Pakeliran Layar Lebar Inovatif “Bima Tapa Agni”
DOI:
https://doi.org/10.59997/dmr.v3i1.2292Kata Kunci:
Bima Tapa Gani, Pakeliran Layar Lebar Inovatif, Seni PedalanganAbstrak
Pakeliran Layar Lebar Inovatif “Bima Tapa Agni” merupakan karya seni layar lebar inovatif yang muncul sebagai wujud karya seni pewayangan eksperimental yang memadukan kerangka cerita pewayang yang mengandung nilai-nilai tradisi dalam konsep garap modern. Konsep karya layar lebar inovatif digunakan untuk mengembangkan seni tradisional pewayangan khususnya gaya Bali yang menonjolkan aspek inovasi pada cerita, dengan memadukan teknologi inovasi yang tertuang dalam bentuk layar lebar. Adapun tahapan metode penciptaan dalam mewujudkan konsep tersebut ialah tahap penjajagan (Eksplorasi), tahap percobaan (Improvisasi), dan tahapan pembentukan (Forming). Karya yang dihasilkan dari konsep tersebut adalah karya seni pewayangan modern yang mengangkat cerita "Bima Tapa Agni". Dalam karya ini, penggarap menggabungkan unusr wujud wayang tradisional Bali dengan teknologi layar lebar yang memperlihatkan latar belakang yang menarik dan teampak realistik. Proses kreatif dalam pembuatan karya ini melibatkan kolaborasi antar beberapa pemain wayang (dalang), musisi, penata suara, dan teknisi layar lebar. Mereka menggunakan berbagai teknik dan pendekatan untuk menghasilkan visual yang sesuai dengan tema cerita yang diangkat. Para dalang juga menggabungkan unsur-unsur modern, seperti penggunaan media elektronik dalam memunculkan screen latar kekinian pada media layar lebar dan teknik bermain wayang yang tidak biasa, dengan unsur-unsur tradisional pewayang gaya Bali, dalam menciptakan sebuah karya yang unik dan menarik. Secara keseluruhan, karya ini menceritakan tentang perjalanan lanjutan dari kisah Bima Nawa Ruci, di mana Bima melakukan tapa brata dengan alasan untuk mencari jatidirinya yang dilakukan di Gunung Pastika dengan sarana api.
Unduhan
Referensi
Ardiyasa, I. P., Wicaksandita, I. D. K., & Santika, S. N. G. A. (2022). Struktur Dramatik Pertunjukan Wayang Parwa Lakon Erawan Rabi Oleh Dalang I Dewa Made Rai Mesi. Jurnal Damar Pedalangan, 2(2), 1–16.
Hendriyana, H. (2018). Metodelogi Penelitian Penciptaan karya seni Kriya & Desain Produk Non Manufaktur. Yogyakarta: Sunan Ambu Press.
Merta, I. P. (1995). Alih Aksara Lontar Nawa Ruci. Denpasar: Kantor Dokumentasi Budaya Bali Propinsi Daerah Tingkat I Bali.
Ratna, J. M. (1980). Dharmagita Tutur Kahuripan. Gianyar: Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar. Solichin. (2010). Wayang: Masterpiece Seni Budaya Dunia. Jakarta: Sinergi Persadatama Foundation.
Tim Filsafat Wayang. (2016). Filsafat Wayang Sistematis. Jakarta: Sekertariat Pewayangan Indonesia (SENA WANGI).
Wicaksana, I. D. K., & Wicaksandita, I. D. K. (2022). Alih Aksara dan Analisis Ragam Bahasa Lontar Dharma Pawayangan Koleksi Dalang I Made Sidja. Jurnal Penelitian Agama Hindu, 9843((Special Issue Budaya dan Pendidikan)), 197–212.
Wicaksandita, I. D. K., Santosa, H., & Sariada, I. K. (2020). Estetika Adegan Bondres Wayang Tantri Oleh Dalang I Wayan Wija. Panggung, 30(1), 17–34. https://doi.org/10.26742/panggung.v30i1.877
##submission.downloads##
Diterbitkan
Versi
- 2023-04-16 (2)
- 2023-04-16 (1)