Ki Mina Ayung

Authors

  • I Ketut Ari Susana Institut Seni Indonesia Denpasar
  • I Kt. Suteja Institut Seni Indonesia Denpasar
  • Anak Agung Ketut Oka Adnyana Institut Seni Indonesia Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.59997/journalofdance.v2i2.1876

Abstract

Sumber kreatif berasal dari Purana Bendesa Gerih, Kecamatan Abiansemal, Badung. DalamPurana Bendesa Gerih terdapat kisah tentang Ki Jagul Tua, merupakan raja wongsamar dengan wujud ikan jeleg putih (ikan gabus putih), yang memiliki kesaktian bernama mustika maniksekecapatausinonim dari kepala ikan jeleg putih yang dapat memenuhi segala keinginan. Ki Jagul Tua yang hidup di Sungai Ayung memiliki makna bagi kehidupan manusia untuk melestarikan keberadaan sungai beserta isinya.Berarti kaitan Purana Bendesa Gerih dengan sungai ayung tujuannya melestarikan keberadaan sungai, namun pada kehidupan sekarang ini, sungai ayung banyak yang membuang sampah sembarangan, meracuni ikan, dan pencemaran limbah pabrik. Fenomena alam ini perlu mendapat perhatian dari kehidupan masyarakat jaman sekarang, karena sungai merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk yang memerlukan air. Maka dari itu, pencipta berkeinginan untuk menuangkan inspirasi tersebut ke dalam sebuah karya tari kontemporer berjudul Ki Mina Ayung. Pada proses penciptaan karya ini penata bekerjasama dengan mitra kerja Sanggar Seni Pancer Langiit dalam program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, dengan mengambil bentuk pembelajaran studi/proyek independen. Penciptaan karya Ki Mina Ayung menggunakan metode Anggripta Sasolahan yang terdiri dari ngarancana(eksplorasi), nuasen(upacar mengawali penciptaan), makalin(improvisasi), nelesin (pembentukan), dan ngebah(pertunjukan perdana untuk evaluasi karya).Teori yang digunakan dalam penciptaan ini adalah teori Imaji dan Imajinasi yang menunjang daya imajinasi penata dalam memunculkan gambaran mental seputar konsep karya. Karya Tari Ki Mina Ayung adalah karya tari berbentuk kontemporer yang ditarikan oleh tujuh orang penari. Tari ini dikemas secara dramatik dan menggunakan gerak-gerak simbolik sebagai implementasi imajinasi penata. Tata rias yang digunakan adalah tata rias fantasi dengan tata busana yang dikembangkan. Harapan penata dengan terciptanya karya ini adalah dapat mengenalkan kisah lokal tradisi kemasyarakat, guna meningkatkan kreativitas berkarya lewat kisah-kisah lokal.

 

Kata kunci : Ki Jagul Tua, Purana Bendesa Gerih, Kontemporer, Proses Penciptaan

Additional Files

Published

2022-12-05

How to Cite

Susana, I Ketut Ari, I Kt. Suteja, and Anak Agung Ketut Oka Adnyana. “Ki Mina Ayung”. Jurnal Igel : Journal Of Dance 2, no. 2 (December 5, 2022): 12–18. Accessed February 26, 2025. https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/igel/article/view/1876.

Issue

Section

Articles