Sepatu Barong dalam "Corona Yudha"

Authors

  • Inty Nahari Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.59997/hastagina.v1i01.70

Keywords:

Barongan, Corona Yudha, Sepatu Barong

Abstract

Sepatu barong dalam “Corona Yudha” didasari adanya wabah Covid-19 secara global. Pandemi mengubah kebiasaan masyarakat menjadi tatanan kehidupan baru. Pandemi atau orang Jawa menyebut pagebluk, diyakini sebagai sebuah malapetaka. Mala dalam bahasa Jawa berarti kotor secara fisik dan moral. Mala dapat juga berarti penyakit. Oleh karena itu malapetaka yang identik dengan bencana atau wabah penyakit hanya bisa disembuhkan lewat penanganan non medis. Di beberapa daerah di Jawa Timur penanganan non medis terhadap pagebluk dilakukan dengan menggelar tradisi barongan. Penggunaan simbol barongan diharapkan dapat mengusir penyakit atau pandemik Covid-19. Inovasi dari karya ini adalah penggunaan kayu cangkring dan kulit sapi, serta pom-pom dari benang wol. Manfaat karya ini adalah sebagai pengingat ajaran leluhur, ajaran kebaikan dalam menjalankan kehidupan. Rancangan proses penciptaan karya melalui pentahapan: penentuan tema, studi empiris, studi literatur, menentukan judul, menentuan gambar yang diangkat, menentukan bentuk, menentukan warna, membuat sketsa karya, menentukan bahan dan teknik, pembuatan karya (memotong, memahat, mengecat), menggabungkan karya, dan finishing. Hasil akhir karya ini adalah sepasang sepatu futuristik dengan ide barongan dengan tema “Corona Yudha”.

Downloads

Download data is not yet available.
Hastagina: Jurnal Kriya dan Industri Kreatif

Downloads

Published

2021-01-14

How to Cite

Nahari, I. (2021). Sepatu Barong dalam "Corona Yudha". HASTAGINA: JURNAL KRIYA DAN INDUSTRI KREATIF, 1(01), 26–32. https://doi.org/10.59997/hastagina.v1i01.70