Aspek Tatwa, Susila, dan Upacara dalam Menanggap Wayang Kulit Bali di Desa Kukuh Tabanan

Authors

  • Ida Bagus Eka Darma Putra
  • I Made Marajaya

DOI:

https://doi.org/10.59997/dmr.v1i1.692

Keywords:

Apek, Tatwa, Susila, Upacara

Abstract

Dalam etnologi wayang banyak aspek yang mempengaruhi tradisi-tradisi dan kebudayaan khususnya di Bali. Aspek yang pertama yaitu aspek tatwa yang dimana tatwa itu sebagai landasan kepercayaan, logika, kaidah-kaidah, peraturan, ilmu, nilai-nilai yang ada dalam ajaran agama. Aspek yang kedua ada susila yang mana susila tersebut adalah prilaku seseorang terhadap ajaran-ajaran agama yang sudah diajarkan turun temurun oleh leluhur. Yang terakir adanya upakara/upacara yang mana upakara tersebut sanggat penting dalam upacara yang digelar agama hindu di bali, saat menanggap wayang juga harus menggunakan upakara, saat pertunjukan juga harus menggunakan upakara, maka dari itu upakara itu sangatlah peting dalam upacara agama hindu. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, pergerakan-pergerakan sosial atau hubungan kekerabatan. Permasalahan pokok dalam penelitian kualitatif adalah makna yang menjadi hakekat kualitatif yang ditentukan oleh suatu dimensi kedalaman dan kedalaman ini tidak tertangkap walaupun sampel diperluas sejauh mungkin untuk menyaring lebih banyak data. Hasilnya menunjukkan bahwa: pertama Wayang selalu dipentaskan pada saat upacara yadnya digelar, baik itu di  pura maupun perumahan. Ketika wayang wayang lemah dipentaskan selalu berbarengan dengan pementasan topeng sidakarya sebagai pelengkap upacara, dan nantinya  tirta (air suci) sebagai pemuputnya. Kedua susila erat kaitannya denga etika  dan prilaku manusia, dalam etika disini akan membahas lebih banyak tentang prilaku orang yang menanggap dalang wayang kulit di Desa Kukuh. Ketiga acara akan mengarhkan kita tentang upacara yadnya yang di gelar dan upacara yadnya yang harus berisikan pementasan wayang sebagai pelengkap upacara,  biasanya upacara yadnya di Bali semua menggunakan pertunjukan wayang sebagai pelengkap upacara. Dari paparan panca yadnya semua yadnya menggunakan wayang sebagai pelengkap upacara, seperti Dewa Yadnya, menggunakan wayang sebagai wali, tujuan menanggap wayang disini adalah “nunas tirta wayang” dimana tirta wayang dan topeng sidakarya biasanya dijadikan pemuput karya, selesai tirta dari sulinggih tirta wayang dan topeng sangatlah penting.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2021-08-21

How to Cite

Darma Putra, I. B. E., & Marajaya, I. M. (2021). Aspek Tatwa, Susila, dan Upacara dalam Menanggap Wayang Kulit Bali di Desa Kukuh Tabanan. JURNAL DAMAR PEDALANGAN, 1(1). https://doi.org/10.59997/dmr.v1i1.692

Issue

Section

Articles