Sangkameteng Karawitan Composition | Komposisi Karawitan Sangkameteng
DOI:
https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i1.212Kata Kunci:
Sangkameteng, Selonding, Bedug, RenonAbstrak
Tujuan dari pembuatan karya seni ini adalah untuk menyampaikan pesan moral kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian suatu kearifan lokal yang berkembang di Desa Adat Renon, Kelurahan Renon, Denpasar Selatan melalui sebuah karya seni karawitan baru yang memiliki spirit jiwa muda dan kekinian. Tahapan-tahapan dalam penciptaan karya seni Sankameteng ini penata dapatkan dari konsep yang dipaparkan oleh Alma M. Hawkins dalam bukunya Creating Through Dance. Beliau menyatakan bahwa penciptaan suatu karya seni itu ditempuh melalui tiga tahapan yaitu tahap penjajagan (exploration), tahap percobaan (improvisation), dan tahap pembentukan (forming). Terkait dengan media garap, penata menggunakan media gamelan Wesi Cwaram sebagai implementasi ide dan konsep garapan. Gamelan Wesi Cwaram merupakan sebuah ensembel gamelan baru yang terlahir dari perkembangan gamelan Selonding. Karya seni karawitan Sankameteng menggunakan bagian-bagian yang ditata menurut suasana yang ingin dicapai. Serangkaian suasana dari suatu keadaan sandikala dan memeteng dari hasil prosesi ngaturang hidangan dibentuk dengan struktur lagu menjadi tiga bagian struktur yakni, bagian I, bagian II, dan bagian III. Seniman akademis merupakan seniman yang memiliki kemampuan lebih dalam bidangnya, khususnya dalam hal akademik. Sebagai seorang seniman akademis hendaknya mampu memberikan kontribusi dan dedikasi kepada masyarakat.
Unduhan
Referensi
A.A.M.Djelantik. 1999. Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI).
Arya Sugiartha. 2012. Kreatifitas Musik Bali Garapan Baru Perspektif Cultural Studies. Denpasar: UPT Penerbitan ISI Denpasar.
Aryasa, IWM W.M. Dkk. 1985. Pengetahuan Karawitan Bali. Denpasar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bali.
Bandem, I Made. 2013. Gamelan Bali Diatas Panggung Sejarah. Denpasar: BP. STIKOM BALI.
Banoe, Ponoe. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.
Hardjana, Suka. 2011. Corat-Coret Musik Kontemporer Dulu Dan Kini. Jakarta: Ford Foundation.
I Wayan Rai. 1996. “Balinese Gamelan Gong Beri.” Mudra 4(4).
Pradnyantika, I Gede Aguswin, I Nyoman Sudiana, and Tri Haryanto. 2019. “Waluku Sebagai Acuan Dalam Garapan Karawitan Bali.” Kalangwan 5: 49–60.
Santosa, Hendra. Nina Herlina Lubis., Kunto Sofianto, RM. Mulyadi, and Hendra Santosa. 2017. “Seni Pertunjukan Bali Pada Masa Dinasti Warmadewa.” MUDRA Jurnal Seni Budaya 32(1): 81–91.
Santosa, Hendra; Saptono. 2016. “Gamelan Sistem Sepuluh Nada Dalam Satu Gembyang Untuk Olah Kreativitas Karawitan Bali.” Pantun 1(2): 85–96. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/pantun/article/view/747.
Santosa, Hendra. 2017. “Gamelan Perang Di Bali Abad Ke-10 Sampai Awal Abad Ke-21.” Sumedang: Universitas Padjadjaran.
———. 2019. “Kajian Historis Tentang Gamelan Ketug Bumi.” Mudra Jurnal Seni Budaya 34(1): 36–44.
Tusan, Pande Wayan. 2002. Selonding: Tinjauan Gamelan Bali Kuna Abad X-XIV, Suatu Kajian Berdasarkan Prasasti, Karya Sastra, Dan Artefak. Karangasem: Citra Lekha Sanggraha.
Widiana, I Wayan Pande. 2019. “Karakteristik Gamelan Selonding Bebandem Dan Selonding Tenganan ‘Studi Komparasi Intramusikal.’” Mudra Jurnal Seni Budaya 34(1): 61–72.