Creation Music Grebeg Singasari | Tabuh Kreasi Grebeg Singasari
DOI:
https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v3i2.2185Kata Kunci:
Grebeg Singasari, Musik Kreasi, Karawitan, BaliAbstrak
Grebeg Singasari merupakan sebuah tradisi yang berperan sebagai penegteg jagat dengan konsep kesejatian menembus batas ruang yang bermuara pada pancer Pura Luhur Giri Kusuma. Ngerebeg merupakan tradisi yang dilaksanakan rutin pada saat hari raya Umanis Kuningan atau Reditte Umanis Wuku Langkir dan masih diselenggarakan sampai saat ini serta di wariskan turun-temurun oleh masyarakat di Desa Blahkiuh. Tradisi ngerebeg dilaksanakan di Pura Luhur Giri Kusuma yang terletak di sentral Desa Blahkiuh atau lebih tepatnya di sebelah barat pasar Blahkiuh yang merupakan Pura Dhang Kayangan yang disungsung hampir seluruh masyarakat se Kabupaten Badung.
Didalam karya ini media ungkap yang digunakan adalah barungan Gamelan Selonding dan dipadukan dengan instrument pendukung lainya seperti satu pasang Kendang Krumpungan, satu pasang Kendang Pepanggulan, satu buah Kajar Renteng, satu buah Kecek (Cengceng ricik), satu buah Gong, satu buah Kempur, satu buah Klemong, satu buah Gentorang, empat buah Suling, dan dua orang penyayi (Gerong). Pada penggarapannya karya ini tidak lagi menggunakan struktur tri angga melainkan menggunakan bagian, yang di setiap bagian yang menggambarkan prosesi tradisi Ngerebeg. Pembuatan karya ini menggunakan metode penciptaan dari M. Hawkins dalam bukunya Creating Through Dance yang di bahas oleh Y.Sumandiyo Hadi ISI Yogyakarta, 1990. Hawkins menyebutkan 3 tahapan proses penggarapan karya seni yaitu : tahapan Penjajagan (Eksplorasi), tahap Percobaan (Improvisasi), dan yang terakhir tahap Pembentukan (Forming).
Unduhan
Referensi
Aryasa,dkk.1984/1985. Pengetahuan Karawitan Bali. Denpasar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Proyek Pengembangan Kesenian Bali.
Bandem, I Made.2013. Gamelan Bali Di Atas Panggung Sejarah. Denpasar: STIKOM Bali.
Bandem, I Made.1993. “Ubit-Ubitan Sebuah Teknik Dengan Permainan Gamelan Bali”. Denpasar : STSI, Denpasar.
Bandem, I Made. 1986. Prakempa Sebuah Lontar Gamelan Bali Denpasar : Akademi Seni Tari Indonesia Denpasar.
Djelantik, 1999. Etetika Sebuah Pengantar. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia( MSPI).
Hawkins Alma M, 1990. Creating Through Dance. Dialihbahasakan oleh Y. Sumandiyono Hadi. “Mencipta Lewat Tari”. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Nur Sahid. 2019. “Karakteristik Gamelan Selonding Bebandem Dan Selonding Tenganan Studi Komparasi Intramusikal”. Mudra Jurnal Seni Budaya Volume 34, Nomer 1, Februari 2019.
Pryatna, H. S. I. K. S. I. P. D. (2020). Permainan Kendang Bali. Dewaruci, 15(2), 90–100. https://doi.org/10.33153/dewaruci.v15i2.2991
Pryatna, I. P. D. H. S. (2020). Konsep Musikal Instrumen kendang Dalam Gamelang Gong Kebyar Bali. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 21(2), 73–84. https://doi.org/10.24821/resital.v21i2.4220
Sadguna, I. G. M. I. (2010). Kendang Bebarongan Dalam Karawitan Bali Sebuah Kajian Organologi. KANISIUS (Anggota IKAPI).
Santosa, H. (2017). Gamelan Perang di Bali Abad ke-10 Sampai Awal Abad ke-21. Sumedang: Universitas Padjadjaran.
Santosa, H. (2018). Gamelan Banjuran, Perubahan dan Kelanjutannya. Seminar Nasional Agama, Adat, Seni Dan Sejarah Di Zaman Milenial, 135–146.
Sudaratmaja. 2007. Purana Pura Luhur Giri Kusuma Blahkiuh 25 April 2007.
Tusan Wayan Pande.2001.Selonding Tinjauan Gamelan Bali Abad X-XIV Satu Kajian Berdasarkann Data Prasasti, Karya Sastra dan Artefak. Karangasem : Citra Lekha Sanggraha.
Yudarta I Gede. 2007. Tabuh-Tabuhan Klasik Selonding Gaya Tenganan Pagringsingan “Bheri Jurnal Ilmiah Musik Nusantara”, Volume 6 NO.1 September 2007.