KAJIAN NILAI PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN GEBUG ENDE DI DESA SERAYA, KABUPATEN KARANGASEM
Isi Artikel Utama
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan keterkaitan dengan sejarah, perkembangan, dan mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam pertunjukan Gebug Ende. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan tahap-tahap: a) pengumpulan data, b) kategorisasi data , c) reduksi data), d) penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Gebug Ende berasal dari kata gebug yang artinya memukul, dan ende berarti alat pelindung (tameng). Maka Gebug Ende secara harfiah dapat diartikan suatu pertunjukan dengan gerakan saling memukul dengan menggunakan rotan sebagai alat pemukul dan ende sebagai alat untuk melindungi diri. Gebug Ende merupakan kesenian tradisi warisan budaya leluhur yang bertahan sampai saat ini dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi, di mana tradisi ini dilakoni untuk memohon turun hujan pada musim kemarau. Tradisi ini merupakan tradisi yang unik dan dikenal oleh masyarakat luas yang berasal dari Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Seiring dengan perkembangan era globalisasi, dilihat dari pelaksanaannya, Gebug Ende dapat digolongkan menjadi tiga golongan kegiatan antara lain; sebagai tari sakral, sebagai kegiatan tradisi budaya, dan sebagai kegiatan ceremonial/hiburan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkenalkan kesenian tradisi yang sangat unik di Kabupaten Karangasem yaitu kesenian Gebug Ende, agar nantinya kesenian ini semakin dikenal oleh masyarakat luas, dan tetap dilestarikan oleh para generasi penerus. Tradisi ini sangat dipercayai oleh masyarakat Desa Seraya untuk memohon hujan pada musim kemarau tiba. Masyarakat sangat semangat dan antusias melestarikan kesenian Gebug Ende, baik anak-anak maupun dewasa.
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.