Garapan Inovatif “Wayang Debong Lakuning Sato”
DOI:
https://doi.org/10.59997/dmr.v1i1.686Kata Kunci:
Wayang Debong, Cerita Tantri, KesetiaanAbstrak
Wayang Debong merupakan sebuah gagasan baru dalam pertunjukan wayang Bali. Pada kesempatan ini, penggarap mencoba untuk menampilkan Wayang Debong tiga dimensi yang berbahan dasar kelopak batang pisang. Wayang tersebut disajikan ke dalam wujud menyerupai Wayang Golek yang bernuansa inovatif, dengan mengusung tema kesetiaan. Tema ini dikaitkan dengan cerita Tantri khususnya pada bagian cerita perjalanan Sri Adnya Dharmaswami dalam menjalankan sebuah perjalanan suci di dalam hutan. Cerita Tantri dipilih karena memiliki makna yang sangat kaya akan imajinasi dan fantasi dalam membuat sebuah garapan karya seni. Cerita Tantri menyajikan berbagai peristiwa yang sarat akan permasalahan dan juga pemecahan dari masalah tersebut. Cerita Tantri mampu memperkenalkan, menyelami, dan memahami kehidupan sekitar khususnya kehidupan binatang (Taro, 2009 : ix). Wayang Debong Lakuning Sato ini dituangkan ke dalam sebuah garapan karya seni yang bersumber pada pemikiran penggarap melihat begitu banyaknya kasus-kasus yang terjadi di masyarakat tentang berkurangnya nilai-nilai kesetiaan masyarakat di mana rasa saling tolong menolong saat ini sudah mulai berkurang. Dengan mempertahankan seni tradisi yang kemudian dikembangkan dengan konsep-konsep baru, garapan ini diharapkan mampu menjadi sebuah karya seni yang memiliki mutu, berkualitas, dan bermakna. Garapan ini merupakan sebuah persembahan yang diharapkan bisa menjadi tontonan sekaligus tuntunan, untuk menjawab tuntutan dan tantangan jaman serta tanggung jawab seniman untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam pengaruh budaya globalisasi yang semakin mendesak budaya, tradisi, dan nilai-nilai luhur agama.
Unduhan
Referensi
Murdana, Ketut. “Mengenal seni lukis dan Pemahamanya”. Mudra, Jurnal Seni Budaya No. 3 Th III Maret 1995, Sekolah Tinggi Seni Indonesia).
Pasek, I Made 2006. Carita Tantri. Denpasar : Yayasan Dharma Sastra
Prins, P. 1964. Kata Hati dan Pendidikan. Jajasan Taman Pustaka Kristen, tanpa tempat.
Rota, Ketut. 1977/1978. “Ilmu Pedalangan/Pewayangan”. Denpasar. ASTI Denpasar. Rota, Ketut. 1986. “Retorika dalam Pewayangan Bali”. Denpasar. ASTI Denpasar.
Sawitri, Cok. 2011. Tantri Perempuan yang Bercerita. Kompas.
Sedana, I Nyoman. 1996. “Wayang Kontemporer dan Potensinya di Masa Depan. Makalah tersimpan di KITLV Lein yg disampaikan dlm Sarasehan Pekan Wayang Walter Spies 1 Nopember 1996.
Sedana, I Nyoman. 2002. “Kawi Dalang: Creativity in Wayang Theatre” disertasi untuk meraih gelar Doktor di University of Georgia.
Srinatih, I Gusti Ayu, dkk. 2009 “Lontar Tantri Carita”. Denpasar. Institut Seni Indonesia Denpasar. Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB.
Taro, I Made. 2009. Kisah-Kisah Tantri. Denpasar : Sanggar Kukuruyuk. Tedjoworo, H.2001. Imaji dan Imajinasi. Yogyakarta: Kanisius.
Wibisono, Tri Broto. 2001. “Pendidikan seni tari : buku panduan penyelenggaraan pembelajaran seni tari bagi guru sekolah dasar”. Surabaya. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Surabaya.
Zoetmulder, P.J. 1955. “Kamus Jawa Kuna Indonesia”. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta