PELAKSANAAN DAN NILAI BUDAYA YANG TERKANDUNG DALAM TARI SANGHYANG DI DESA LEMBONGAN
Isi Artikel Utama
Abstrak
Tari Sanghyang merupakan salah satu seni tari sakral di Bali yang memiliki fungsi untuk menolak bala (malapetaka). Tari ini biasanya disajikan dengan melibatkan seorang penari atau lebih dalam keadaan kerawuhan atau tidak sadarkan diri (trance). Melalui artikel yang berjudul “Pelaksanaan dan Nilai Budaya yang Terkandung dalam Tari Sanghyang di Desa Lembongan” ini, diulas mengenai keistimewaan salah satu tari sakral di Bali yaitu tari Sanghyang Grodog di Desa Lembongan. Sanghyang Grodog merupakan tari yang dikeramatkan di Desa Lembongan dengan cara mendorong kesana kemari (grodog) sebuah patung Sanghyang hingga hancur. Keistimewaan Sanghyang ini terdapat dari jumlah Sanghyang yang digunakan, hari yang dipilih, hingga cara pelaksanaan tanpa terjadinya trance. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan nilai budaya apa saja yang terkandung dalam pelaksanaan tari Sanghyang Grodog, serta bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan pelaksanaan tari Sanghyang ini kepada masyarakat agar tidak melupakan warisan leluhur kita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnokoreologi studi yang berkonsentrasi pada apek-aspek koreografi, atau tipe-tipe tariya, dan juga mencakup persoalan-persoalan ekonomi, politik, sosial, religi, dan adat dalam kehidupan suatu suku bangsa. Hasil yang diperoleh yaitu pelaksanaan tari ini menggunakan 22 jenis Sanghyang selama 11 hari secara berturut-turut. Adapun nilai budaya dalam pelaksanaan tari Sanghyang Grodog yaitu nilai simbolis kesuburan, religius, kekerabatan, simbolis gotong royong, legenda desa, pemanfaatan sumber daya alam laut, keperkasaan atau kekuatan dan simbolis keanekaragaman satwa di Desa Lembongan.
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.