Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun
https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/vastukara
<table width="100%" bgcolor="#E6E6FA"> <tbody> <tr valign="top"> <td width="18%"> <p><br />Nama Jurnal</p> <p><br />Frekuensi<br />DOI <br />E-ISSN <br />Ketua Editor<br />Wakil Editor<br />Penerbit <br />Indeks</p> </td> <td width="60%"> <p><br />: Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun</p> <p>: Terbit 2 kali dalam setahun (Maret dan September)<br />: Preffix 10.59997<strong><br /></strong>: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210629381151950" target="_blank" rel="noopener">2798-1703</a><br />: Ni Luh Kadek Resi Kerdiati<br />: Putu Ari Darmastuti<br />: UPT Pusat penerbitan LP2MPP, Institut Seni Indonesia Denpasar<br />: <a href="https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=AdMIMjYAAAAJ&hl=en&oi=ao">Google Scholar</a> | <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/22478">Garuda</a></p> </td> <td width="21%"> <img src="https://jurnal2.isi-dps.ac.id/public/site/images/vastukara/terbitan-1-png.png" alt="" width="120" height="170" /></td> </tr> </tbody> </table> <p> </p>UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasarid-IDJurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun2798-1703PENGARUH MASA RENAISANS TERHADAP ARSITEKTUR DAN INTERIOR BASILIKA SANTO PETRUS
https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/vastukara/article/view/4328
<p>Perkembangan zaman secara signifikan telah mempengaruhi arsitektur dan interior sebuah bangunan. Dalam periode abad pertengahan, keyakinan masyarakat menjadi peran penting dalam membentuk arsitektur bangunan, khususnya bangunan suci di Eropa. Memasuki masa Renaisans, kesenian berkembang pesat dan memberikan pengaruh besar terhadap arsitektur serta interior berbagai bangunan, baik bangunan keagamaan maupun bangunan pemerintahan yang sebelumnya menunjukkan perbedaan signifikan antara arsitektur bangunan keagamaan dan bangunan lainnya. Banyaknya pengaplikasian unsur dekoratif pada bangunan keagamaan membuat perbedaan yang khas dengan bangunan suci sebelumnya. Basilika Santo Petrus merupakan sebuah bangunan keagamaan di Vatikan yang terpengaruh oleh kesenian dan arsitektur masa renaisans. Ciri arsitektur dan interior bangunan masa renaisans pada Basilika ditandai oleh pegaplikasian beberapa unsur dekoratif. Unsur dekoratif yang diaplikasian pada Basilika berupa lukisan-lukisan yang diterapkan pada plafon, pahatan dan ukiran baik pada eksterior maupun interior bangunan, serta bentuk lengkung dan kubah pada bangunan. Penelitian terhadap Basilika Santo Petrus bertujuan untuk mengidentifikasi kareakteristik arsitektur khas abad pertengan Eropa era renaisans pada bangunan basilika. Hal tersebut berfungsi untuk memahami perubahan gaya arsitektur seiring waktu dan memberi wawasan terkait gaya arsitektur zaman terdahulu, serta sebagai upaya pelestarian akan sejarah dan budaya masa lampau yang terkandung dalam Basilika Santo Petrus. Metode yang digunakan pada penelitian untuk mencari informasi terkait Basilica Santo Petrus dan ciri arsitektur abad pertengahan masa renaisans berupa studi pustaka, observasi, dan analisis secara tidak langsung terhadap Basilica Santo Petrus melalui media online. Penelitian ini menghasilkan penjabaran terkait ciri-ciri arsitektur masa renaisans abad petengahan Eropa yang diplikasikan pada bangunan Basilika Santo Petrus.</p>Desya Salsabila
Hak Cipta (c) 2024 Desya Salsabila
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-09-302024-09-304213114110.59997/vastukara.v4i2.4328EKSPLORASI MOTIF TEGEL ADAPTASI UKIR JEPARA
