Introduction To Karawitan Daksinaning Nusa Bangsul's Work | Pengantar Karawitan Daksinaning Nusa Bangsul
DOI:
https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v3i3.2212Kata Kunci:
Daksinaning Nusa Bangsul, Pantai Melasti, Desa Ungasan, Komposisi KarawitanAbstrak
Artikel ini membahas mengenai penciptaan Tabuh Kreasi Baru Daksinaning Nusa Bangsul. Lahirnya ide dalam karya ini ketika penata ingin memperkenalkan ciri khas Ikon wisata yang berada di Desa Ungasan. Ciri khas atau ikon Desa Ungasan yaitu Pantai Melasti yang sangat dibanggakan oleh warga masyarakat Desa Ungasan. Desa Ungasan yang memiliki panorama keindahan Ikon pantai yang begitu menarik untuk dikunjungi sehingga penata mendapat sebuah rangsangan ide dan ingin mengangkat keindahan gambaran suasana yang berada di Pantai Melasti dituangkan ke dalam karya komposisi Tabuh Kreasi Baru yang berjudul Daksinaning Nusa Bangsul. Melalui karya ini penata berharap bisa membantu memperkenalkan lebih luas lagi bahwa Desa Ungasan yang sebagaian besar orang liat merupakan desa yang begitu panas dan tandus tetapi di balik itu semua Desa Ungasan memiliki salah satu Pantai yang memiliki ikon wajib dikunjungi karena mampu menghibur diri dan memberi kenyamanan dengan suguhan yang ada di Pantai Melasti. Pantai ini memiliki salah satu keunikan diantara pantai sekitarnya yaitu memiliki anjungan buatan yang difungsikan sebagai tempat pakelem atau ngayud sekah. Dalam penciptaan karya karawitan Nusa Bangsul penata menggunakan metode panca stihiti ngawi sani, dimana metode tersebut terdiri dari beberapa tahapan meliputi tahap inspirasi (ngawirasi), tahap eksplorasi(ngawacak), tahap konsepsi (ngerencana), tahap eksekusi (ngewangun) dan produksi (ngebah).
Unduhan
Referensi
Bayu Wedanta, I. K. (2023). epanggulan Creative Percussion “Labuhan Agni” | Tabuh Kreasi Pepanggulan “Labuhan Agni.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 3(2), 146–152. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v3i2.1362
Darmayasa, I. Ketut Agus, and Kadek Suartaya. 2023. “Music Composition ‘Sekar Layu’ | Komposisi Musik Inovatif ‘Sekar Layu.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 1(4):224–33. doi: https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i4.422.
Dibia, I. W. (2020). Panca Sthiti Ngawi Sani. ISI Denpasar.
Gita, G. R. S., & Sudhana, I. K. (2023). Introduction to the Musical Composition “Tirtha Nadi” | Pengantar Karya Komposisi Karawitan “Tirtha Nadi.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 1(2), 75–83. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i2.151
I GEDE, A. S. (2012). Kreativitas Musik Bali Garapan Baru; Perspektif Culture Studies. ISI Denpasar.
I Ketut Sudiana, I Gede Yudartha, I. Ny. P. (n.d.). Artikel Garbhawana. Artikel Garbhawana.
I Putu Widhi Eka Julyantara, I. N. S. (2019). Strategi Pembangunan Pantai Melasti. Destinasi Pariwisata, 7 No(2338–8811).
I Wayan Dibia, S. S. T. (n.d.). Pengantar Karawitan Bali. Proyek Peningkatan / Pengembangan ASTI Denpasar.
Haryanto, Tri, and I. Gede Yudana. 2023. “Contemporary Music Composition ‘Embryo’| Komposisi Musik Kontemporer ‘Embrio.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 1(1):1–10. doi: https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i1.147.
Nagara, I. Putu Purwwangsa; I. Nyoman Sudiana. 2021. “Gamelan Gender Wayang Composition ‘Sandaran Laju’ | Komposisi Gamelan Gender Wayang ‘Sandaran Laju.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 01(02):117–25. doi: https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i2.333.
Raka, I. Made Raka Adnyana, and Saptono -. 2022. “Karawitan Composition ‘Samsara’ | Komposisi Karawitan ‘Samsara.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 2(4):266–74. doi: https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i4.1151.
Santosa, Hendra. 2017. “Gamelan Perang Di Bali Abad Ke-10 Sampai Awal Abad Ke-21.” Sumedang: Universitas Padjadjaran.
Santosa, Hendra. 2019. Mredangga: Perubahan Dan Kelanjutannya. Denpasar: Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar.
Saptono, Haryanto, T., & Hendro, D. (2019). Greng Sebuah Estetika Dalam Kerampakan Antara Gamelan dan Vokal. KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan, 5(1), 29–38. https://doi.org/10.31091/kalangwan.v5i1.728
Yasa, I. Ketut. 2018. “Angsel-Angsel Dalam Gong Kebyar.” Mudra Jurnal Seni Budaya 33(1):85. doi: https://doi.org/10.31091/mudra.v33i1.324.