Pucuk Bang, A Balinese Musical Composition Komposisi | Pucuk Bang, Sebuah Komposisi Karawitan Bali
DOI:
https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i3.370Kata Kunci:
Pucuk bang, Tabuh kreasi, gong kebyarAbstrak
Bunga pucuk bang masih dibutuhkan untuk kepentingan upacara keagamaan. Selama agama Hindu masih tetap tegak di Bali, bunga pucuk bang akan tetap dibutuhkan. Tidak sekedar memenuhi kebutuhan sarana upakara, bunga pucuk bang juga memiliki nilai yang khusus, yang patut kita jaga dan lestarikan keberadaanya. Pucuk bang merupakan judul dari karya tabuh kreasi ini, yang menggunakan media ungkap gamelan gong kebyar. Karya ini terinspirasi darimelihat tanaman bunga pucuk bang yang ada di pekarangan rumah. Dari pemaknaan bunga pucuk bang secara etimologis, terciptalah karya pucuk bang ini. Metode yang digunakan dalam garapan ini ialah metode yang dikemukan oleh Alma M. Hawkins, dalam penciptaan tari yaitu Tahap Penjajagan (eksplorasi), Tahap Percobaan (improvisasi), dan Tahap Pembentukan (forming). Konsep dari garapan ini berpedoman pada konsep Tri Angga (kawitan, pengawak, pengecet) dan masih menggunakan pola-pola tradisi. Pola-pola tradisi tersebut dikembangkan baik dari struktur lagu, teknik permainan/motif permainan dengan penataan unsur-unsur musikal seperti: nada, melodi, ritme, tempo, harmoni dan dinamika. Karya tabuh kreasi yang berjudul pucuk bang ini memiliki durasi 11 menit kurang 12 detik dengan menggunakan 28 pendukung termasuk penata. Karya tabuh kreasi pucuk bang ini disajikan secara konser, yang di rekam di Green Kubu, Br. Sebunibus, Nusa Penida.
Unduhan
Referensi
Arya Sugiartha. (2012). Kreatifitas Musik Bali Garapan Baru Perspektif Cultural Studies. UPT Penerbitan ISI Denpasar.
Danika, I. P., Santosa, H., & Sudirga, I. K. (2020). Permainan Kendang Bali. Dewaruci, 15(2), 90–100. https://doi.org/10.33153/dewaruci.v15i2.2991
Gede Risa Sutra Gita, I. K. S. (2021). Introduction to the Musical Composition “Tirtha Nadi” | Pengantar Karya Komposisi Karawitan “Tirtha Nadi.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 01(02), 75–83. https://doi.org/10.25124/ghurnita.v1i1.151
I Made Bayu Puser Bhumi, & Hendra Santosa. (2019). Pelatihan Gender Wayang Pada Generasi Muda Bali Untuk Melawan Dampak Negatif Kemajuan Teknologi. KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan, 5(2), 99–105.
I Putu Prwwangsa Nagara, I. N. S. (2021). Gamelan Gender Wayang Composition “Sandaran Laju” | Komposisi Gamelan Gender Wayang “Sandaran Laju.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 01(02), 117–125. https://doi.org/10.25124/ghurnita.v1i1.333
Made Putra Adnyana, I Gede Yudarta, H. S. (2019). Patra Dalung, Sebuah Komposisi Karawitan Bali Yang Lahir Dari Fenomena Sosial Di Desa Dalung. Kalangwan: Jurnal Seni Pertunjukan, 5(1), 61–67. https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/kalangwan/article/view/670
Raka, A. A. G. (2013). Menguak Nilai Kearifan Lokal Bunga Pucuk Bang dan Buah Manggis. Udayana University Press.
Santosa, H. S. (2016). Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang untuk Olah Kreativitas Karawitan Bali. Pantun, 1(2), 85–96. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/pantun/article/view/747
Sukarta, A. G. (2021). Music Composition Bebarongan “Cepuk”| Tabuh Petegak Bebarongan “Cepuk.” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 1(1), 29–36.
Sukerta, P. M. (2010). Tetabuhan Bali I. ISI Press Surakarta.
Supriyadnyana, P. G. W., Mustika, P. G., & Muryana, K. (2020). Pengantar Karya Komposisi Tabuh Kreasi Pepanggulan Amande. Kalangwan: Jurnal Seni Pertunjukan, 6(1), 16–25.
Suryatini, I. W. S. N. K. (2013). Proses Pembelajaran Gamelan Gender Wayang Bagi Mahasiswa Asing di ISI Denpasar.
Yudha, I. N., Widiantara, P., Santosa, H., & Suartaya, K. (2020). Proses Penciptaan Komposisi Karawitan Kreasi Baru Paras Paros. 8(April), 1–13. http://journal.isi.ac.id/index.php/promusika/article/view/3607/2095