FOUR
DOI:
https://doi.org/10.59997/melodious.v3i2.3119Kata Kunci:
minimalis, four, repetisi, emosiAbstrak
FOUR merupakan komposisi yang terinspirasi dari keresahan yang dialami oleh penggarap. Karya ini menceritakan bagaimana keresahan yang dialami penggarap pasca ditinggal oleh almarhum ayahnya pada tanggal 4 Juni 2023. Penggarap merasakan banyak kekosongan dan kebingungan dalam melanjutkan kehidupannya setelah ditinggal oleh ayahnya. Usaha yang dilakukan untuk melewati duka ini, berujung kembali ke tempat yang sama dan berputar hanya ditempat yang sama. Pada Karya Komposisi ini, penggarap menggunakan konsep musik minimalis, yang dimana musik ini memiliki unsur musik minimal dengan frasa yang memiliki banyak repitsi. Repitisi ini menginterpretasikan bagaimana kehidupan penggarap hanya berputar dan kembali ke perasaan yang sama yakni kekosongan dan kebingungan. Pada komposisi ini, penggarap memiliki bentuk dan struktur musik dengan bagan A, B, dan A’. Pada bagian awal menginterpretasikan kebingungan yang dialami penggarap, pada bagain B menginterpretasikan emosi yang dialami oleh penggarap, dan A’ menginterpretasikan bagimana usaha penggarap hanya berujung kembali ke tenpat yang sama. Referensi dari karya ini ialah ; “Methamorphosis” yang merupakan karya dari Phillip Glass seorang komposer musik minimalis yang dimana memiliki beberapa bagian dari “Methamorphosis bagian 1-5”, dari situ penggarap mendapatkan referensi bagaimana pengembangan musik minimalis tersebut.
Referensi
Mertens, W. (1980). American Minimal Music: LA Monte Young,Terry Riley, Steve Reich, Phillip Glass. Belgia: Pro Am Music Resources.
Ridham Nur, M. (2021). Analisis Bentuk Dan Struktur Musik. E-Jurnal Sendratasik, 10(1), 35-44.
Negara, I. J., Christinus, K., & Koapaha, R. B. (2023). Penerapan Gaya Musik Minimal dan Tema Variasi Dalam Konsep Evolusi Manusia. Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan, 17(1), 1-9.
Eliza, N., & Martozet. (2022). Angguk Ritual: Penciptaan Tari Berbasiskan Kesenian Angguk Menggunakan Metode Alma Hawkins. InLab: Jurnal Seni, Vol 1(1), 67-73.
Sunarto. (2016). Estetika Musik: Autonomis versus Heteronomis dan Konteks Sejarah Musik. Promusika, 4(2), 102-116.
Prier Sj, K. E. (1996). Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta, Indonesia: Pusat Musik Liturgi.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Tirza Viona Palijama, Ni Wayan Ardini, Desak Made Suarti Laksmi
![Creative Commons License](http://i.creativecommons.org/l/by-nc-sa/4.0/88x31.png)
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.