Kulit Tradisi. Dari permasalahan yang terdapat di Desa Adat Batur penulis melakukan program pembelajaran pertunjukan Wayang Kulit Tradisi kepada salah satu masyarakat yang ingin mendalami di duni seni Pedalangan bliau adalah I Made Sasmika. Ada beberapa tahapan yang dilakukan di dalam proses pembelajaran pertunjukan Wayang Kulit Tradisi antara lain mulai dari memberikan pemahaman tentang kesenian Wayang dan pemilihan gaya pementasan yang pantas dijadikan sebagai dasar pembelajaran. Dalam proses pembelajaran ini dipilih Style pementasan Sukawati karena di dalam pertunjukan Wayang Sukawati sangat banyak terdapat komponen – komponen yang membangun di dalam pementasan. Pada tahap pertama pembelajaran, peserta didik diberikan materi gending Alasarum diserta gerak Wayang, dilanjutkan dengan Penyacah Parwa sebagai sinopsis di dalam pertunjukan wayang yang menggunakan bahasa kawi, tahap ketiga mempelajari gending Bebaturan dan gerakan Mangkat, dilanjutkan dengan mempelajari Tarian Delem dan Siat Wayang. Dengan adanya program ini semoga kedepannya kesenian Wayang Kulit Tradisi di Desa Adat Batur bisa lestari tidak hanya di Batur saja, juga di tempat lain agar bisa terus diminati dan dilestarikan.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/damar/article/view/3741 Wayang Pakeliran “Caru Somya Hita” 2024-06-12T04:36:23+00:00 Ngurah Bagus Subamia ngurahsubamia22@gmail.com I Nyoman Sedana nyomansedana@isi-dps.ac.id I Bagus Wijna Bratanatyam bagusnatya89@gmail.com <p>Studi/projek independen dilatarbelakangi oleh tujuan adalah suatu progam pembelajaran yang dimana memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan pembelajaran diluar lingkungan kampus seperti di sanggar, komunitas, dan lain-lain. Tujuan dari progam ini tiada lain yaitu mengembangkan potensi-potensi dalam menciptakan suatu karya pertunjukan bagi mahasiswa itu sendiri yang akan dibimbing langsung mitra dari sanggar tersebut sehingga kedepannya bisa menjadikan seniman yang berakademisi dan dipercaya oleh masyarakat setempat, dan juga sebagai syarat perkuliahan progam MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) saat ini. Pada kesempatan kali ini penata memilih Sanggar Seni Buratwangi di pulau Lombok Provinsi NTB. Penciptaan karya Pakeliran Wayang “caru Somya Hita” kali ini, yaitu menggunakan metode berbasis riset (penelitian) yang bernama teori Sanggit (Kawi Dalang). Metode ini terdiri dari Catur Datu Kawya yang digunakan untuk merumuskan dan mewujudkan suatu konsep sehingga tercipta suatu produk atau karya seni. Pakeliran Wayang ini tidak jauh berbeda dengan pakeliran wayang tradisi, aspek tradisipun dilibatkan kedalam sebuah karya ini dengan penambahan komponen- komponen yang tidak digunakan pada pakem tradisi, tujuan untuk lebih menambah minat masyarakat dalam menonton pertunjukan wayang yang adiluhung. Penulis memiliki harapan untuk semua hasil garapan mahasiswa dan para seniman agar dapat berkarya dengan baik. Berkarya seni atau penuangan imajinasi kedalam benda pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan mengolah sesuatu agar mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran gambaran yang baru, komponen sederhana tentunya pasti bisa menjadi berguna dan bernilai jual tinggi jika kita pandai untuk mengolah komponen itu dengan kreasi dan pemikiran yang kreatif.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/damar/article/view/3742 Gagar Teater Wayang Lingkungan 2024-06-12T04:44:28+00:00 I Made Satriadi Wisena satriadiwisenaburnout@gmail.com I Ketut Kodi iketutkodi@gmail.com I Gusti Putu Sudarta gustisudarta@isi-dps.ac.id <p>Indonesia merupakan Negara yang kental akan tradisi dan budaya, yang dimana di Pulau Bali memiliki sebuah keyakinan ilmu pengetahuan yaitu Tri Hita Karana, yang berarti hubungan alam dengan manusia, hubungan tuhan dengan manusia, dan hungungan manusia dengan manusia. Dengan melihat kejadian dilapangan yaitu pengurugan lahan berluaskan 838 hektar di pantai Teluk Benoa, yang akan dijadikan sebuah pulau baru. Lahirnya sebuah ide dari penulis untuk mengangkat sebuah garapan Teater Lingkungan Pakeliran Wayang, garapan ini akan dipergunakan sebagai media penuntun, penyuluhan kepada masyarakat sekitar, regional, nasional maupun internasional, didalam prihal sangat pentingnya menjaga dan memelihara ekosistem alam.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/damar/article/view/3743 Pelestarian Seni Pertunjukan Wayang Kulit Tradisi di Desa Adat Batur 2024-06-12T05:51:59+00:00 I Komang Agus Pramana pramanaagus07@gmail.com Ni Komang Sekar Marhaeni sekarkomang65@gmail.com Dru Hendro druhendro21@gmail.com I Ketut Sudiana ketutsudiana@isi-dps.ac.id <p>Desa Adat Batur merupakan salah satu desa adat tua di Bali, dimana desa ini memiliki banyak sekali potensi dalam bidang seni yang ada, seperti Wayang Kulit, Tari Baris, dan Seni Kerawitan, seluruh potensi kesenian yang ada di Desa Adat Batur sangat erat kaitanya dengan tradisi dan upacara adat, oleh karena itu, upaya pelestarian dari kesenian ini mestinya harus tetap dijaga. Dengan adanya perubahan Era globalisasi sekarang ini dapat menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern, akibatnya masyarakat cendrung untuk memilih kebudayan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal, permasalahan ini dapat ditemukan di Desa Adat Batur. Dimana dengan adanya pola hidup modern salah satu kesenian yaitu Seni Pedalangan/Wayang Kulit mulai mengalami kemunduran dan hampir saja punah. Faktor yang menyebabkan seni tradisi dan budaya lokal di Desa Adat Batur mulai dilupakan dimasa sekarang adalah; kurangnya generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan mewarisi kebudayaanya sendiri. Oleh karena itu, dalam mewujudkan upaya pelestarian Seni Pertunjukan Wayang Kulit Tradisi di Desa Adat Batur penulis melakukan kegiatan dengan metoda Culture Expericence dengan pelaksanaan secara langsung di lapangan dan melibatkan masyarakat lokal dalam pelatihan Seni Pedalangan. Serta menggunakan metode penulisan secara kualitatif dengan teknik studi pustaka dalam mengumpulkan data.</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/damar/article/view/3744 Nilai-Nilai Estetika Hindu Wayang Kulit Bali: Studi Kasus Internalisasi Jana kertih Melalui Karakter Tokoh Pandawa, Sebagai Media Representasi Ideal Manusia Unggul 2024-06-12T06:09:48+00:00 I Dewa Ketut Wicaksandita wicaksandita@isi-dps.ac.id Sang Nyoman Gede Adhi Santika adhisantika@isi-dps.ac.id I Dewa Ketut Wicaksana dewawicaksana@isi-dps.ac.id I Gusti Made Darma Putra dalangcilik99@gmail.com <p>Nilai-Nilai Estetika Hindu Wayang Kulit Bali:<br>Studi Kasus Internalisasi Jana kertih Melalui Karakter Tokoh Pandawa,<br>Sebagai Media Representasi Ideal Manusia Unggul</p> 2024-04-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024