https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/vastukara/article/view/3709
<table width="616"> <tbody> <tr> <td width="616"> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Tegel merupakan salah satu elemen dekoratif yang digunakan pada interior sebagai finishing lantai. Saat ini, tegel kembali sering digunakan sebagai pilihan finishing pada lantai. Dengan perkembangan motif dan warna yang beragam serta dapat disesuaikan, kini tegel dapat digunakan pada berbagai tema interior. Produk tegel dengan motif ukiran Jepara dapat menjadi salah satu pilihan baru dalam pemberian finishing pada interior lantai dan juga meningkatkan citra Kabupaten Jepara sebagai kota ukir. Motif ukir Jepara telah mengalami banyak perkembangan seiring zaman, namun keunikan khas ukir Jepara masih dapat dilihat pada motif daun jumbai dan relung yang ada pada ukiran saat ini. Sejalan dengan hal tersebut, adanya penelitian terkait "Eksplorasi Motif Tegel Adaptasi Ukir Jepara" dengan menggunakan teknik simplifikasi untuk menciptakan motif tegel diharapkan dapat menghasilkan alternatif motif tegel baru sehingga dapat digunakan oleh masyarakat. Adaptasi ukir Jepara sebagai motif tegel juga dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan dan memperluas budaya Jepara guna melestarikan ukir Jepara. Penelitian ini menggunakan mixed method dengan metode penciptaan menurut Gustami yaitu tiga tahap-enam langkah di mana metode kualitatif digunakan pada tahap eksplorasi dan perancangan, dan metode kuantitatif pada pengumpulan data melalui kuesioner. Temuan yang didapat dalam penelitian ini adalah (1) penggunaan teknik simplifikasi dan pemberian warna berdasarkan warna khas Jepara menciptakan 3 desain motif dengan 3 konsep warna pada tiap motifnya, (2) motif tegel adaptasi ukir Jepara yang dibuat telah menjadi sarana pelestarian dan pengenalan budaya Jepara khususnya ukir Jepara, (3) serta didapatkan motif tegel adaptasi ukir Jepara yang cocok digunakan pada berbagai gaya interior dan desain favorit responden.</p> <p> </p> <p>Kata kunci : Eksplorasi, Motif, Tegel, Ukir Jepara, Teknik Simplifikasi</p> <p> </p> </td> </tr> </tbody> </table>Nurul Aini
Hak Cipta (c) 2024 Nurul Aini
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-09-302024-09-304214215310.59997/vastukara.v4i2.3709ANALOGI ARSITEKTUR DAN INTERIOR THE KERANJANG BALI
https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/vastukara/article/view/2651
<p><span style="font-weight: 400;">Analogi merupakan konsep dalam arsitektur dan interior yang tidak jarang ditemui, konsep ini mengolah bentuk dalam desain melalui cara menggunakan kesamaan unsur berbentuk fisik juga non-fisik. Konsep ini hanya bisa dilihat dan dirasakan oleh pengamat sehingga mungkin akan terjadi interpretasi berbeda dari setiap pengamat, akan tetapi hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai analogi hingga Sebagian besar pengamat berpendapat demikian. Penelitian terhadap konsep analogi dilakukan dengan survey, yaitu metode pengumpulan daya dengan cara pengamatan langsung, dan mencari respon dari pihak tertentu, kemudian secara koletktif data tersebut dikaji untuk mendapatkan hasil yang baik. Analisis tersebut akan dikembangkan melalui asumsi dan hipotesis hingga hasilnya menemukan kesimpulan, dan rumusan masalah. The Keranjang ialah tempat penawaran berbagai komoditas barang berciri khas kebudayaan bali yang di dalamnya terdapat pembagian berdasarkan produk yang dijual. Beberapa tempat ini adalah pasar ikan, candy world, choco world, area busana, dan camilan yang dimana hamper semuanya menampilkan ciri khas bali selaku tempat wisata. Ditunjukan