MEMBANGUN DAN MEWUJUDKAN POTENSI KESENIAN GENERASI MUDA DALAM MASYARAKAT DESA CARANGSARI MELALUI SENI TARI
DOI:
https://doi.org/10.59997/jijod.v5i2.6074Abstract
Abstrak
Penciptaan Tari Rejang Maparisudha Jagat berangkat dari ide tentang kesucian alam semesta yang kemudian
direfleksikan melalui gerak tubuh manusia dalam bentuk koreografi. Kata Maparisudha berasal dari Bahasa Sansekerta,
yang berarti “penyucian” sedangkan “Jagat” berarti “alam semesta beserta isinya.” Dengan demikian, Maparisudha
Jagat dapat dimaknai sebagai upaya penyucian terhadap alam semesta dan seluruh isinya. Tarian ini dibawakan secara
berkelompok oleh sembilan penari putri yang disusun sesuai dengan arah mata angin. Pada karya Tari Rejang
Maparisudha Jagat, metode penciptaan yang digunakan dalam mewujudkan karya tari, berpijak pada metode Angripta
Sasolahan (menciptakan tari-tarian). Metode penciptaan tersebut di dalamnya meliputi lima tahapan penting, yaitu
ngarencana, nuasen, makalin, nelesin, dan ngebah. Dalam penyajiannya, digunakan iringan barungan Gamelan Gong
Kebyar karena sifat fleksibelnya mampu menghadirkan suasana religius dan tenang sesuai dengan tujuan karya.
Kata Kunci: Tari Maparisudha Jagat, Alam Semesta, Religi
Additional Files
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Ni Putu Selvy Pradnyani, I Wayan Sutirtha, Made Ayu Desiari

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Volume 2 Nomor 1, Juni 2022





