Garapan Inovatif “Prabu Kalianget”

Authors

  • Nyoman Wirahadi Budiawan Institut Seni Indonesia Denpasar
  • I Made Marajaya Institut Seni Indonesia Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.59997/dmr.v2i1.1526

Keywords:

Wayang Arja Animasi, Prabu Kalianget, Inovatif

Abstract

Pewayangan di era globalisasi memerlukan suatu terobosan baru agar generasi muda tartarik untuk menyaksikan pertunjukan wayang. Untuk mengkemas pertunjukan wayang agar lebih menarik dan kreatif, ada keinginan penggarap untuk menggabungkan wayang tradisi dengan sebuah teknologi digital yaitu animasi. Dengan mengambil gambar wayang yang digunakan dalam pertunjukan, selanjutnya menciptakan gerak dengan menggunakan aplikasi animasi maka terciptalah wayang animasi. Garapan ini bertujuan agar anak-anak maupun di kalangan remaja lebih antusias di dalam menonton, mempelajari dan mencintai seni pewayangan sejak dini. Ide garapan ini muncul ketika penggarap menonton film wayang yang berjudul “Kita Wayang Kita”, tontonan ini sangat menarik karena disajikan dengan konsep yang matang dan memadukan teater, wayang dan animasi. Cerita atau lakon “Prabu Kalianget” dipilih karena merupakan cerita yang bertemakan kepahlawanan dan pengorbanan, cerita ini menarik untuk dituangkan atau direalisasikan ke dalam bentuk pertunjukan seni pewayangan, yaitu dengan menggunakan konsep wayang kulit animasi, yang dikemas sedemikian rupa khususnya dalam penataan adegan pada layar dan musik pengiring. Metode penciptaan yang digunakan meminjam dari teori Alma M. Hawkins yang dimulai dari tahapan ekploration, improvisasi, dan forming. Garapan wayang animasi ini sangat disukai oleh anak-anak, remaja, dan di kalangan orang dewasa. Pemilihan cerita sangat mempengaruhi sebuah pertunjukan, karena apabila cerita yang dibawakan tanpa konflik maka pertunjukan tidak akan menarik untuk ditonton. Secara harfiah “Prabu” berarti Raja dan “Kali” berarti Dewi Durga yang melambangkan kegelapan atau kehancuran, sedangkan “Anget” berarti keadaan gembira, senang, dan sukacita. Dengan demikian makna dari Prabu Kalianget adalah seorang raja yang iklas akan kehancuran demi kesejahtraan rakyatnya.

Downloads

References

Alma M. Hawkins, Creating Through Dance, Los Angeles, University Of Callifornia. Dialihbahasakan oleh Y. Sumandiyo Hadi.”Mencipta Lewat Tari”. Yogyakarta, Istitut Seni Indonesia Yogyakarta , 1990.

Bustaman, Burmansyah. 2001. Web design dengan macromedia flash mx 2004.

Yogyakarta: Andi Offset.

Djlantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI).

Gede Agung, Ida Tjokorda. 1981. Babad Dalem. Denpasar: Percetakan Aksara

Gusti. 2013. “Wayang Ditinggal Generasi Muda”. Dikutip dari: https://ugm.ac.id/id/berita/7928-wayang-ditinggal-generasi-muda Diakses pada Tanggal 30 September 2021 pukul 11.03 WITA.

Iswantara, Nur. 2017, Kreativitas: Sejarah, Teori & Perkembangan. Gigih Pustaka Mandiri.

JD, Redaksi 2020. “Upaya Mempertahankan Eksistensi Lewat Rakor Organisasi Pewayangan” Dikutip dari: https://jatengdaily.com/2020/upaya-mempertahankan- eksistensi-lewat-rakor-organisasi-pewayangan/ Diakses pada Tanggal 30 September 2021 pukul 10.59 WITA.

Nursisto. 2015. Menggugah Kreativitas Guru. Yogyakarta: CV. Gema Godam Grafika. Suheri, Agus. 2006. Animasi Multimedia Pembelajaran, Jurnal Media Teknologi, Vol. 2,

No. 1. Cianjur: Universitas Suryakencana.

Susanti, Mariana., & Wahyuni, Sri. 2017. Analisis Kebutuhan Model Media Audio Cerita Wayang bagi Remaja. Jurnal Pekommas, Vol. 2 No. 1, April 2017: 29-42

Yuda Triguna, Ida Bagus Gde. 2003. Estetika Hindu dan Pembangunan Bali. Denpasar, Program Magister Ilmu Agama dan Kebudayaan Universitas Hindhu Indonesia bekerja sama dengan penerbit Widya Dharma.

Wijaya, Putu. 2000. Kreativitas. Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni, Vol 8 No. 1.

Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.

Downloads

Published

2022-04-08

Issue

Section

Articles