Merana Shanti: A Vocal Music Composition | Merana Shanti: Sebuah Komposisi Musik Vokal
DOI:
https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v4i3.3347Kata Kunci:
Merana shanti, Proses Kreativ, Eksplorasi vokalAbstrak
Karya musik "Merana Shanti" merupakan inovasi dalam seni karawitan yang mencoba menggabungkan tiga unsur, Cak, Gongseng, dan Punggalan Barong. Penata bertujuan untuk menciptakan karya baru dengan mengeksplorasi olah vokal sebagai medium utama dalam menciptakan gairah dan memperluas khasanah karawitan vokal. Fokusnya adalah pada pengembangan komposisi karawitan vokal yang tetap menghormati tradisi namun juga berinovasi.Metode yang digunakan dalam penciptaan karya ini mengikuti tahapan proses kreatif yang tertuang dalam buku "The Creative Process" karya Brewster Ghiselin, yang mengadopsi metode penciptaan Roger Session. Proses terbagi menjadi tiga tahap yakni Inspirasi, Konsepsi, dan Eksekusi. Hasil dari penciptaan karya ini mencakup interpretasi atas arti dari "merana" dan "shanti", serta pengolahan unsur-unsur Cak, Punggal Barong, dan Gongseng dalam konteks kreatif. Penggunaan vokal sebagai media utama dipilih berdasarkan kebutuhan eksplorasi dalam ranah vokal, dengan tambahan Punggal Barong dan Gongseng untuk melahirkan nuansa baru dalam karawitan vokal. Dalam proses pembentukan karya, penata akan menyusun secara detail dan cermat olahan-olahan vokal dengan pola-pola seperti cecandetan dan tembang pupuh untuk menghasilkan sebuah komposisi yang menawan. Komposisi "Merana Shanti" adalah sebuah garapan karawitan vokal yang berpijak pada kesenian Cak Bona dengan tambahan Punggal Barong dan Gongseng. Penggunaan vokal sebagai medium utama dipilih untuk menjelajahi kemungkinan ekspresi dalam karya ini. Penata akan mengolah vokal dengan pola-pola seperti cecandetan dan tembang pupuh, serta menggabungkannya dengan instrumen tambahan Punggal Barong dan Gongseng guna menciptakan sebuah karya yang inovatif dan memukau.
Unduhan
Referensi
Adi Surya, I. G., Saptono, S., & Partha, I. K. (2022). The Process of Music Creation Kelabu | Proses Kreasi Musik “Kelabu.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 2(1), 62–70. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i1.419
Bandem, I. M. (1983). Ensiklopedi Tari Bali. Denpasar: Akademi Seni Tari Indonesia Denpasar.
Darmayasa, I. K. A., & Suartaya, K. (2023). Music Composition “Sekar Layu” | Komposisi Musik Inovatif “Sekar Layu.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 1(4), 224–233. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i4.422
Djelantik, A. A. M. (1990). Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid I. Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar.
Putra, I. W. D. (2019). Analisis Metode Penciptaan Gending Gesuri Karya I Wayan Beratha. Kalangwan, 5(2), 75–82.
Ruastiti, N. M. (2019). Keterpinggiran Kelompok Kesenian Cak Bedulu Dalam Seni Pertunjukan Pariwisata Bali. Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(2), 186–198.
Saptono, Haryanto, T., & Hendro, D. (2019). Greng Sebuah Estetika Dalam Kerampakan Antara Gamelan dan Vokal. KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan, 5(1), 29–38. https://doi.org/10.31091/kalangwan.v5i1.728