Naur Penempuh: Metafora Tradisi Mayah Penempuh Dalam Penciptaan Busana Art Off Beat Style Look Romantic

Main Article Content

Ni Luh Sri Utami
Nyoman Dewi Pebryani
Ni Kadek Yuni Diantari

Abstract

Tulisan ini mendeskripsikan busana bergaya art off beat romantic yang terinspirasi dari Tradisi Mayah Penempuh yang berasal dari Desa Suwug, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Tradisi Mayah Penempuh merupakan kelanjutan upacara setelah melakukan upacara pawiwahan yang dilakukan oleh pihak purusa setelah mampu dalam artian mampu segala hal baik mental dan material yang dilakukan secara turun temurun dan tidak dipaksakan oleh adat, tetapi memang sudah keyakinan dari masyarakat untuk membayar tradisi mayah penempuh. Tradisi Mayah Penempuh dipilih sebagai ide pemantik dalam penciptaan karya busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan haute couture yang diimplementasikan dengan gaya ungkap metafora berdasarkan 5 kata kunci terpilih yaitu, melepas penderitaan, bersyukur, perempuan, menikah, pitra rna. Proses pembuatan busana ini menggunakan metode dari Dr. Tjok Istri Cora Sudharsana, S.Sn, M.Si yaitu “FRANGIPANI” yang terdiri dari 10, namu dalam penciptaan ini hanya menggunakan 8 tahapan penciptaan meliputi Design Brief, Research and Sourcing, Design Development, Sample, Prototype, Dummy, Final Collection Promoting, Branding, Sale, Production Businnes. Ide dari busana ini nantinya diharapkan dapat menambah refrensi kepustakaan mengenai Tradisi Mayah Penempuh. Serta nantinya busana ini dapat memperkenalkan tradisi Bali kepada masyarakat Indonesia sehingga tradisi Bali tetap lestari.

Article Details

How to Cite
Utami, N. L. S. ., Pebryani, N. D., & Diantari, N. K. Y. (2023). Naur Penempuh: Metafora Tradisi Mayah Penempuh Dalam Penciptaan Busana Art Off Beat Style Look Romantic. BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design, 3(1), 86–96. https://doi.org/10.59997/bhumidevi.v3i1.2237
Section
Articles