Jenar: A New Music Creation | Jenar: Sebuah Musik Kreasi Baru

Penulis

  • I Wayan Aditya Febriana Prodi Seni Karawitan ISI Denpasar
  • I Kt. Suteja Prodi S3 Seni ISI Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i3.1216

Kata Kunci:

Jenar, Tabuh Kreasi, Gong Kebyar

Abstrak

Bunga gumitir merupakan salah satu bunga yang keberadaannya sangat dilestarikan khususnya di pulau Bali. Selain berfungsi sebagai tanaman hias, bunga gumitir juga berfungsi sebagai sarana upakara dan upacara umat Hindu. Warnanya yang kuning diimplementasikan sebagai bentuk simbol dewa Mahadewa penguasa arah barat oleh umat Hindu khususnya pada pembuatan sarana persembahyangan. Banyak makna yang terkandung di dalam warna kuning pada bunga gumitir baik secara etimologis maupun filosofis. Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi) warna kuning dikenal dengan sebutan Jenar. Berangkat dari pemaknaan warna kuning pada bunga gumitir, diciptakanlah sebuah karya tabuh kreasi yang diberi judul Jenar. Pemaknaaan warna kuning bunga gumitir diimplementasikan ke dalam sebuah tabuh kreasi dengan memanfaatkan gamelan gong kebyar. Metode penciptaan karya diadaptasi dari metode yang dikemukakan oleh Alma M. Hawkins, yaitu tahap eksplorasi, improvisasi, serta pembentukan karya. Pedoman pada garapan ini sesuai dengan konsep Tri Angga: kawitan, pengawak, serta pengecet, dengan dikembangkannya pola permainan tradisi baik dari susunan gending dan metode permainan/motif permainan, diikuti oleh penyusunan unsur – unsur musikal seperti: nada, ritme, dinamika, melodi, tempo, dan harmoni. Tabuh kreasi Jenar berdurasi 10 menit didukung oleh 29 penabuh termasuk komposer, dipentaskan di Gedung Natya Mandala, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Anggriani, P. M. . (2020). Hindu Nusantara: Antara Tradisi dan Upacara. Nilacakra.

Aryasa. (1984). Pengetahuan Karawitan Bali. Dapertemen pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Proyek Pengembangan Kesenian Bali.

Bandem, I. M. (2013). Gamelan Bali di atas Panggung Sejarah. Badan Penerbit STIKOM Bali.

Hawkins, A. M. (2003). Creating Through Dance (Mencipta Lewat Tari terjemahan Y. Sumandiyo Hadi). In Manthili Yogyakarta.

Pradana, K. A. W., & Garwa, I. K. (2021). Samirata a Musical Art Composition Creative Percussion | Samirata: Sebuah Karya Komposisi Seni Karawitan Tabuh Kreasi. Ghurnita: Jurnal Seni Karawitan, 01(03), 145–151. https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/ghurnita/article/view/355

Pryatna, H. S. I. K. S. I. P. D. (2020). Permainan Kendang Bali. Dewaruci, 15(2), 90–100. https://doi.org/10.33153/dewaruci.v15i2.2991

Pryatna, I. P. D. H. S. (2020). Konsep Musikal Instrumen kendang Dalam Gamelang Gong Kebyar Bali. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 21(2), 73–84. https://doi.org/10.24821/resital.v21i2.4220

Sadguna, Ig. M. I. (2011). Pupuh Kekendangan Sebagai Identitas Semar Pagulingan Saih Lima Peliatan. Dewa Ruci, 7(1). https://doi.org/https://doi.org/10.33153/dewaruci.v7i1.971

Santosa, H. (2005). Pengetahuan Multimedia Jilid 1.

Santosa, H. S. (2016). Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang untuk Olah Kreativitas Karawitan Bali. Pantun, 1(2), 85–96. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/pantun/article/view/747

Saptono, Haryanto, T., & Hendro, D. (2019). Greng Sebuah Estetika Dalam Kerampakan Antara Gamelan dan Vokal. KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan, 5(1), 29–38. https://doi.org/10.31091/kalangwan.v5i1.728

Vasudevan, P., S. K. & S. S. (1997). Tagetes: A Multipurpose Plant. Bioresource Technology, 1(15), 29–35. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/S0960-8524(97)00101-6

##submission.downloads##

Diterbitkan

2022-09-06

Terbitan

Bagian

Articles