The Creation Of Rare Musical Instruments | Penciptaan Tabuh Kreasi Karawitan Rare

Penulis

  • I Gusti Ngurah Juli Pratama Institut Seni Indonesia Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v4i1.3386

Kata Kunci:

Kata kunci: RARE, Anak-anak, Tabuh Kreasi, Gong Kebyar.

Abstrak

Masa anak-anak merupakan masa yang sangat menarik untuk di telusuri, mengapa demikian karena masa akan-anak dapat menentukan ke arah mana anak tersebut akan melangkah. Sepengetahuan pencipta istilah anak-anak di Bali juga di sebuat dengan Rare. Tabuh Kreasi Rare merupakan sebuah garapan yang tercipta dikarenakan oleh keresahan pencipta terhapap sifat Rare (anak-anak) tersebut. Rare merupakan sebuah istilah Bali untuk orang dewasa yang masih memiliki sifat anak-anak. Sifat Rare yang di maksud seperti mudah gembira, terkadang mudah menangis, dan marah jika keinginannya tidak terpenuhi. Tabuh kreasi adalah komposisi karawitan Bali yang diaransir baru, kendatipun unsur–unsur materi tradisinya masih sangat menonjol, yang dikreasikan adalah unsur–unsur musik yang melekat didalamnya seperti isi, teknik permainan, tempo, dinamika dan lain-lain. Pada karya Tabuh Kreasi Rare penata menggunakan media ungkap Gamelan Gong Kebyar. Secara musikal Gamelan Gong Kebyar merupakan salah satu Barungan Gamelan Bali yang jumlah didalamnya memiliki  intrumen yang banyak dengan karakter berat namun tidak seberat karakter yang dimiliki barungan Gamelan Gong Gede. Struktur yang membentuk karya tabuh kreasi Rare ini adalah Tri Angga yang terdiri dari kawitan, pengawak dan pengecet. Pada karya Tabuh Kreasi Rare pencipta mengambarkan tiga sifat kekanak-kanakan yang nantinya akan dianalogikan pada bagian kawitan, pengawak dan, pengecet. Di bagian kawitan berisi dua bagian diantaranya flashback dan sifat gembira. Di bagian pengawak menggambarkan kesedihan dari sifat Rare tersebut, dan di bagian pengecet menganalogikan sifat emosional dan endingnya Rare tersebut tumbuh menjadi orang yang dewasa.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

A.A.M.Djelantik. 1999. Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI).

Adi Surya, I. Gede, Saptono Saptono, and I. Ketut Partha. 2022. “The Process of Music Creation Kelabu | Proses Kreasi Musik ‘Kelabu.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 2(1):62–70. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i1.419.

Bandem, I. M. 2013. Gamelan Bali di Atas Panggung Sejarah. Denpasar: Stikom Bali.

Arimbawa, I. Putu Restu Krisna, and I. Ketut Partha. 2022. “Introduction to the Musical Composition ‘Windu Sara’ | Pengantar Karya Komposisi Karawitan ‘Windu Sara.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 2(3):201–8. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i3.1184.

Darmayasa, I. Ketut Agus, and Kadek Suartaya. 2023. “Music Composition ‘Sekar Layu’ | Komposisi Musik Inovatif ‘Sekar Layu.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 1(4):224–33. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i4.422.

Dwi Antara Putra, Ni Ketut Dewi yulianti. 2022. “Bayu Wetan As An Inspiration For The Percussion Of The Hips Creations | Bayu Wetan Sebagai Inspirasi Tabuh Kreasi Pepanggulan.” Ghurnita Jurnal Seni Karawitan 2(1):71–76.

Haryanto, Tri, and I. Gede Yudana. 2023. "Contemporary Music Composition 'Embryo' | Komposisi Musik Kontemporer' Embrio.'" GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 1(1):1–10. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i1.147.

Kariasa, I. Nyoman, Wardizal Wardizal, and Hendra Santosa. 2023. "The Creative Process of Creating Dance Accompaniment Gendhing Murdanata Dedarining Aringgit: The Mascot Dance of Nagasepaha Village in Buleleng Regency, Bali." Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni 18(2):146–58. doi: 10.33153/dewaruci.v18i2.4904.

Kusuma, Ananta, and Tri Haryanto. 2022. “Karawitan Composition ‘Catra Patra’ | Komposisi Karawitan ‘Catra Patra.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 2(1):1–8. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i1.374.

Kusumayana, I. Gede Wisnu, and Saptono -. 2023. “TCreation Music Bangsing Waringin | Tabuh Kreasi Bangsing Waringin.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 3(3):306–12. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v3i3.2193.

Nagara, I. Putu Purwwangsa; I. Nyoman Sudiana. 2021. “Gamelan Gender Wayang Composition ‘Sandaran Laju’ | Komposisi Gamelan Gender Wayang ‘Sandaran Laju.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 01(02):117–25. doi: https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i2.333.

Pryatna, I. Putu Danika; Hendra Santosa. 2020. “Konsep Musikal Instrumen Kendang Dalam Gamelan Gong Kebyar Bali.” Resital: Jurnal Seni Pertunjukan 21(2):73–84. doi: 10.24821/resital.v21i2.4220.

Pryatna, I. Putu Danika, Hendra Santosa, and I. Komang Sudirga. 2020. “Permainan Kendang Bali.” Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni 15(2):90–100. doi: 10.33153/dewaruci.v15i2.2991.

Purna Yasa, I. Made Rai, and Hendra Santosa. 2022. “The Transformation of Wargasari’s Kidung into Composition ‘Wehyang’ | Transformasi Kidung Wargasari Ke Dalam Komposisi Karawitan ‘Wehyang.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 2(3):173–79. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i3.476.

Rama, Rama Widana, and Wardizal -. 2023. “Music Composition Magringsing | Komposisi Tabuh ‘Magringsing.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 1(4):299–306. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i4.463.

Santosa, Hendra. 2020. "Critical Analysis on Historiography of Gamelan Bebonangan In Bali." Paramita: Historical Studies Journal 30(1):98–107. doi: 10.15294/paramita.v30i1.18480.

Santosa, Hendra, and Dyah Kustiyanti. 2018. “Mredangga: Sebuah Penelusuran Awal Tentang Gamelan Perang Di Bali.” KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan 4(1):16–25. doi: https://doi.org/10.31091/kalangwan.v4i1.281.

Santosa, Hendra, Saptono, and I. Wayan Sutirtha. 2022. I Nyoman Windha Sang Maestro Karawitan Bali. edited by Abdul. Denpasar: Penerbit Adab.

Yasa, I. Ketut. 2018. “Angsel-Angsel Dalam Gong Kebyar.” Mudra Jurnal Seni Budaya 33(1):85. doi: https://doi.org/10.31091/mudra.v33i1.324.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2024-03-07

Terbitan

Bagian

Articles