PENERAPAN DESAIN INTERIOR BALI KOLONIAL PURI MAYUN SINGHASARI
Isi Artikel Utama
Abstrak
Salah satu bangunan Bali dengan konsep kolonial belanda yang masih bertahan dan menjadi salah satu ikon kawasan di Kabupaten Badung, Bali yaitu Puri Mayun Singhasari yang berlokasi di Jl. Ciung Wanara No.42, Blahkiuh, Kec. Abiansemal, Kab. Badung, Bali. Puri ini didirikan pada tanggal 17 April 1935. Pendirinya yaitu I Gusti Agung Made Oka dan Adik-adiknya (Putera Bhatara Ring Lambing). Puri ini termasuk rumah kolonial Bali karena menggunakan gaya arsitektur Belanda yang yang muncul akibat kedatangan Belanda di Bali. Rumah kolonial Bali ini banyak menggunakan bentuk infrastuktur dan bangunan-bangunan dengan memiliki langgam arsitektur Kolonial dan mengadopsi gaya neo klasik yang bertolak belakang dari Yunani dan juga Romawi. Gaya arsitektur rumah kolonial Bali pada Puri Mayun Singhasari dapat dilihat pada fasad bangunan yang simetris (indische empire),elemen pembentuk ruang, penggunaan warna - warna yang netral, penggunaan material alami, dan penggunaan berbagai furniture khas Belanda. Namun sudah terdapat beberapa perubahan pada bagian yang terdapat dalam interior bangunan tersebut yang diakibatkan oleh bahan bangunan yang sudah tidak memadai atau sudah tidak dapat berfungsi dengan baik, namun untuk penempatan ruang masih sama akan tetapi terdapat beberapa perubahan fungsi ruang. Tujuan studi ini adalah untuk Menelaah arsitektur dan interior bangunan melalui material dan furniture yang digunakan, mengetahui bangunan rumah Bali dengan konsep kolonial, mengetahui sejarah berdirinya bangunan rumah tersebut, serta dapat menganalisis dan mengumpulkan data ruangan dan fungsi ruangan di bangunan tersebut. Metode yang digunakan adalah model penelitian observasi, yang diawali dengan observasi pada Puri Mayun Singhasari Blahkiuh. Rumah ini sesuai dengan konsep “Rumah Bali Kolonial” yang menggunakan arsitektur, furniture, dan aksen kolonial di dalamnya. Tahap berikutnya adalah meninjau lebih lanjut mengenai nama dan fungsi pada tiap ruangan serta mengukur luas bangunan bersama pemilik rumah tersebut. Selanjutnya adalah melakukan dokumentasi pada bagian arsitektur, interior, fasade, maupun furniture di rumah tersebut untuk memberikan gambaran awal penggunaan material yang memiliki aksen kolonial pada kasus.
Unduhan
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.