Barong Kedingkling as a Source of Painting Art Creation

Authors

  • Kadek Nanda Darmayanta Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar, Indonesia
  • I Nengah Wirakesuma Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar, Indonesia
  • D.A Tirta Ray Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.59997/citakara.v1i2.1536

Keywords:

Barong Kedingkling, creation, art painting.

Abstract

Barong Kedingkling juga sering disebut dengan Barong Blas-blasan, yang berarti mablat-blatan (terpisah-pisah), merupakan cabang seni suatu pertunjukkan pewayangan kuno klasik yang ditarikan oleh manusia. Di Bali terdapat beberapa kesenian tari Barong Kedingkling yang sangat di sakralkan dalam setiap pagelarannya, salah satunya di Pura Luhur Natar Sari, Desa Apuan Baturiti, Tabanan Bali. Penulis tertarik memvisualisasikan masing-masing tokoh Barong Kedingkling tersebut ke dalam karya seni lukis dengan menampilkan bentuk topeng, karakter, kostum beserta atribut yang digunakan dari masing-masing tokoh serta menyampaikan makna yang terkandung didalam karya seni lukis. Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, agar penulis dapat memahami realitas sosial dan makna budaya yang terkandung didalamnya. Analisis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penulis menggunakan metode penciptaan seni didalam mewujudkan Barong Kedingling ke dalam karya seni lukis seperti melakukan proses eksplorasi dan eksperimen dengan memasukkan unsur-unsur seni rupa ke dalam karya yang diantaranya ada titik, garis, bidang, bentuk, warna dan tekstur dengan mempertimbagkan prinsip-prinsip seni rupa seperti keseimbangan, proporsi, komposisi, kesatuan, dan pusat perhatian. Berdasarkan pemaparan penjelasan di atas penulis dapat menciptakan sebuah karya lukisan yang berjudul “Ida Bhatara Sakti Nawa Sangga”. Visualisasi Barong Kedingkling dituangkan ke dalam media kanvas menggunakan teknik plakat dengan gaya ekspresionisme dengan menampilkan objek-objek Barong Kedingkling di pura Luhur Natar Sari yang mengandung nilai-nilai dan makna filosofis sebagai cerminan keseimbangan alam antara baik dan buruk (Rwa Bhineda) serta wujud rasa bhakti umat manusia kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta alam semesta agar terciptanya kehidupan yang harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan (Tri Hitta Karana).

References

Cerita, I Nyoman, (2020), Teks & Konteks di Balik Seni Pertunjukan Bali, PT. Japa Widya Duta Denpasar, Bali.

Dermawan T, Agus, (2015), Panorama Sanggar Kambodja, Rupa Rupa Seni, Jl. Srengseng Kelapa Dua no. 30A Kebon Jeruk, Jakarta 11630.

Dibia, I Wayan, (2012), Ilen-ilen Seni Pertunjukan Bali, Bali Mangsi, Denpasar.

Djelantik, A.A.M, (1999), Estetika: Sebuah Pengantar, Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia Jalan Bukit Daga Selatan 53 A, Bandung, Indonesia.

Kartika, Dharsono Sony, (2016), Seni Rupa Modern: Edisi Revisi, Rekayasa Sains, Bandung.

Rohidi, Tjetjep Rohendi, (2011), Metode Penelitian Seni, Cipta Prima Nusantar Semarang Perum Green Village Kav. 115, Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah.

Sarwa, I Wayan, (2015), Upacara Bhatara Tedun Kabeh Dalam Piodalan Ageng Pura Luhur Natar Sari Di Desa Pakraman Apuan Kabupaten Tabanan, Program Studi Ilma Agama Dan Kebudayaan Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia, Denpasar.

Satori, Djam’an & Komariah, Aan, (2017), Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung.

Soedarsono Sp, (2006), Tri Logi Seni: Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni, ISI Yogyakarta.

Sudarsana, K & Widarsana, I Wayan, (2009), Pura Kahyangan Jagat Luhur Natar Sari, Desa Adat Apuan Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan.

Susanto, Mikke, (2018), Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa, DictiArt Laboratory, Yogyakarta.

Yudabakti, I Wayan & Watra, I Wayan, (2007), Filsafat Seni Sakral dalam Kebudayaan Bali, Paramita, Surabaya.

Zuliati, (2016), Kelompok Pita Maha: Gerak Menuju Seni Lukis Modern Bali, Program Studi Seni Murni, FSRD, Institut Seni Indonesia Surakarta, Jln. Ring Road Mojosongo, Surakarta.

Narasumber/Informan

Mastrum, I Ketut (53th.), Pemangku gede/utama Pura Luhur Natar Sari, wawancara tanggal 8 April di Pura Luhur Natar Sari, desa Apuan Baturiti, Tabanan, Bali.

Sarwa, I Wayan, (55), Pemangku Pura Luhur Natar Sari, wawancara tanggal 10 April di kantor Koperasi Danakita, Desa Apuan Baturiti, Tabanan, Bali.

Website

https://repo.isi-dps.ac.id/2010/ Semiotika, Bagian I, oleh: Alit Kumala Dewi, S.Sn di akses pada tanggal 05 April 2021.

https://kbbi.kemdikbud.go.id/2016/KBBI Daring/ Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia di akses tanggal 09 April 2021

Downloads

Published

2021-11-09

How to Cite

Nanda Darmayanta, K. ., Wirakesuma, I. N. ., & Tirta Ray, D. . (2021). Barong Kedingkling as a Source of Painting Art Creation. CITA KARA : JURNAL PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI MURNI, 1(2), 64–74. https://doi.org/10.59997/citakara.v1i2.1536

Issue

Section

Articles

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.