STUDI TENTANG PEMBELAJARAN TARI PENDET PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB NEGERI 1 GIANYAR
Isi Artikel Utama
Abstrak
Tunarungu adalah salah satu kelainan fisik pada orang yang kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya oleh karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran. Anak tunarungu akan mengalami kesulitan dalam komunikasi sehingga diperlukan pendidikan kompensatoris berupa Pengembangan Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (PKPBI). Melalui PKPBI ini, anak tunarungu akan mendapat pembinaan bunyi dan irama dengan memanfaatkan indra pendengaran atau perasaan vibrasi yang masih dimilikinya. Salah satu bentuk PKPBI yang bisa dilakukan sekolah adalah melalui pembelajaran tari dengan materi tari Pendet. Penelitian ini memiliki tujuan untuk 1) mengetahui metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tari Pendet pada anak tunarungu di SLB Negeri 1 Gianyar; 2) memaparkan proses pembelajaran tari Pendet pada anak tunarungu di SLB Negeri 1 Gianyar; dan 3) mengetahui faktor pendukung dan penghambat pembelajaran tari Pendet pada anak tunarungu di SLB Negeri 1 Gianyar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat dua metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode isyarat dan demonstrasi. Proses pembelajaran tari Pendet pada anak tunarungu di SLB Negeri 1 Gianyar dilakukan dalam empat tahap yaitu tahap persiapan (preparation), tahap penuangan (presentation), tahap pelatihan (practice), dan tahap penampilan (performance). Adapun faktor pendukung pada pembelajaran tari Pendet pada anak tunarungu di SLB Negeri 1 Gianyar adalah kondisi fisik peserta didik yang baik, dukungan kepala sekolah, dan guru tari yang kompeten. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kesulitan komunikasi dan psikologi peserta didik yang merasa tidak percaya diri.
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.