untuk wisatawan local hingga mancanegara membuat tempat ini menyunsung tema yang unik untuk menarik perhatian pengunjung, yakni analogi. Tempat-tempat tadi secara spesifik menampilkan ciri khas dari produk yang mereka jual sesuai dengan tema utama yang ditawarkan dengan begitu baik, sehingga layak untuk dikaji dan diteliti untuk menemukan sebuah kesepakatan dimana analogi yang ada sudah tersampaikan dengan baik. Seluruh arsitektur dan interior sudah menampilkan wujud analogi dari benda yang berkaitan dengan penjualan, sebagaimana keranjang dimaksudkan sebagai tempat berbelanja dan meletakan barang yang dibeli, dan juga berbagai bagian di dalamnya dengan terampil dan menarik membawa pengunjung ke dunia analogi yang penuh kesenangan.</span></p>Rizky Eko HermanaKomang Wulan MaharaniPutu Maurindra Sukma PutriEvelyn Natalie Corbelia PrasetyaNehemiah Rhesa ManaluAgung Budi Saputra
Hak Cipta (c) 2024 Rizky Eko Hermana, Komang Wulan Maharani, Putu Maurindra Sukma Putri, Evelyn Natalie Corbelia Prasetya, Nehemiah Rhesa Manalu, Agung Budi Saputra
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-09-302024-09-304215416610.59997/vastukara.v4i2.2651KURSI BAR DENGAN MATERIAL PIPA BESI DAN VELG BEKAS
https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/vastukara/article/view/3795
<p>Furniture mencakup berbagai barang seperti meja, kursi, lemari, tempat tidur, sofa, dan rak buku, dengan desain interior yang mengalami evolusi signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Fokus utama artikel ini adalah penggunaan logam, seperti besi, aluminium, dan baja, dalam pembuatan kursi, mengingat kekuatan, stabilitas, dan daya tahan yang ditawarkannya.Metode desain eksploratori digunakan dalam penelitian ini untuk mengeksplorasi konsep penggunaan material bekas, khususnya pipa besi dan velg sepeda, dalam pembuatan kursi bar. Artikel ini membahas bagaimana penggunaan dan pengolahan material bekas dapat mengurangi limbah besi dan mendukung keberlanjutan lingkungan.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kursi bar dirancang khusus untuk memberikan kenyamanan dan dukungan postur tubuh pengguna. Desain ergonomis menjadi kunci dalam menciptakan kursi bar yang mendukung postur tubuh secara alami, mengurangi stres pada bagian belakang dan pinggang. Penggunaan velg sepeda bekas dalam desain memberikan sentuhan estetika dan keunikan pada kursi bar, dengan penekanan pada kombinasi kreativitas, desain, dan pemilihan material yang tepat.Dengan demikian, artikel ini tidak hanya mengulas aspek teknis dan fungsional dalam perwujudan kursi bar, tetapi juga menyoroti pentingnya penggunaan material eksplorasi dalam mendukung prinsip pengurangan limbah dan keberlanjutan lingkungan dalam industri furnitur.</p>Ni Luh Komang Ayu Miranthi ParamithaIda Ayu Ketut Andriyogi Pradnyaswari
Hak Cipta (c) 2024 miranthi paramitha, Ida Ayu Ketut Andriyogi Pradnyaswari
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-09-302024-09-304216717910.59997/vastukara.v4i2.3795KONSEP ZEN GARDEN PADA INTERIOR RUANG KELUARGA
https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/vastukara/article/view/3898
