Marma: A New Musical Experimental | Marma: Sebuah Karya Baru Musik Eksperimental
DOI:
https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i4.1350Kata Kunci:
Musik Eksperimental, Semar Pagulingan, Karawitan, BaliAbstrak
Kepekaan setiap manusia di dalam menangkap getaran kosmik melalui pikiran bawah sadar masing-masing berbeda. Ada yang menangkapnya dengan penuh kesadaran dan ada pula yang dengan setengah kesadaran. Penggabungan keduanya itulah yang di dalam bahasa Bali disebut Marma. Kondisi seseorang saat dalam situasi marma akan membiarkan panca inderanya menangkap getaran di luar dirinya dalam keadaan berbeda dengan kenyataan. Penciptaan sebuah komposisi musik seringkali dihadapkan dengan abstrak dan dapat mengambil ide-ide dari cerita kehidupan, alam, benda dan lain halnya. Penciptaan karya komposisi musik ini mengambil ide kehidupan social masyarakat Bali dalam menjalankan kewajiban beragama. Karya ini terwujud atas dasar pencipta yang mempunyai kesenangan terhadap suatu tantangan yang mampu mengolah pikiran, serta berani mencoba untuk mewujudkan suatu hal yang sedikit berbeda melalui garapan non-konvensional. Hal inilah yang kemudian mendorong pencipta untuk mewujudkannya ke dalam bentuk karya musik Eksperimental, dengan upaya pencarian dan percobaan mengolah berbagai unsur yang mampu disusun sehingga membentuk orisinalitas karya estetis. Penciptaan karya ini adalah sebagai Ekspresi pribadi untuk mengungkapkan hasil pemikiran pencipta yang diwujudkan melalui media ungkap gamelan.
Unduhan
Referensi
Aryasa, I. W. (1984). Pengetahuan Karawitan Bali. Dapertemen Pendidikan.
Bandem, I. M. (1991). Ubit-ubitan Sebuah Teknik Permainan Gamelan Bali. Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar.
Bandem, I. M. (2013). Gamelan Bali di atas Panggung Sejarah. Badan Penerbit STIKOM Bali.
Hardjana, S. (2011). Corat-Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Ford Foundation.
Hawkins, A. (2003). Creating Through Dance (Terjemahan, Sumandyo Hadi).
Kariasa, I. N., & Putra, I. W. D. (2021). Karya Karawitan Baru Manikam Nusantara. Mudra Jurnal Seni Budaya, 36(2), 222–229. https://doi.org/10.31091/mudra.v36i2.1471
Paristha, P. P., Gede, Y. I., & Hendra, S. (2018). Tirtha Campuhan: Sebuah Karya Komposisi Baru dengan Media Gamelan Smar Pagulingan. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal of Performing Arts), 19(3), 113–121.
Pratama, G. M. R. S. (2021). Campuhan: A New Music Creation | Campuhan: Sebuah Musik Kreasi Baru. Ghurnita: Jurnal Seni Karawitan, 01(02), 92–99. https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/ghurnita/article/view/149
Santosa, H. S. (2016). Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang untuk Olah Kreativitas Karawitan Bali. Pantun, 1(2), 85–96. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/pantun/article/view/747
Saptono, Haryanto, T., & Hendro, D. (2019). Greng Sebuah Estetika Dalam Kerampakan Antara Gamelan dan Vokal. KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan, 5(1), 29–38. https://doi.org/10.31091/kalangwan.v5i1.728