Creation Music Lawat Sagara | Tabuh Kreasi Lawat Sagara

Penulis

  • I Kadek Yogi Aditya Seni Karawitan ISI Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v4i2.3384

Kata Kunci:

karawitan, selonding, tri hita karana, lawat sagara

Abstrak

Lawat Sagara adalah karya karawitan yang terinspirasi dari cerminan kehidupan laut. Lautan  dengan pemandangan yang menakjubkan membuat suasana hati menjadi damai. Adapun flora dan fauna yang hidup di dalamnya antara lain, ikan-ikan, partikel-partikel, maupun keragaman hayati yang tinggi yang hidup di areal terumbu karang dengan berbagai macam warna yang sangat indah. Prilaku manusia sering kali mengabaikan persoalan-persoalan tentang kelestarian lingkungan. Kesadaran harmonisasi hubungan manusia dengan lingkungan perlu digaungkan lebih luas. Kesadaran tersebut di bali dikenal dengan konsep tri hita karana Kata Tri yang artinya tiga, hita yang artinya keseimbangan atau kesejahteraan dan karana yang berati penyebab. Tri hita karana ini dapat diartikan yaitu tiga penyebab kesejahteraan dalam kehidupan. Tujuan dari garapan ini selain berkaitan dengan hal-hal estetika juga mengandung pesan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dalam konsep tri hita karana. Dengan konsep inilah yang merupakan gambaran atau cerminan lautan yang sekaligus menjadi elemen utama dari garapan ini. Dalam penggarapan karya menggunakan satu barungan gamelan selonding yang  dipadukan dengan beberapa instrumen bali, seperti kendang kerumpungan, kendang cedugan, kecek ricik, kajar trenteng, suling dan gong pencon. Tujuan memadukan instrumen barungan selonding dengan instrumen gamelan tersebut guna untuk memperkaya ritme dan aksentuasi dalam karya. Adapun penggunaan gamelan selonding mempunyai karakteristik yang mampu membangkitkan suasana-suasana dalam garapan lawat sagara. Tahapan-tahapan atau metode dalam karya lawat sagara  menggunakan metode penciptaan Panca Sthiti Nawi Sani : inspirasi (ngawirasa), eksplorasi (ngewacak), konsepsi (ngarencana), ekseskusi (ngawangun) dan ngebah (maedeng).

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Adi Surya, I. Gede, Saptono Saptono, and I. Ketut Partha. 2022. “The Process of Music Creation Kelabu | Proses Kreasi Musik ‘Kelabu.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 2(1):62–70. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i1.419.

Adnyana, I. Made Putra; I. Gede Yudarta; Hendra Santosa. 2019. “Patra Dalung, Sebuah Komposisi Karawitan Bali Yang Lahir Dari Fenomena Sosial Di Desa Dalung.” Kalangwan: Jurnal Seni Pertunjukan 5(1):61–67.

Aryasa, I. W. M. (1983). Pengetahuan Karawitan Bali. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta.

Bandem, I. M. (1987). Ubit-Ubitan Sebuah Teknik Gamelan Bali. Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar.

Botkin, D., & Keller, E. (1995). Envevironmental Science-Earth As Aliving Planet. Canada: John Willey & Son Inc.

Burhanudin, A. I., & Nessa, H. M. N. (2018). Pengantar Ilmu Kelautan dan Perikanan. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Darmayasa, I. Ketut Agus, and Kadek Suartaya. 2023. “Music Composition ‘Sekar Layu’ | Komposisi Musik Inovatif ‘Sekar Layu.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 1(4):224–33. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i4.422.

Dibia, I. W. (2020). Metodelogi Penciptaan Seni Panca Sthiti Ngawi Sani. 2020.

Kariasa, I. N., & Putra, I. W. D. (2021). Manikam Nusantara. Mudra Jurnal Seni Budaya, 36.

Kariasa, I. Nyoman, Wardizal Wardizal, and Hendra Santosa. 2023. “The Creative Process of Creating Dance Accompaniment Gendhing Murdanata Dedarining Aringgit: The Mascot Dance of Nagasepaha Village in Buleleng Regency, Bali.” Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni 18(2):146–58. doi: 10.33153/dewaruci.v18i2.4904.Prime, R. (2006). Tri Hita Karana Ekologi Ajaran Hindu Benih-Benih Kebenaran. Surabaya: Paramita.

Pryatna, Hendra Santosa; I. Komang Sudirga; I. Putu Danika. 2020. Teknik Permainan Kendang Tunggal Pada Gamelan Bali. Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar.

Putra, I. W. Y. M. (2023). Development Of Sekaa Selonding Manik Selukat Banjar Tunjuk Kelod | Pembinaan Sekaa Selonding Manik Selukat Banjar Tunjuk Kelod. GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 3(4), 372–378. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v3i4.2495

Santosa, Hendra. 2019. Mredangga: Perubahan Dan Kelanjutannya. Denpasar: Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar.

Sentana, I. K. D. P., Santosa, H., & Sujayanthi, N. W. M. (2022). Karya Komposisi Petegak Kreasi Jegog “Ngakit.” In Sorai: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik (Vol. 14). Sorai Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Musik. https://doi.org/10.33153/sorai.v14i2.4148

Tusan, W. P. (2002). Selonding, Tinjuan Gamelan Bali Kuna Abad X – ZIV. Suatu Kajian Berdasarkan Data Prasasti, Karya Sastra dan Artefak. Karangasem: Citra Lekha Sanggraha.

Widiana, I. W. P. (2019). Karakteristik Gamelan Selonding Bebandem Dan Selonding Tenganan “Studi Komparasi Intramusikalâ€. Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(1), 61–72. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i1.637

##submission.downloads##

Diterbitkan

2024-06-07

Terbitan

Bagian

Articles