<p>Zen Garden, yang berasal dari tradisi Jepang telah menjadi inspirasi dalam desain interior modern. Taman ini menciptakan suasana meditatif dan ketenangan melalui elemen-elemen alam seperti batu, pasir, dan tanaman. Dalam interior ruang keluarga, prinsip Zen Garden dapat diadaptasi untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan menenangkan. Artikel ini mengkaji bagaimana konsep Zen Garden dapat diterapkan dalam interior ruang keluarga untuk menciptakan suasana yang tenang dan harmonis. Mengidentifikasi elemen-elemen utama Zen Garden seperti keseimbangan, penggunaan elemen alami, dan minimalisme, serta mengkaji penerapannya dalam ruang keluarga. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan analisis deskriptif kualitatif, mengandalkan literatur dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan konsep Zen Garden dalam desain interior menciptakan ruang yang menenangkan dan meditatif, dengan fokus pada ketenangan, harmonisasi, dan keterhubungan dengan alam. Studi kasus seorang artis musisi menyoroti pentingnya lingkungan tenang untuk mendukung kreativitas dan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Desain ruang yang harmonis memungkinkan interaksi keluarga yang mendukung keseimbangan hidup, serta menciptakan hubungan yang kuat dengan alam melalui penggunaan elemen alami dalam Zen Garden.</p> <p> </p> <p>Kata kunci : Zen Garden, Ruang Keluarga, Arsitektur Jepang</p> <p> </p>Ni Komang Adinda Mahadyah SaraswatiI Nyoman ArtayasaNi Luh Kadek Resi Kerdiati
Hak Cipta (c) 2024 Ni Komang Adinda Mahadyah Saraswati, I Nyoman Artayasa, Ni Luh Kadek Resi Kerdiati
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-09-302024-09-304218019110.59997/vastukara.v4i2.3898APLIKASI KONSEP RUSTIC DALAM PENCAHAYAAN DAN PENGGUNAAN MATERIAL INTERIOR PADA JINNY’S GARDEN CAFÉ
https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/vastukara/article/view/4382
<p><em>Rustic</em> merupakan sebuah konsep desain yang berasal dari Amerika Serikat dengan nuansa pedesaan Dengan mengadopsi nuansa pedesaan, konsep ini didominasi oleh unsur-unsur dan material alami dalam proses penerapannya. Hal ini dapat dilihat dari penerapan material kayu, batu alam, batu ekspos, dan logam dengan mempertahankan tekstur asli dari material tersebut. Jinny’s Garden Café merupakan salah satu contoh bangunan komersial yang terletak di Ubud, Bali dengan menerapkan konsep rustic sebagai daya tarik dari usaha tersebut. Café ini mengandalkan elemen pencahayaan dan material interior dalam membentuk konsep rustic tersebut di café ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif yang dilakukan dengan metode pengumpulan data berupa observasi langsung pada lokasi kasus dan analisis studi literatur. Tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk memahami implementasi pencahayaan dan material pada konsep rustic dan menganalisis implementasi terhadap hal tersebut pada bangunan komersial berupa <em>café.</em> Kesimpulan yang diharapkan dari penelitian ini adalah hasil analisis studi kasus yang terpilih dan menunjukan penerapan pencahayaan dan pemilihan material dalam implementasi konsep rustic.</p>Ida Ayu Ratna Naya Kalyana
Hak Cipta (c) 2024 Ida Ayu Ratna Naya Kalyana
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-09-302024-09-304219220410.59997/vastukara.v4i2.4382PENERAPAN KONSEP ARBOREUM PADA PERANCANGAN REDESAIN INTERIOR KAMAR TIDUR UTAMA DOKTER HENDRI POERNOMO
https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/vastukara/article/view/3782
<p>Konsep desain interior merupakan ide dasar yang mengatur bagaimana suatu ruangan dirancang, mencakup pemilihan gaya, warna, tekstur, dan material untuk menciptakan visual yang menarik dan sesuai dengan tujuan serta karakteristik penggunanya. Artikel ini bertujuan mengembangkan konsep desain yang selaras dengan kebutuhan dan keinginan civitas. Penerapan konsep Arboreum dipilih untuk menyelaraskan gaya desain dengan elemen warna, tekstur, bentuk, dan material yang menciptakan harmoni, serta mengedepankan prinsip biofilik yang menekankan hubungan manusia dengan alam. Dengan mengintegrasikan tanaman dan material