Values Of Grhasta Asrama In The Creation Of Sculpture

Authors

  • I Putu Agus Adi Suarthawan Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar, Indonesia
  • I Dewa Putu Merta Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar, Indonesia
  • Tjok. Udiana NP Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.59997/citakara.v1i2.1530

Abstract

Grhasta Asrama adalah tingkat kehidupan berumah tangga. Kata Grhasta berasal dari kata "Grha" artinya rumah, dan kata "stha" artinya berdiri atau membina. Grhastha artinya fase kehidupan dalam rangka membina rumah tangga. Grhastha Asrama memiliki tanggung jawab yang besar seperti; tanggung jawab terhadap istri, anak, leluhur, orang tua dan masyarakat. Beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan dalam berumah tangga adalah melanjutkan keturunan, membina rumah tangga, bermasyarakat, dan melaksanakan panca yajnya (Dewa Yajna, Rsi Yajna, Manusa yajnya, Pitra Yajna, Bhuta Yajna). Nilai – Nilai Grhasta Asrama sangat menarik diangkat menjadi objek penelitian penciptaan karya seni patung dengan judul “Nilai – Nilai Grhasta Asrama Dalam Penciptaan Seni Patung”. Untuk mengetahui fenomena tersebut maka dilakukan langkah – langkah penelitian. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil pembahasan: (1) Penulis mewujudkan karya seni patung dengan mengangkat tentang nilai – nilai Grhasta Asrama yaitu; perjumpaan dengan jodohnya, kehidupan dalam menjalani rumah tangga, anak sebagai cerminan diri, anak sebagai tumpuan hidup, hingga memiliki garis keturunan. (2) Proses pembuatan karya menggunakan bahan beton dengan teknik menempel, teknik menambah dan teknik mengurangi. Dalam memvisual karya, penulis memvisualkan nilai – nilai Grhasta Asrama dalam karya seni patung dengan menampilkan bentuk figure manusia yang di deformasi dengan merubah susunan bentuk yang dilakukan dengan sengaja untuk kepentingan seni, yang terkesan kuat sehingga tidak lagi berwujud figure semula atau bentuk manusia utuh yang sebenarnya. Dengan menampilkan tekstur, garis tegas dan luwes sehinga mendukung gerak dan irama pada karya untuk mencapai dinamika yang dinamis serta warna yang cenderung natural sangat mendukung konsep garapan.

References

Djelantik, A.A. M. (1999). Estetika Sebuah Pengantar, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Hasan, M.Iqbal. (2002). Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Kartika, Darsono Sony. (2017). Seni Rupa Modern (edisirevisi), Bandung: Rekayasa Sains.

Mustika, W. 2017. Grhasta Asrama, Surabaya:Paramita

Mustari, Mohamad. (2012). Pengantar Metode Penelitian. Laks Bang. PRESS indo: Yogayakarta

Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET

Rohidi, Tjetjep Rohendi. (2011). Metodologi Penelitian Seni, Semarang: Cipta Prima Nusantara.

Sunarto & Suherman. (2017). Apresiasi Seni, Yogyakarta: Thafa Media.

Sudira, Made Bambang Oka. (2010), Ilmu Seni Teori dan Praktik, Jakarta: Inti Prima.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R&D), Bandung: Alfabeta.

Susanto, Mikke. (2011). Diksi Rupa, Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa (edisirevisi). Yogyakarta: Dicti Art Lab: Jagad Art Space. Bali.

Wahana, Roky Budi. (2011). Penelitian Seni Patung ”Kawi Desain”Blora :Kajian Proses Produksi dan Bentuk Estetis.

_____________________(2013). Rupa Jurnal Ilmiah Seni Rupa, Denpasar: Upt.Penerbit Isi Denpasar, Jalan Nusa Indah Denpasar.

_____________________(2016). Prabangkara Jurnal Seni Rupa dan Desain, Denpasar: Pusat Penerbitan LPPM, Institut Seni Indonesia Denpasar.

Website

(http://putuari765.blogospot.com/2019/04/grhasta-asrama.html?m=1) Diakses 18 april 2021

Daftar Narasumber/ Informan

Wawancara dengan I Nyoman Sukanta selaku narasumber (sampel keluarga) yang sedang menjalani fase Grhasta Asrama dengan memiliki empat orang anak, yang beralamat di Jln. Veteran, Desa Tumbak Bayuh, Mengwi, Badung. Pada tanggal 29 Maret 2021

Wawancara dengan Ngurah Bagus Pasek Wirakesuma, ST., MM selaku tokoh adat di lingkungan Banjar Dangin Sema, Desa Tumbak Bayuh, Mengwi Badung, pada tanggal 04 April 2021.

Wawancara dengan I Putu Sudiana selaku prajuru adat (kelian adat) di lingkungan Banjar Dangin Sema, Desa Tumbak Bayuh, Mengwi Badung, pada tanggal 13 April 2021.

Downloads

Published

2021-11-09

How to Cite

Agus Adi Suarthawan, I. P. ., Merta, I. D. P. ., & Udiana NP, T. . (2021). Values Of Grhasta Asrama In The Creation Of Sculpture. CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI, 1(2), 15–20. https://doi.org/10.59997/citakara.v1i2.1530

Issue

Section

Articles