Music Composition Kulawarga Pencon | Komposisi Musik Kulawarga Pencon
DOI:
https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v4i3.3388Kata Kunci:
kulawarga pencon, Metode Penyusunan Karya Musik, Instrumen BerpenconAbstrak
Kulawarga Pencon adalah sebuah karya musik yang merangkum perpaduan keluarga dua budaya dalam instrumen berpencon dari gamelan Bali dan Jawa. Metode penciptaan karya Kulawarga Pencon ini mengadopsi prinsip-prinsip yang tercantum dalam Metode Penyusunan Karya Musik (Sebuah Alternatif) dengan menyisipkan metode penciptaan karya oleh I Wayan Beratha. Penciptaan ini mengilhami pengolahan musikal yang mendasarkan diri pada apresiasi terhadap teknik permainan instrumen gamelan berpencon serta pengolahan ritme berdasarkan berbagai tempo. Pendekatan ini menciptakan jalinan nada yang harmonis dalam formulasi karya. Struktur musik Kulawarga Pencon mengikuti konsep Tri Angga yang terdiri dari kawitan (pendahulu), pengawak (isi), dan pengecet (penutup). Kawitan diformulasikan sebagai pendahuluan yang menonjolkan unsur-unsur ritme, dinamika, dan tempo sebagai dasar pengembangan bagian awal. Bagian pengawak memperluas cakupan melalui pengembangan teknik kuno yang disesuaikan dengan perspektif penata. Sedangkan, pengecet diinterpretasikan sebagai puncak atau benang merah yang mentransformasikan formulasi karya menuju bagian penutup. Karya musik Kulawarga Pencon disusun dan disusun atas tiga bagian yang memiliki karakter pola yang beragam, tetapi bersumber dari teknik gamelan berpencon yang ada, diadaptasi dengan interpretasi penata terhadap daya tafsir. Hasil karya ini merupakan sebuah pengolahan musik melalui pola pikir dan proses kreatif yang unik. Sebuah hasil eksperimental menjadi representasi interaksi antar dua budaya yakni Gamelan Bali dan Jawa dalam sebuah wujud instrumen berpencon yang kemudian dijadikan sebagai media garap pada formulasi karya. Dengan durasi 14 menit, karya ini dimainkan oleh 17 musisi, termasuk penata, dengan dukungan dari mahasiswa program Studi Seni Gamelan dan Pendidikan Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar.
Unduhan
Referensi
Bawa, P. T. A. (2022). Asta Wirat Bhumi's Music Intrument| Gamelan Asta Wirat Bhumi. GHURNITA: Jurnal Seni Gamelan, 2(1), 31–39.
Dwi Antara Putra, Ni Ketut Dewi yulianti. 2022. “Bayu Wetan As An Inspiration For The Percussion Of The Hips Creations | Bayu Wetan Sebagai Inspirasi Tabuh Kreasi Pepanggulan.” Ghurnita Jurnal Seni Karawitan 2(1):71–76.
Haryanto, Tri, and I. Gede Yudana. 2023. "Contemporary Music Composition 'Embryo' | Komposisi Musik Kontemporer' Embrio.'" GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 1(1):1–10. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i1.147.
Hawkins, Alma M. 2003. Mencipta Lewat Tari. Terj. Y. Sumandiyo Hadi. Yogyakarta: Manthili.
Kariasa, I. Nyoman, Wardizal Wardizal, and Hendra Santosa. 2023. "The Creative Process of Creating Dance Accompaniment Gendhing Murdanata Dedarining Aringgit: The Mascot Dance of Nagasepaha Village in Buleleng Regency, Bali." Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni 18(2):146–58. doi: 10.33153/dewaruci.v18i2.4904.
Panggiyo, P. (2015). Akustika Resonator Pada Gamelan. Jurnal Ketek, 15(1), 1–10.
Raka, I. Made Raka Adnyana, and Saptono -. 2022. “Karawitan Composition ‘Samsara’ | Komposisi Karawitan ‘Samsara.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 2(4):266–74. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i4.1151.
Santosa H, Saptono, Sutirtha W. Tabuh Kreasi Karya I Nyoman Windha [Internet]. Hendra Santosa, editor. Majalengka: Penerbit Adab; 2023. 240 p. Available from: https://books.google.co.id/books?id=e83xEAAAQBAJ&pg=PA194&dq=tabuh+kreasi+karya+i+nyoman+windha&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjxpLOqxcyEAxXbbGwGHUsGA1oQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=tabuh kreasi karya i nyoman windha&f=false
Santosa H, Saptono, Sutirtha IW. I Nyoman Windha Sang Maestro Karawitan Bali [Internet]. Abdul, editor. Denpasar: Penerbit Adab; 2022. 288 p. Available from: http://repo.isi-dps.ac.id/5100/
Satya, I. Putu Gede Wira. 2023. "Introduction to the Contemporary Musical Composition' Life Style' | Pengantar Komposisi Musik Kontemporer' Life Style.'" GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 1(2):84–91. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i2.337.
Sentana, I. Gede Ngurah Divo, and I. Nyoman Kariasa. 2022. “The New Approach of Kotekan | Kotekan Pendekatan Baru.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 2(1):47–54. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i1.417.
Sudirana, I. W. (2019). Tradisi Versus Modern: Diskursus Pemahaman Istilah Tradisi dan Modern di Indonesia. Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(1), 127–135.
Sugiartha, I. G. A. (2012). Kreatifitas Musik Bali Garapan Baru: Perspektif Cultural Studies. Denpasar: ISI Denpasar.
Sukerta, P. M. (2008). Menggugah Keanekaragaman Gong Kebyar di Bali. Denpasar: Balimangsi.
Sukerta, P. M. (2011). Metode Penyusunan Karya Musik. Surakarta: ISI Press Solo.
Supanggah, R. (2002). Bothekan Gamelan I. Jakarta: Masyarakat Seni.
Supanggah, R. (2002). Bothekan Gamelan I. Jakarta: Masyarakat Seni.