Abimantra Kahuripan : Metafora Tradisi Megengan Sebagai Inspirasi Penciptaan Busana Berkolaborasi Dengan Luh Jaum Fashion Design & Tailor

Authors

  • Salsa Bilah Regita Cahyani Institut Seni Indonesia Denpasar
  • Nyoman Dewi Pebryani Institut Seni Indonesia Denpasar
  • Ni Kadek Yuni Diantari Institut Seni Indonesia Denpasar

Keywords:

Tradisi Megengan, Abhimantra Kahuripan

Abstract

Tradisi megengan merupakan ritual tradisional yang biasa dilakukan sebelum datangnya bulan Ramadhan dan sebagai proses penyambutan bulan Ramadhan. Megengan dapat diartikan sebagai rasa syukur kepada Tuhan karena diberi kesempatan hidup dan dapat bertemu lagi dengan bulan suci Ramadhan. Masyarakat biasanya berbondong-bondong untuk berziarah kubur terlebih dahulu, membersihkan, menaburi bunga, dan tidak lupa mendoakannya. Megengan dimulai saat petang dengan dihadiri para tamu undangan. Undangan yang bersila di atas tikar dihadapkan dengan ambengan sebagai sajian untuk acara megengan. Tradisi megengan menjadi konsep yang saya gunakan untuk penciptaan karya busana ini dengan judul Abimantra Kahuripan yang memiliki arti berkah kehidupan. Megengan memiliki makna menahan atau ngempet dari segala hal yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum. Megengan juga memiliki arti keselamatan yang terjaga baik saat bulan Ramadhan

Downloads

Published

2024-03-31

How to Cite

Cahyani, S. B. R. ., Pebryani, N. D., & Diantari, N. K. Y. (2024). Abimantra Kahuripan : Metafora Tradisi Megengan Sebagai Inspirasi Penciptaan Busana Berkolaborasi Dengan Luh Jaum Fashion Design & Tailor . BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design, 4(1), 169–177. Retrieved from https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/bhumidevi/article/view/3569

Issue

Section

Articles