Karawitan Artwork “Semenanjung Senja” | Karya Karawitan “Semenanjung Senja”

Penulis

  • I Putu Prabawa Laksana Putra Seni Karawitan ISI Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v3i4.2156

Kata Kunci:

Karawitan Inovatif, Semar Pegulingan, Gender Wayang, Semenanjung Senja

Abstrak

Momen-momen ketika matahari terbit dan matahari tenggelam merupakan suatu momentum berharga yang merupakan anugerah terindah dari Tuhan. Kesempatan ini penata tuangkan menjadi suatu karya yang berjudul “Semenanjung Senja”. Potret keindahan senja yang selalu berubah-ubah di kala senja berwarna jingga, kadang oranye, kadang merah merona terkadang muncul warna merah muda dengan kombinasi langit biru yang sungguh menawan. Keindahan senja inilah yang akhirnya mengantarkan penata menggarap sebuah karya seni karawitan inovatif. Dalam proses karya ini penata menggunakan beberapa tahapan dari Alma M Hawkins yakni tahap penjajagan, percobaan dan pembentukan. Karya karawitan inovatif ini menggunakan konsep yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pertama menggambarkan keindahan dan rasa takjub, bagian kedua menggambarkan penata saat menyusuri dan menikmati keindahan senja, dan pada bagian ketiga yakni interpretasi suasana senja yang dituangkan penata ke dalam garapan karawitan ini. Menggunakan media gamelan Semar Pegulingan dan Gender Wayang. Perpaduan kedua media gamelan tersebut menggunakan Patet Sunaren sehingga terciptalah nada – nada indah, yang didukung oleh 16 (enam belas) orang penabuh dari Sanggar Mekar Seruni di Banjar Sayan Delodan, Desa Wherdi Bhuana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

 

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Aden, & Meinel, M. (1983). Sunset, Twilight and Evening Skies. The Press Syndicate of the University of Cambridge.

Bhumi, I. M. B. P. H. S. (2019). Pelatihan Gender Wayang Pada Generasi Muda Bali Untuk Melawan Dampak Negatif Kemajuan Teknologi. KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan, 5(2), 99–105. https://doi.org/https://doi.org/10.31091/kalangwan.v5i2.777

Dibia, W. (1999). Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali (Taufik Ranhzen (ed.); Pertama). Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

DONDER, I. K. (2005). Esensi Bunyi Gamelan Dalam Prosesi Ritual Hindu: Prespektif Filosofis-Teologis, Psikologis, Sosiologis dan Sains. Paramita.

Eykendorp, J. (2023). Pura Batu Bolong Tanah Lot. Www.Flickr.Com.

Harman, A. (2016). Sun (A. Harman (ed.)). Windmill Books.

Hartini, N. P. (2017). Pertunjukan Gender Wayang Pada Pekan Seni Remaja Kota Denpasar, Kajian Bentuk, Estetika, Dan Makna. KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan, 3(1), 48–57.

Hartini, N. P. (2023). Musical Composition of Gender Wayang “Silat Lidah” | Komposisi Musik Gender Wayang “Silat Lidah.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 1(1), 65–72. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i1.311

Hawkins, A. M., & Hadi, Y. S. (2003). Mencipta lewat tari (creating though dance) (Revisi). Mathili.

Olivelle, P. (2014). moksha. Encyclopedia Britannica.

Pratama, G. M. R., & -, S. (2023). Campuhan: A New Music Creation | Campuhan: Sebuah Musik Kreasi Baru. GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 1(2), 92–99. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i2.149

Rustika Manik, I. M. D., Sudiana, I. N., & Hartini, N. P. (2023). Wira Chandra New Music Creation | Musik Kreasi Baru Wira Chandra. GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 1(3), 204. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i3.383

S., I. W. R. (2004). GAMELAN SEMAR PEGULINGAN SAIH PITU: THE HEAVENLY ORCHESTRA OF BALI (Record Review). Mudra (JURNAL SENI BUDAYA).

Sudiatmika, M. (2011). Peranan Sruti dalam Patutan Gambelan Semar Pagulingan Saih Pitu. Artikel Bulan Juli (2011).

Sukerta, P. M. (2009). Ensiklopedia Karawitan Bali. In Sastrataya - Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI). Institut Seni Indonesia Surakarta.

Suryatini, N. K., & Andayani, N. P. T. (2010). Gender Wayang Style Kayumas Denpasar: Analisis Struktur Musikal. Isi-Dps.Ac.Id.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2023-11-30

Terbitan

Bagian

Articles