https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/hastagina/issue/feed HASTAGINA: JURNAL KRIYA DAN INDUSTRI KREATIF 2023-12-04T02:35:52+00:00 I Nyoman Laba [email protected] Open Journal Systems <p>Nama Jurnal : Hastagina: Jurnal Kriya dan Industri Kreatif<br />Frekuensi : Terbit 2 kali dalam setahun<br />Online ISSN : <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210617470830437" target="_blank" rel="noopener">2829-7393 </a><br />Editor-in-chief : I Nyoman Laba<br /><span style="font-family: 'Noto Sans', 'Noto Kufi Arabic', -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, 'Helvetica Neue', sans-serif;">Co Editor-in-chief : Ida Ayu Gede Artayani<br /></span>Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP, Institut Seni Indonesia Denpasar<br />Indexing : <a href="https://scholar.google.com/citations?hl=id&amp;user=99PLCRAAAAAJ" target="_blank" rel="noopener">Google Scholar</a> | <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/35592" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a><span style="font-family: 'Noto Sans', 'Noto Kufi Arabic', -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, 'Helvetica Neue', sans-serif;"><br /></span>Lisensi : <a href="https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/" target="_blank" rel="noopener">CC-BY 4.0</a><span style="font-family: 'Noto Sans', 'Noto Kufi Arabic', -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, 'Helvetica Neue', sans-serif;"><br /></span>Archiving : <a href="https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/hastagina/gateway/clockss" target="_blank" rel="noopener">CLOCKSS</a>, <a href="https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/hastagina/gateway/lockss" target="_blank" rel="noopener">LOCKSS</a></p> https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/hastagina/article/view/2802 Mitologi Warak Ngendog Sebagai Sumber Ide Motif Batik Kontemporer Gaya Semarangan 2023-08-30T14:42:37+00:00 Riska Mawati [email protected] Darwoto Darwoto [email protected] <p>Karya motif batik Warak Ngendog sebagai sumber ide menggunakan teknik batik tulis gaya semarangan pewarnaan remasol namun tetap bergaya semarangan. Karya diaplikasikan sebagai kaian panjang jarit sapit urang. Penciptaan motif batik Warak Ngendog ini merupakan symbol akulturasi tiga etnis kebudayaan yang mendiami Kota Semarang yaitu Cina, Arab dan Jawa. Metode perancangannya mengacu pada teori perancangan Gustamiyakin, tahapan eksplorasi dengan mendalami ilustrasi Warak Ngendog. Tahap perancangannya untuk mewujudkan produk dengan menggunakan teknik batik tulis dengan menggunakan teknik batik tulis serta tahap terakhir berupa perwujudan karya. Serta mendalami cerita budaya atau <em>history culture</em> untuk lebih menguasai Warak Ngendog. Hasil Akhir pada perancangan ini berupa produk tekstil berupa batik tulis dengan motif yang bersumber ide dari Warak Ngendog. Produk tekstil ini berupa kain panjang yang bisa digunakan<em> jarek</em> sapit urang yang dipadukan dengan atasan koko dan bawahan alusan.</p> 2023-12-04T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 HASTAGINA: JURNAL KRIYA DAN INDUSTRI KREATIF https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/hastagina/article/view/2913 Pengayaan Penerapan Ornamen Pada Usaha Arsitektur Bali di PT. Sraya Bali Style Batubulan, Sukawati, Gianyar 2023-12-04T02:35:52+00:00 Abdul Manan [email protected] I Made Gede Arimbawa [email protected] I Wayan Suardana [email protected] <p>Seni kriya merupakan sebuah karya yang menekankan keterampilan tangan dalam proses berkarya dan mengutamakan bentuk-bentuk dan kerajinan yang diciptakan dengan fungsi tertentu, persoalan magang/praktik kerja mbkm ini, bertujuan ingin mengetahui keberadaan eksistensi perusahaan yang ada di PT. sraya bali style. Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu observasi, wawancara, partisipasi, dokumentasi. Dalam pengumpulan data ini berharap mendapatkan pengetahuan adapun gambaran terkait pengolahan bahan, proses pembuatan, dan perwujudan. Hasil dari kegiatan magang/praktik kerja di PT. Sraya Bali Style dapat menjadi sebuah metode dalam berkarya dengan penerapan alih pengetahuan, alih keterampilan, dan alih teknologi. Kesimpulan dalam Pengayaan dilakukan di perusahaan PT. Sraya Bali Style sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan magang/praktik kerja dengan ini penulis mandalami semua pengatahuan yang ada terutama pada tehnik ukir tradisional yang ada di perusahaan tersebut sehingga penulis bisa menciptakan sebuah karya yang diterapkan pada hiasan dinding dengan motif ornamen madura.</p> 2023-12-04T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/hastagina/article/view/2765 Pengembangan Desain Motif Batik Babon Angrem Dikombinasikan Motif Topeng Panji Bekonang 2023-08-24T08:15:28+00:00 Nathaly Efata Prasetyo [email protected] Setyawan Setyawan [email protected] <p>Hilangnya cerita dan ciri khas Batik Bekonang akibat munculnya teknologi dan kemajuan zaman menjadi inspirasi dalam pembuatan perancangan ini. Menampilkan pengembangan desain batik Bekonang dengan motif keraton Babon Angrem dan motif alam kupu-kupu. Dipadukan motif terinspirasi Topeng Panji Bekonang, yang juga mengalami dampak dari kemajuan zaman, menjadi ide perancangan. Tujuan pengembangan desain perancangan ini agar dengan hadirnya teknologi di zaman yang semakin modern tidak menyebabkan hilangnya nilai-nilai budaya dari sebuah karya seni tetapi sebagai bentuk pelestarian budaya tanpa meninggalkan nilai didalamnya. Untuk mencapai tujuan dari perancangan, menggunakan teori desain Bram Palgunadi yang terdiri dari tiga tahap proses metode desain, yaitu proses eksplorasi, proses ekstraksi, dan titik terminasi. (1) Proses Eksplorasi, proses analisis merupakan pendalaman atas sejumlah hal berkaitan dengan permasalahan yang ada. (2) Proses Ekstraksi, proses pengerucutan dan pembuatan kesimpulan. (3) Titik Terminasi, proses perencanaan kegiatan (<em>planning</em>), evaluasi (<em>evaluation</em>), melihat kembali (<em>review</em>), dan presentasi. Tahap proses tersebut dijabarkan dalam empat langkah operasional, yaitu; studi kelayakan desain, analisis aspek desain dan penyusunan konsep, penjabaran dan pembuatan desain, dan terakhir proses test produk. Hasil perancangan ini berupa desain motif Batik Bekonang Babon Angrem dipadukan dengan motif terinspirasi Topeng Panji Bekonang. Produk tersebut dijadikan busana dress untuk wanita berusia 19-27 tahun. Menggunakan teknik batik tulis dengan pewarnaan colet remasol. Bahannya berupa kain katun jepang.</p> 2023-12-04T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 HASTAGINA: JURNAL KRIYA DAN INDUSTRI KREATIF https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/hastagina/article/view/2733 Perancangan Batik Tulis Warna Alam Teknik Negative Painting Dengan Inspirasi Semanggi Surabaya 2023-08-08T07:12:37+00:00 Syahda Putri Nariswari [email protected] Tiwi Bina Affanti [email protected] <p>Perancangan berjudul “Perancangan Batik Tulis Warna Alam Teknik <em>Negative Painting</em> dengan Inspirasi Semanggi Surabaya” merupakan sebuah karya yang dilatarbelakangi oleh kurangnya minat masyarakat terhadap motif batik Semanggi Surabaya. Produk batik semanggi kurang berkembang dan berdaya saing dikarenakan adanya beberapa permasalahan salah satunya motif yang kurang variatif dan ketidakmampuan dalam menghadapi persaingan dengan produk batik lainnya. Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan tampilan batik Semanggi Surabaya yang lebih menarik dan khas sesuai tren masa kini sehingga minat masyarakat terhadap motif batik ini dapat meningkat. Perancangan produk batik ini menerapkan metode pendekatan menurut SP. Gustami, yang mengemukakan 3 tahap 6 langkah. Ketiga tahap tersebut adalah tahap eksplorasi atau pengumpulan data, perancangan atau pembuatan sketsa dan desain, terakhir adalah perwujudan. Hasil perancangan ini sebagai berikut: (1) Motif semanggi, motif kerupuk, dan motif sambal. Perancangan ini berhasil membuat 6 desain panel. (2) Produk tersebut berupa kain panjang untuk wanita berusia 20-30 tahun kalangan menengah. Kain panjang tersebut menggunakan teknik batik tulis yang terinspirasi dari teknik <em>negative painting</em> pada cat air dan menggunakan pewarna alam berupa serbuk antara lain: tegeran, tingi, daun mangga, secang, dan teh hijau. Bahan untuk produk ini berupa kain katun sutra.</p> 2023-12-04T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 HASTAGINA: JURNAL KRIYA DAN INDUSTRI KREATIF https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/hastagina/article/view/1995 Penciptaan Kostum Tari Pancering Dewata 2023-01-10T01:11:50+00:00 I Putu Agus Mahendra [email protected] I Nyoman Suardina [email protected] I Made Suparta [email protected] <p>Karya kostum Tari Pancering Dewata terinspirasi dari gambar pada kalender mengenai lima dewa penguasa penjuru mata angin, lengkap dengan wahana dan atributnya. Hal ini yang merangsang munculnya ide untuk menciptakan sebuah kostum tari dengan imajinasi dan mereinterpretasi konsep panca dewata. <em>Pancering Dewata </em>memiliki arti inti atau pusat dari segala dewa. Sastra-sastra Hindu menjelaskan bahwa pusat dari segala dewa dan semesta adalah Siwa. Dewa Siwa menjadi pusat segala dewa yang menaungi segala arah semesta dan penjuru mata angin. Tujuan penciptaan Kostum Tari Pancering Dewata ini adalah sebagai pemenuhan luaran program Projek Independen MBKM yang menitik beratkan pada inovasi baru melalui kemerdekaan belajar bersama sanggar atau pihak terkait, guna terciptanya karya yang lebih kreatif. Penciptaan karya kostum Tari Pancering Dewata menggunakan metode penciptaan seni kriya SP.Gustami yang dijelaskan dalam buku yang berjudul <em>Butir-Butir Mutiara Estetika Timur</em> ‘’ide dasar penciptaan seni kriya indonesia’’, Terdapat tiga tahap penciptaan, yaitu: <em>ekspolrasi, perancangan, dan perwujudan</em>. <em>Eksplorasi </em>meliputi aktivitas penjelajahan menggali sumber ide dengan langkah indentifikasi dan perumusan masalah mengenai sumber kreatif pencipta dalam memaknai Pancering Dewata. <em>Perancangan</em><em>,</em> ide dibangun berdasarkan perolehan butir penting dari hasil analisis yang dirumuskan dalam visualisasi gagasan bentuk sketsa alternatif dan terpilih sebagai acuan reka bentuk. <em>Perwujudan</em><em>,</em> pembuatan model sesuai sketsa terpilih atau gambar teknik yang telah disiapkan menjadi model <em>protot</em><em>y</em><em>pe</em> sampai ditemukan kesempurnaan karya yang dikehendaki. Berdasarkan eksplorasi, eksperimen teknik dan bahan, inovasi dan capaian proses bimbingan dalam projek MBKM dengan mengutamakan teknik tatahan kulit tradisional Bali, dihasilkan 5 (lima) set Kostum tari Pancering Dewata menggunakan kulit sapi sebagai bahan utama dalam pembuatannya. Luaran ini bermanfaat dalam pengembangan bentuk tari dengan tema Dewata dalam masyarakat, sehingga memiliki daya guna dan aplikatif.</p> 2023-12-04T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 HASTAGINA: JURNAL KRIYA DAN INDUSTRI KREATIF https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/hastagina/article/view/2738 Pengembangan Batik Borobudur Sebagai Cenderamata Wisata 2023-08-09T13:23:19+00:00 Dias Febri Aryanti [email protected] Sujadi R. Hidayat [email protected] <p>Candi Borobudur menjadi wisata andalan Kota Magelang sebagai bukti keagungan budaya nenek moyang zaman dahulu. Sebagai tempat wisata tidak lepas dari namanya cenderamata, tetapi khas Borobudurnya belum diolah secara maksimal sebagai bentuk cenderamata. Candi Borobudur dijadikan sebagai sumber inspirasi batik yaitu Batik Borobudur sebagai salah satu cenderamata batik khas Kota Magelang. Perancangan ini mengembangkan elemen visual Candi Borobudur dijadikan sebagai sumber ide kreatif motif batik dengan penambahan elemen-elemen visual Relief Karmawibhangga untuk pembuatan cenderamata berupa produk yang diminati oleh wisatawan khususnya usia dewasa awal yaitu <em>outer</em>. Metode penciptaan yang digunakan untuk membantu proses penciptaan karya meliputi 3 tahap yaitu tahap eksplorasi, tahap perancangan, dan tahap perwujudan. Pada metode perancangan dimulai dari analisis data, strategi pemecahan masalah, uji coba, dan gagasan awal perancangan. Penerapan metode penciptaan digunakan untuk memperkuat konsep dari observasi hingga realisasi karya. Perancangan menghasilkan produk cenderamata sumber ide dari Candi Borobudur sebagai ikon Kota Magelang dengan penggambaran desain deformasi dekoratif. Perwujudan karyanya menggunakan teknik batik tulis dan pewarnaan remasol menggunakan teknik colet. Penerapan motif batik pada bentuk <em>outer</em> sebagai pembaharuan bentuk produk cenderamata yang sudah ada untuk memperkenalkan Batik Borobudur dan meningkatkan nilai jualnya.</p> 2023-12-04T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 HASTAGINA: JURNAL KRIYA DAN INDUSTRI KREATIF https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/hastagina/article/view/992 Pengembangan Motif Dan Bentuk Mahkota Sendratari Tokoh Rama di Sanggar Citra Kara, Banjar Puaya, Desa Batuan Sukawati 2022-01-22T09:32:44+00:00 I Dewa Gede Wahyu Purnama [email protected] I Nyoman Ngidep Wiyasa [email protected] I Gusti Ngurah Agung Jaya CK. [email protected] <p>Penulis memilih sanggar Citra Kara sebagai tempat MBKM untuk belajar dan menambah ilmu baik itu dalam hal pengetahuan, keterampilan maupun mempelajari teknologi baru yang belum penulis ketahui sebelumnya dan mengenalkan penulis dengan kondisi dilapangan bagaimana proses dalam bekerja khususnya membuat ukiran kulit Bali. Dalam kegiatan magang ini penulis belajar tentang cara membuat pola global untuk membuat mahkota sendratari tokoh Rama, belajar menggambar pola ornament tatah kulit dengan benar, belajar tentang proses finishing pada ukiran kulit. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Pada projek magang MBKM ini penulis mencoba memadukan keterampilan yang penulis peroleh pada tempat magang, penulis padukan dengan ilmu pengetahuan tentang ornament yang telah penulis peroleh pada perguruan tinggi. Dalam hal ini penulis mencoba mengembangkan motif ukiran pada mahkota sendratari tokoh rama yang sebelumnya menggunakan patra punggel, penulis tambahkan dengan patra samblung dan ulanda untuk memunculkan pengembangan baru serta menerapkan teknik membuat ukiran kulit pada motif patra samblung dan ulanda yang penulis masukan pada mahota sendratari tokoh Rama, selain menambahkan motif ornament penulis juga menambahkan warna gradasi pada mahkota untuk memunculkan kebaharuan, karena pada mahkota sendratari yang penulis jumpai di Sanggar Citra Kara menggunakan warna emas dan tidak ada penambahan warna gradasi.</p> <p> </p> 2023-12-04T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 HASTAGINA: JURNAL KRIYA DAN INDUSTRI KREATIF https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/hastagina/article/view/2906 Studi Pemanfaatan Warna Alam Pada Produk Tekstil 2023-11-22T03:18:28+00:00 Made Wahyu Prisma Mukti [email protected] I Made Sumantra [email protected] Ni Kadek Karuni [email protected] <p>Industri fast fashion dikenal karena kemampuannya untuk menghasilkan pakaian dengan cepat. Merek-merek <em>fast fashion </em>dapat merespons tren mode terbaru dengan mempercepat proses desain, produksi, dan distribusi. Hal ini memungkinkan mereka untuk menawarkan koleksi baru dengan cepat, seringkali dalam hitungan minggu. Produksi massal dalam industri fast fashion dapat memiliki dampak serius pada lingkungan. Proses pewarnaan tekstil, penggunaan bahan kimia, dan pengelolaan limbah yang kurang baik dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah. Selain itu, limbah tekstil dari pakaian yang tidak terpakai menjadi masalah serius. Proses produksi tekstil dan pakaian dalam industri <em>fast fashion</em> menggunakan banyak bahan kimia berbahaya, seperti pewarna sintetis dan zat kimia pengolahan tekstil. Limbah cair dari pabrik-pabrik dapat mencemari air, sedangkan pembuangan limbah padat dapat menyebabkan pencemaran tanah. Produksi kain dan pakaian memerlukan penggunaan air yang sangat besar. Proses pewarnaan dan finishing tekstil, khususnya pada serat sintetis, dapat menggunakan banyak air dan menciptakan limbah beracun yang mempengaruhi kualitas air. Pewarna alam dapat menjadi alternatif yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dibandingkan dengan pewarna sintetis dalam konteks maraknya <em>fast fashion</em>. Penggunaan pewarna alam dapat mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dibandingkan pewarna sintetis. Pewarna alam sering kali lebih mudah diuraikan dan dapat dipecah oleh mikroorganisme secara alami. Ini meningkatkan potensi daur ulang dan mengurangi akumulasi limbah tekstil yang sulit terurai. Tumbuhan yang digunakan untuk pewarna alam sering ditanam dengan metode pertanian organik, mengurangi penggunaan pestisida dan bahan kimia sintetis. Ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi dampak negatif pada ekosistem pertanian.</p> 2023-12-04T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 HASTAGINA: JURNAL KRIYA DAN INDUSTRI KREATIF https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/hastagina/article/view/2912 Proses Pembuatan Topeng Panca Di Sanggar Seni Citra Kara Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar 2023-11-29T12:27:24+00:00 I Gede Cahayana Putra [email protected] I Nyoman Suardina [email protected] I Made Jana [email protected] <p>Topeng Panca sebagai hasil dalam budaya Bali, berkaitan dengan upacara keagamaan, yang luarannya menyatu ke seni pertunjukan. Namun, dalam topik ini penulis lebih mempelajari proses pembuatan Topeng (Tapel) yang digunakan dalam pergelaran Topeng Panca. Untuk itu penulis menggunakan metode observasi, yaitu mengamati karakteristik dan bentuk Topeng Panca, dan wawancara kepada tokoh ahli dan budayawan, mengenai asal – usul tari Topeng Panca, dan juga dilakukan metode pengumpulan data melalui kepustakaan. Setelah data terkumpul dilakukan reduksi dan di analisis data, baik penggunaan bahan, teknik/proses pembuatan dan proses pewarnaan Tapel/Topeng Panca. Proses pembuatan Tapel/Topeng Panca, mengambil tempat, yaitu di Sanggar Seni Citra Kara, Br.Puaya, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar di rumah/studio Sang Guru Bapak I Made Muji. Proses penciptaan berlangsung selama lima bulan, menghasilkan sejumlah Topeng Panca, yaitu Topeng Keras, Topeng Tua, Topeng Arsa Wijaya, Topeng Penasar Wijil dan Topeng Sidakarya. Fungsi Topeng Panca ini, dapat digunakan untuk kepentingan upacara agama, kebutuhan masyarakat baik sebagai benda pajangan, maupun dijadikan benda cendramata.</p> 2023-12-04T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 HASTAGINA: JURNAL KRIYA DAN INDUSTRI KREATIF