Introduction to the Musical Compotition “Giri Petak” | Pengantar Komposisi “Giri Petak”
DOI:
https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v3i3.2115Kata Kunci:
Giri Petak, Tabuh Kreasi Inovatif, Semara Pegulingan Saih PituAbstrak
“Giri” artinya gunung, dan “Petak” artinya putih atau sinar putih. Jadi, Giri Petak merupakan sinar putih atau sinar suci yang berasal dari gunung (Gunung Agung) yang melahirkan semangat spiritual yang akhirnya akan menciptakan kesejahteraan. Dalam kata lain, Giri Petak merupakan spirit religi Gunung Agung. Tabuh kreasi inovatif ini menggambarkan semangat spiritual yang didasari dengan adanya cinta atau kasih sayang dari seorang individu yang terinspirasi dari pengembangan sastra yang dilakukan oleh masyarakat atau penduduk di kaki Gunung Agung, yaitu “Gebang Apit Lontar”. Tabuh kreasi inovatif ini bersifat kekinian dengan mengutamakan orisinalitas dan mengacu pada pola atau pakem tradisi yang dibawakan menggunakan media Semara Pegulingan Saih Pitu. Adapun metode penciptaan yang digunakan pada proses penciptaan karya seni karawitan ini dibagi menjadi 3 tahapan yaitu Tahapan Penjajagan (Eksplorasi) yaitu penulis mulai mencari inspirasi untuk karya seni karawitan ini, Tahapan Percobaan (Improvisasi) yaitu penulis mulai menuangkan gending dari konsep yang penulis angkat, dan Tahapan Pembentukan (Forming) yaitu penulis melanjutkan penuangan gending dari bagian 1 hingga bagian 4.
Unduhan
Referensi
Adnyana, I. M. P. I. G. Y. H. S. (2019). Patra Dalung, Sebuah Komposisi Karawitan Bali Yang Lahir Dari Fenomena Sosial Di Desa Dalung. Kalangwan: Jurnal Seni Pertunjukan, 5(1), 61–67. https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/kalangwan/article/view/670
Aryasa, I WM dkk. 2012. Pengetahuan Karawitan Bali. Bali: Departemen pendidikan dan Kebudayaan.
Bandem, I Made. 2013. Gamelan Bali di Atas Panggung Sejarah. Stikom Bali Denpasar. Bandem, I Made. 1998. Prakempa Sebuah Lontar Gamelan Bali.Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar.
Darmayasa, I. Ketut Agus, and Kadek Suartaya. 2023. “Music Composition ‘Sekar Layu’ | Komposisi Musik Inovatif ‘Sekar Layu.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 1(4):224–33. doi: https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i4.422.
Dibia, I Wayan. 2012. Selayang pandang Seni Pertunjukan Bali. Masyarakat Seni pertunjukan Indonesia.
Ilham. 2022. Arti Spiritual. Tersedia pada https://yuksinau.co.id/arti-spiritual/. Diakses 4 November 2022.
Samego, Kadek, and Tri Haryanto. 2023. “Karawitan Composition Brama Rupa | Komposisi Karawitan Brama Rupa.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 1(4):281–89. doi: https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i4.480.
Pryatna, I. P. D., Santosa, H., & Sudirga, I. K. (2020). Permainan Kendang Bali. Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 15(2), 90–100. https://doi.org/10.33153/dewaruci.v15i2.2991
Putu Paristha Prakasih, Hendra Santosa, I. G. Y. (2018). Tirtha Campuhan: Karya Komposisi Baru dengan Media Gamelan Semar Pagulingan. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 19(3), 113–121. https://doi.org/10.24821/resital.v19i3.2452
Sadguna, I. G. M. I. (2016). PUPUH KEKENDANGAN SEBAGAI IDENTITAS SEMAR PAGULINGAN SAIH LIMA PELIATAN. Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 7(1). https://doi.org/10.33153/dewaruci.v7i1.971
Santosa, Hendra, and Dyah Kustiyanti. 2018. “Mredangga: Sebuah Penelusuran Awal Tentang Gamelan Perang Di Bali.” KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan 4(1):16–25. doi: https://doi.org/10.31091/kalangwan.v4i1.281.
Saptono, Haryanto, T., & Hendro, D. (2019). Greng Sebuah Estetika Dalam Kerampakan Antara Gamelan dan Vokal. KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan, 5(1), 29–38. https://doi.org/10.31091/kalangwan.v5i1.728
Sutyasa, I. Made Agus Natih, Saptono Saptono, and I. Ketut Muryana. 2023. “Karya Karawitan Inovatif ‘Ngincung.’” Jurnal Mebang: Kajian Budaya Musik Dan Pendidikan Musik 3(1):1–14. doi: https://doi.org/10.30872/mebang.v3i1.53.
Yasa, I. Ketut. 2018. “Angsel-Angsel Dalam Gong Kebyar.” Mudra Jurnal Seni Budaya 33(1):85. doi: https://doi.org/10.31091/mudra.v33i1.324.
Yudiarta, I Gede. 2022. Sosialosasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka. ISI Denpasar. Diakses 1 November 2022.