Fungsi Referensial dan Metalinguistik Campur Kode Bahasa Dalam Pementasan Wayang Cenk Blonk Lakon Ludra Murthi
DOI:
https://doi.org/10.59997/dmr.v3i2.2844Kata Kunci:
campur kode, fungsi refrensial, fungsi metalinguistikAbstrak
Masyarakat Bali di era modern ini adalah masyarakat yang bilingualisme. Hal ini ditandakan dengan adanya penggunaan dua bahasa dalam komunikasi sehari hari yakni bahasa Bali sebagai bahasa ibu atau bahasa pertama, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua atau bahasa pergaulan nasional. Terlebih lagi, masyarakat Bali juga tidak dapat terlepas dari penggunaan bahasa asing seperti halnya bahasa Inggris, Jepang, dan lain sebagainya. Kondisi semacam ini disebut dengan multilingualisme. Multilingualisme adalah penggunaan lebih dari dua bahasa atau unsur bahasa dalam kehidupan masyarakat. Gejala ini terjadi di semua bidang kehidupan masyarakat Bali. Secara khusus, kehidupan berkesenian juga menjadi ajang terjadinya multilingualisme. Seni pertunjukan yang menggunakan bahasa sebagai medianya juga sangat berpotensi mengalami gejala ini. Ciri yang paling kental dilihat dari sini yaitu terjadinya campur kode bahasa. Campur kode merupakan akibat dari adanya saling ketergantungan bahasa dalam kehidupan multilingualisme. Campur kode memiliki pengertian sebagai penggunaan unsur bahasa berbeda dalam tuturan bahasa pertama yang digunakan. Unsur tersebut bisa berupa kata, istilah, maupun frase. Campur kode memiliki fungsi tertentu sehingga hal ini bisa terjadi. Fungsi yang paling menonjol di sini adalah fungsi referensial dan fungsi metalinguistik. Fungsi referensial mengacu pada fungsi campur kode ketika bahasa yang pertama digunakan tidak memiliki kata atau istilah sebagai rujukan pada suatu objek tertentu. Fungsi metalinguistik mengacu pada fungsi ketika penutur dengan sengaja menyelipkan unsur bahasa berbeda ke dalam bahasa pertama, meskipun sudah ada istilah dalam bahasa pertama untuk merujuk suatu objek tertentu.
Unduhan
Referensi
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Appel, R. Dan Muysken, P. 1999. Language Contact and Billingualism. Institut For General Linguistics: University Of Amsterdam.
Aslinda dan Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Redika Aditama. Burhan, Bungin.2011. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik.(Edisi Keempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Koentjarangingrat. 2009. Khasanah Antropologi.Jakarta: Refika Kamus Besar Bahasa Indonesia
Moleong, J. Lexy (2014), Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nardayana, Wayang Kulit Cenk Blonk
Rahardi, Kunjana. 2011. Sosiolinguistik , Kode dan Alih Kode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Zoetmulder, P.J. 1955. “Kamus Jawa Kuna Indonesia”. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta