Teater Pakeliran Inovatif “Cupak Gandrung Sorga”

Penulis

  • I Putu Pande Sapriawan Institut Seni Indonesia Denpasar
  • I Gusti Ngurah Gumana Putra Institut Seni Indonesia Denpasar
  • I Ketut Kodi Institut Seni Indonesia Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.59997/dmr.v3i1.2294

Kata Kunci:

teater, pakeliran, cupak gandrung, cupak ke surga

Abstrak

Eksistensi Wayang Cupak selalu mengalami penurunan, sehingga membuat penggarap tertarik untuk ikut melestarikan dan mengembangkan Wayang Cupak. Keberadaan wayang kulit pada saat ini sudah mulai dikesampingkan bahkan hampir terlupakan oleh masyarakat peminatnya, walaupun dari segi fungsi wayang kulit memang dibutuhkan untuk pengiring atau wali dari keagamaan, namun dari segi hiburan wayang kulit saat ini kurang diminati. Tidak dipungkiri hal tersebut terjadi karena munculnya beberapa teknologi komunikasi seperti televisi dan bioskop yang lebih digemari oleh masyarakat masa kini. Berangkat dari hal tersebut para seniman, khususnya seniman dalang dituntut membuat suatu pembaharuan atau inovasi-inovasi baru dalam seni pewayangan agar dapat ikut bersaing di masa kini. Oleh karena masa kini adalah masa yang semuanya harus ada pembaharuan, sebagaimana zaman teknologi modern, atau juga disebut zaman pembaharuan. Seiring perkembangan zaman, para dalang yang inovatif dan kreatif memunculkan banyak kreasi-kreasi wayang baru seperti Wayang Calonarang, Wayang Babad, Wayang Rareangon, Wayang Tantri, dan Wayang Arja, Wayang Cupak, namun banyak di antara wayang-wayang kreasi tersebut tidak begitu bertahan lama. Penggarap menggarap Wayang Cupak dalam nuansa Teater yang berjudul “Cupak Suarga”, yang di maksud Teater adalah memasukkan Wayang Cupak ke dalam pertunjukan drama tari dan dipadukan dengan wayang, menggunakan sumber pencahayaan LCD Proyektor dengan Scenerry lighting dan penggunaan musik gamelan Bali. Dalam garapan ini pastinya menggunakan metode untuk proses penggarapan yang lebih sistematis, metode yang penggarap gunakan adalah metode yang diajukan oleh Prof. M. Alma Hawkins, yaitu: a. Tahapan Ekploration (Eksplorasi), b. Tahapan Improvisasi (Percobaan), c. Tahapan Forming (Pembentukan). Penggarap berharap dengan diwujudkannya garapan ini mampu menjadi pemantik untuk para dalang, terutama dalang muda agar dapat ikut serta melestarikan Wayang Cupak depannya.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Budiawan, N. W., & Marajaya, I. M. (2022). Garapan Inovatif “Prabu Kalianget.” Jurnal Damar Pedalangan, 1–15.

Darmika, A. A. G. M., & Putra, I. G. N. G. (2022). Karya Seni Pakeliran Inovatif “Pencok Saang.”

Jurnal Damar Pedalangan, 1–12.

Hendro, D., & Marajaya, M. (2021). Pertunjukan Wayang Cenk Blonk Virtual Sebagai Media Sosialisasi Covid-19. Proseding Seminar Nasional: Bali-Dwipantara Waskita, 119–125.

Marajaya, I. M. (2015). Buku Ajar: Estetika Pedalangan. Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar. Marajaya, I. M. (2019). Pertunjukan Wayang Kulit Bali Dari Ritual Ke Komersialisasi. Kalangwan:

Jurnal Seni Pertunjukan, 5, 21–28. Retrieved from http://jurnal.isi- dps.ac.id/index.php/kalangwan/article/view/730

Mulyono, S. (1978). Wayang: Asal Usul, Filsafat dan Masa Depannya. Jakarta: Penerbit PT Gunung Agung.

Putra, I. G. M. D. (2021). Problematika Teater Pakeliran sebagai Konsep Garap dalam Seni Pewayangan. Panggung, 31(3), 385–400.

Wibawa, I. M. A., Putra, I. G. N. G., & Widnyana, I. K. (2022). Penyampaian Pesan Dan Nilai-Nilai Kepemimpinan Melalui Seni Pertunjukan Wayang Kulit Bali Inovatif. Jurnal Damar Pedalangan, 2(2), 1–10.

Wicaksandita, I. D. K., Santosa, H., & Sariada, I. K. (2020). Estetika Adegan Bondres Wayang Tantri Oleh Dalang I Wayan Wija. Panggung, 30(1), 17–34. https://doi.org/10.26742/panggung.v30i1.877

##submission.downloads##

Diterbitkan

2023-04-16 — Diperbaharui pada 2023-04-16

Versi

Cara Mengutip

Sapriawan, I. P. P., Putra, I. G. N. G., & Kodi, I. K. . (2023). Teater Pakeliran Inovatif “Cupak Gandrung Sorga”. JURNAL DAMAR PEDALANGAN, 3(1), 56–64. https://doi.org/10.59997/dmr.v3i1.2294

Terbitan

Bagian

Articles