Rambu Solo: Upacara Adat Kematian Di Tana Toraja Sebagai Inspirasi Koleksi Busana

Main Article Content

Esperanza Ayu Viana Hoar Nahak
Nyoman Dewi Pebryani
Ni Kadek Yuni Diantari

Abstract

Rambu solo merupakan upacara adat kematian tana toraja, Sulawesi selatan. Upacara ini tergolong unik karena berbeda dengan upacara adat pada umumnya. Upacara rambu solo memiliki rangkaian upacara lainnya yang wajib dilaksanakan agar dapat dikatakan sempurna. Upacara Rambu Solo dilakukan dengan tujuan menghormati serta menghantarkan roh ke Puya atau alam roh, jika kerabat belum bisa melakukan upacara ini maka jenazah akan dianggap sebagai orang yang hidup dalam keadaan sakit. Sehingga sangat wajar bagi masyarakat Toraja untuk berbincang atau menyuguhkan makanan kepada kerabatnya yang sudah meninggal jika belum melaksanakan upacara Rambu Solo. Keunikan upacara Rambu Solo ini menjadi sumber inspirasi penciptaan karya busana yang terdiri dari satu busana Ready to Wear, satu busana Ready to Wear Deluxe, dan satu busana Semi Couture, yang dibedah menggunakan pendekatan metafora dan diimplementasikan ke dalam gothic style. Penciptaan busana menggunakan tahapan proses desain fesyen dengan judul “FRANGIPANI” The Secret Steps of Art Fashion (Frangipani, Tahapan-Tahapan Rahasia dari Seni Fesyen) oleh Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana sebagai acuan. Proses desain fesyen FRANGIPANI ini memiliki sepuluh tahapan yang sistematis dalam mengembangkan sumber ide Rambu Solo. Hasil dari penciptaan busana ini, diharapkan dapat membuat masyarakat lebih mengenal keberagaman budaya Indonesia, terutama keunikan dari upacara Rambu Solo.

Article Details

How to Cite
Hoar Nahak, E. A. V., Pebryani, N. D., & Diantari, N. K. Y. (2023). Rambu Solo: Upacara Adat Kematian Di Tana Toraja Sebagai Inspirasi Koleksi Busana. BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design, 3(2), 87–95. Retrieved from https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/2825
Section
Articles