alami, konsep ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan penghuni. Selain itu, konsep ini juga menggabungkan elemen gaya industrial, yang mengutamakan penggunaan material kasar seperti dinding ekspos, logam, dan kayu unfinished. Pendekatan ini mengkombinasikan karakter elemen alami dengan tekstur industrial untuk menciptakan ruang yang bersih, rapi, namun tetap mempertahankan kesan kasar yang khas dari gaya tersebut. Setiap aspek, mulai dari tata letak furnitur, pemilihan pencahayaan, hingga tekstur material, dipertimbangkan secara cermat untuk memastikan fungsionalitas dan keharmonisan dengan gaya desain. Metode penelitian yang digunakan meliputi pendekatan studi literatur dan teknik analisis data melalui wawancara, survei, serta dokumentasi. Proses ini menghasilkan penataan interior yang mencerminkan pemahaman desain serta visualisasi yang sesuai dengan keinginan responden. Dengan menggabungkan elemen kasar dan halus, konsep ini berhasil menciptakan ruang tidur utama yang tidak hanya optimal sebagai tempat istirahat, tetapi juga mencerminkan identitas serta keinginan penghuninya.</p>Anjani Purnasari
Hak Cipta (c) 2024 Anjani Purnasari
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-09-302024-09-304220521610.59997/vastukara.v4i2.3782IMPLEMENTASI KONSEP BALI MODERN PADA WARUNG LAWAR DE TEKONG
https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/vastukara/article/view/3790
<p>Arsitektur Bali merupakan salah satu contoh dari konsep arsitektur berkelanjutan. Arsitektur ini <br>menggambarkan tata ruang kehidupan masyarakat Bali yang telah berkembang secara turun-temurun. <br>Arsitektur ini merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan agar tidak punah. Usaha tersebut <br>dapat dilakukan dengan memanfaatkan pengetahuan dan teknologi di masa yang modern ini. Dengan <br>memadukan konsep Arsitektur Bali dengan konsep modern. Warung Lawar De Tekong merupakan <br>warung lawar yang terletak di daerah Denpasar Bali yang menerapkan Konsep Bali Modern. Dengan <br>penerapan Arsitektur Tradisional Bali, serta penggunaan ornamen ciri khas Bali.Tujuan penelitian ini <br>adalah untuk mendeskripsikan penggunaan Konsep Bali Modern pada Warung Lawar De Tekong.<br>Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Dengan Teknik <br>pengumpulan data berupa observasi dan wawancara dengan pemilik warung Lawar De Tekong. Hasil <br>dari penelitian ini adalah bahwa Warung Lawar De Tekong memadukan material alam dan modern <br>serta penggunaan ornamen Bali yang merupakan ciri khas dari Arsitektur Bali. Dengan dilandasi filosofi <br>Tri Hita Karana dan konsep Tri Angga pada warungnya.</p>Dewa Ayu Agung Indira Danaswari
Hak Cipta (c) 2024 Dewa Ayu Agung Indira Danaswari
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-09-302024-09-304221722610.59997/vastukara.v4i2.3790PERAN TEKNOLOGI PADA FILSAFAT DESAIN MODERN SAAT MASA PERKEMBANGAN REVOLUSI INDUSTRI
https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/vastukara/article/view/4435
<p>Pembahasan peran teknologi dan dampak filsafatnya terhadap perkembangan revolusi industri. Melibatkan peningkatan pesat dalam kemajuan teknologi yang mempengaruhi sejumlah besar aspek kehidupan manusia. Teknologi mengarahkan pandangan manusia terhadap implikasi filsafat terhadap dinamika perkembangan teknologi. Pembahasan bertujuan untuk menganalisis dasar filosofis desain modern dan menyelidiki cara filsafat tersebut membentuk perubahan pada masa perkembangan revolusi industri. Masa ini bermula saat masyarakat pertanian menjadi lebih maju. Penemuan kereta api lintas benua, mesin uap, listrik, dan penemuan-penemuan lainnya mengubah masyarakat secara permanen. Perubahan terbesar yang terjadi pada masa revolusi industri adalah cara manusia memproduksi barang dan jasa, yang dapat dilihat dari munculnya banyak pabrik pada masa itu. Pabrik-pabrik memproduksi barang lebih cepat, presisi, identik dan masif dari pada pengrajin saat itu. Produk yang dihasilkan menyesuaikan agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu penyesuaian yang dilakukan adalah menciptakan desain baru untuk produk yang sudah ada, seperti furnitur yang diproduksi masal memiliki desain baru yang lebih simpel dibandingkan dengan buatan pengrajin yang penuh dengan ukiran. Hal ini yang menjadi cikal bakal lahirnya desain modern.</p>Anggra Wira Sena
Hak Cipta (c) 2024 Anggra Wira Sena
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-09-302024-09-304222723610.59997/vastukara.v4i2.4435PERUBAHAN FUNGSI RUMAH TINGGAL MENJADI VILA SEWA DENGAN STUDI KASUS RUMAH TINGGAL DI BANJARAN, BANDUNG
https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/vastukara/article/view/4444
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji transformasi rumah tinggal di Banjaran, Bandung, menjadi vila sewa dengan mengadopsi gaya modern yang disertai elemen alami berupa tanaman liquanyu. Penekanan diberikan pada perancangan ulang tata letak interior dan eksterior agar sesuai dengan tren desain modern yang fungsional, estetis, serta harmonis dengan lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi lapangan untuk memahami karakter fisik rumah dan analisis desain guna menentukan strategi penambahan elemen-elemen modern dan alami tanpa perubahan struktural yang signifikan. Elemen tanaman liquanyu diterapkan untuk memperkuat kesan natural yang menyatu dengan lingkungan luar, menciptakan keseimbangan antara modernitas dan alam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan elemen hijau dan pengaturan tata ruang yang modern tidak hanya meningkatkan kenyamanan dan daya tarik visual, tetapi juga memberikan nilai tambah yang signifikan terhadap potensi rumah sebagai vila sewa yang kompetitif di pasar pariwisata. Penambahan elemen-elemen alami seperti tanaman, bersama dengan tata letak modern, membantu menciptakan suasana vila yang menenangkan dan menarik bagi wisatawan yang mencari akomodasi dengan nuansa estetis dan menyegarkan. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa penerapan gaya modern dengan tambahan elemen alami dapat meningkatkan daya tarik dan nilai ekonomis vila, serta memperluas peluang bisnis di sektor pariwisata, khususnya di kawasan Bandung yang menjadi destinasi wisata populer. Penelitian ini memberikan panduan praktis bagi pengembang dan pemilik properti dalam mengoptimalkan potensi rumah tinggal untuk dikembangkan menjadi vila sewa yang berdaya saing tinggi.</p>Ahmad Ghazy Dananjaya
Hak Cipta (c) 2024 Ahmad Ghazy Dananjaya
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-09-302024-09-304223724610.59997/vastukara.v4i2.4444PENERAPAN DESAIN INTERIOR BALI KOLONIAL PURI MAYUN SINGHASARI
https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/vastukara/article/view/4447
<table> <tbody> <tr> <td> <p>Salah satu bangunan Bali dengan konsep kolonial belanda yang masih bertahan dan menjadi salah satu ikon kawasan di Kabupaten Badung, Bali yaitu Puri Mayun Singhasari yang berlokasi di Jl. Ciung Wanara No.42, Blahkiuh, Kec. Abiansemal, Kab. Badung, Bali. Puri ini didirikan pada tanggal 17 April 1935. Pendirinya yaitu I Gusti Agung Made Oka dan Adik-adiknya (Putera Bhatara Ring Lambing). Puri ini termasuk rumah kolonial Bali karena menggunakan gaya arsitektur Belanda yang yang muncul akibat kedatangan Belanda di Bali. Rumah kolonial Bali ini banyak menggunakan bentuk infrastuktur dan bangunan-bangunan dengan memiliki langgam arsitektur Kolonial dan mengadopsi gaya neo klasik yang bertolak belakang dari Yunani dan juga Romawi. Gaya arsitektur rumah kolonial Bali pada Puri Mayun Singhasari dapat dilihat pada fasad bangunan yang simetris (indische empire),elemen pembentuk ruang, penggunaan warna - warna yang netral, penggunaan material alami, dan penggunaan berbagai furniture khas Belanda. Namun sudah terdapat beberapa perubahan pada bagian yang terdapat dalam interior bangunan tersebut yang diakibatkan oleh bahan bangunan yang sudah tidak memadai atau sudah tidak dapat berfungsi dengan baik, namun untuk penempatan ruang masih sama akan tetapi terdapat beberapa perubahan fungsi ruang. Tujuan studi ini adalah untuk Menelaah arsitektur dan interior bangunan melalui material dan furniture yang digunakan, mengetahui bangunan rumah Bali dengan konsep kolonial, mengetahui sejarah berdirinya bangunan rumah tersebut, serta dapat menganalisis dan mengumpulkan data ruangan dan fungsi ruangan di bangunan tersebut. Metode yang digunakan adalah model penelitian observasi, yang diawali dengan observasi pada Puri Mayun Singhasari Blahkiuh. Rumah ini sesuai dengan konsep “Rumah Bali Kolonial” yang menggunakan arsitektur, furniture, dan aksen kolonial di dalamnya. Tahap berikutnya adalah meninjau lebih lanjut mengenai nama dan fungsi pada tiap ruangan serta mengukur luas bangunan bersama pemilik rumah tersebut. Selanjutnya adalah melakukan dokumentasi pada bagian arsitektur, interior, fasade, maupun furniture di rumah tersebut untuk memberikan gambaran awal penggunaan material yang memiliki aksen kolonial pada kasus.</p> </td> </tr> </tbody> </table>Ni Kadek Dwi DamayantiKomang Ayu Emitha Budha YanthiNi Putu Ayu Arina PutriYoulla Reynata
Hak Cipta (c) 2024 Ni Kadek Dwi Damayanti, Komang Ayu Emitha Budha Yanthi, Ni Putu Ayu Arina Putri, Youlla Reynata
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-09-302024-09-304224725510.59997/vastukara.v4i2.4447ANALISIS IMPLEMENTASI KONSEP POP-ART DALAM DESAIN INTERIOR CAFE KONE BALI
https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/vastukara/article/view/4434
<p>Konsep desain Pop Art merupakan sebuah tren seni yang lahir pada tahun 1950-an hingga 1960-an dan terus berhasil mempengaruhi berbagai aspek desain hingga saat ini. Pop Art ditandai dengan penggunaan warna yang cerah, tipografi yang berani, serta elemen pendukung yang dapat menggabungkan budaya populer dengan seni rupa. Penelitian ini mengkaji bagaimana penerapan konsep Pop Art pada desain interior sebuah kafe di Kota denpasar, yaitu Cafe Kone Bali. Dalam pengimplementasian konsep Pop Art cafe ini menggunakan warna mencolok seperti hijau, kuning, dan biru pada elemen seperti dinding, furniture, dan dekorasinya. Melalui pendekatan kualitatif dan observasi langsung serta berdasarkan studi kepustakaan, penelitian ini memperlihatkan bahwa desain Pop Art tidak hanya memberikan daya tarik secara visual tetapi juga menciptakan suasana yang energik dan menyenangkan bagi pengunjung atau penikmat seni tersebut. Cafe Kone Bali berhasil menggabungkan elemen-elemen dari masa lampau dengan desain modernnya dengan menciptakan ruangan yang penuh warna, kreativitas, dan pengalaman interaktif yang berkesan melalui penyediaan fasilitas hiburan dan sentuhan dekorasi yang bersifat nostalgik pada ruangan-ruangannya.</p> <p> </p>Made Mirah Agantari Dhana
Hak Cipta (c) 2024 Mirah Agantari
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-09-302024-09-304225626710.59997/vastukara.v4i2.4434