Innovative Music Composition, “Reboisasi” | Komposisi Musik Inovatif, “Reboisasi”
DOI:
https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i3.358Kata Kunci:
reboisasi, gender wayang, inovatifAbstrak
Reboisasi adalah karya musik yang terinspirasi dari lingkungan sekitar yang dahulunya asri hingga terjadinya penebangan pohon secara liar, serta berkeinginan untuk mencoba menanam Kembali. Kary aini menggunakan media ungkap Gender Wayang sebagai instrumen pokok serta penambahan empat buah instrumen suling dan satu tungguh Gong Pulu sebagai instrumen pendukung. Reboisasi merupakan komposisi musik inovatif yang cenderung mengungkap ide-ide atau gagasan baru walaupun masih berpedoman dengan unsur-unsur tradisi yang ada. Dalam penggunaan panggul sebagai alat pemukul karya Reboisasi menggunakan satu panggul yang memiliki dua fungsi secara bersamaan, yaitu penata memodifikasi panggul gender pada bagian kekembangan panggul dengan menambahkan karet pada permukaannya yang membentuk setengah lingkaran. Secara Teknik bermain Gender memadukan dua style yang berbeda antara Sukawati dan Kayumas dengan tujuan untuk mencari nuansa suara yang berbeda. Metode penciptaan yang dipergunakan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Alma Hawkins dengan tiga tahapan dalam berkarya, yaitu tahap penjajagan (Exploration), tahap percobaan (Improvisation), dan tahap pembentukaan (Forming). Karya ini didukung oleh 9 (Sembilan) orang penabuh dengan durasi waktu 11 menit
Unduhan
Referensi
A.A.M.Djelantik. (2004). Estetika Sebuah Pengantar (2nd ed.). Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MPSI).
Bandem, I. M. (1986). Prakempa, Sebuah Lontar Gamelan Bali (Trans.). ASTI Denpasar.
Bandem, I. M. (2013). Gamelan Bali di atas Panggung Sejarah. Badan Penerbit STIKOM Bali.
Hartini, N. P. (2017). Pertunjukan Gender Wayang Pada Pekan Seni Remaja Kota Denpasar Kajian Bentuk, Estetika, Dan Makna. KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan, 3, 48–57.
Hartini, N. P. (2021). Konsep Dualistis dalam Pertunjukan Gender Wayang pada Pekan Seni Remaja Kota Denpasar Tahun 2015. JOMSTI, Journal of Music Science, Technology, and Industry, 4(1), 37–49.
Hawkins, A. (2003). Creating Through Dance (Terjemahan, Sumandyo Hadi).
I Made Bayu Puser Bhumi, & Hendra Santosa. (2019). Pelatihan Gender Wayang Pada Generasi Muda Bali Untuk Melawan Dampak Negatif Kemajuan Teknologi. KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan, 5(2), 99–105.
I Putu Prwwangsa Nagara, I. N. S. (2021). Gamelan Gender Wayang Composition “Sandaran Laju” | Komposisi Gamelan Gender Wayang “Sandaran Laju.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 01(02), 117–125. https://doi.org/10.25124/ghurnita.v1i1.333
Miller, H. M., Sunarto, & Baramatyo, T. (2017). Apresiasi Musik. Thafz Media.
Pradnyantika, I. G. A., Sudiana, I. N., & Haryanto, T. (2019). Waluku Sebagai Acuan Dalam Garapan Karawitan Bali. Kalangwan, 5, 49–60.
Sukerta, P. M. (1998). Ensiklopedi Karawitan Bali. Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MPSI).
Suryatini, N. K., & Andayani, N. P. T. (2009). Gender Wayang Style Kayumas Denpasar: Analisis Struktur Musikal. Denpasar: Laporan Penelitian Hibah I-Mhere Batch III.
Winarto, B. (2006). Kamus Rimbawan. Yayasan Bumi Indonesia Hijau.
Yudana, I. G., & Haryanto, T. (2021). Komposisi Musik Kontemporer “Embrio.” GHURNITHA Jurnal Seni Karawitan, 1(1), 1–10.