Penciptaan Tari Murdha Nata Anjali Mahottama dalam Program Nata Citta Swabudaya di Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung

Authors

  • I Wayan Adi Gunarta Institut Seni Indonesia Bali
  • Ida Ayu Wimba Ruspawati Institut Seni Indonesia Bali

DOI:

https://doi.org/10.59997/awjpm.v4i2.5389

Keywords:

Anjali Mahottama, Nata Citta Swabudaya, Desa Paksebali

Abstract

Keindahan alam, tradisi, seni, dan budaya di Desa Paksebali adalah potensi penting yang dapat dikembangkan menjadi wisata budaya. Dari keberadaan Desa Paksebali sebagai salah satu destinasi Desa Wisata, maka perlu diciptakan sebuah tari maskot yang dapat dijadikan sebagai ikon Desa Paksebali. Berdasarkan hal itu, melalui Program Nata Citta Swabudaya Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Seni Indonesia Denpasar bermitra dengan Desa Paksebali untuk berkolaborasi membangun penguatan ekosistem dan pemajuan seni budaya, salah satunya lewat penciptaan tari. Tari Murdha Nata Anjali Mahottama diciptakan untuk dapat berkontribusi dalam rangka menguatkan dan mempromosikan keberadaan Desa Paksebali sebagai destinasi wisata. Metode yang digunakan dalam proses penciptaannya terdiri dari tiga tahapan, yaitu: tahap penjajagan (exploration), tahap percobaan (Improvisation), dan tahap pembentukan (Forming). Ketertlibatan masyarakat setempat, khususnya para remaja putri sebagai penari dalam proses penciptaan Tari Murdha Nata Anjali Mahottama merupakan cara untuk mewujudkan ekosistem seni yang berkelanjutan dan alih keterampilan tari. Hasil kegiatan ini adalah terciptanya sebuah karya tari kreasi baru berjudul Tari Murdha Nata Anjali Mahottama yang ditarikan oleh tujuh orang penari putri, dengan diiringi gamelan Gong Kebyar. Tarian ini telah dipentaskan perdana pada hari Selasa, 27 Agustus 2024 bertempat di Wantilan Pura Puseh dan Pura Bale Agung, Desa Adat Sampalan, Desa Paksebali.

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1] I. W. A. Gunarta, “Tari Sekar Pudak, Maskot Desa Darmasaba,” Segara Widya J. Penelit. Seni, vol. 8, no. 2, pp. 139–148, Nov. 2020, doi: 10.31091/sw.v8i2.1192.

[2] “Arti Kata Maskot - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.” Accessed: Apr. 28, 2025. [Online]. Available: https://www.kbbi.web.id/maskot

[3] “Filosofi Tari Sekar Jempiring Sebagai Maskot Kota Denpasar - https://www.denpasarkota.go.id,” Pemerintah Kota Denpasar. Accessed: Apr. 27, 2025. [Online]. Available: https://www.denpasarkota.go.id/berita/filosofi-tari-sekar-jempiring-sebagai-maskot-kota-denpasar

[4] I. G. W. A. Putra, N. M. Haryati, and A. A. T. A. Adipurwa, “Pembelajaran Iringan Tari Sekar Jepun Menggunakan Metode Catur Meguru Di Sanggar Eka Bhakti Budaya Desa Ungasan Kabupaten Badung,” Pensi J. Ilm. Pendidik. Seni, vol. 2, no. 1, Art. no. 1, Jun. 2022, doi: 10.59997/pensi.v2i1.1708.

[5] “Profil Desa Wisata Paksebali.pdf,” Google Docs. Accessed: Oct. 11, 2024. [Online]. Available: https://drive.google.com/file/d/1v5UmQBzmGJjssgVb2PMChsL0yA0CKNBv/view?usp=sharing&usp=embed_facebook

[6] Y. S. Hadi, Mencipta Lewat Tari. Yogyakarta: Manthili, 2003.

[7] L. Mardiwarsito, Kamus Jawa Kuna-Indonesia. Ende: Nusa Indah, 1981.

[8] I. W. A. Gunarta and I. A. W. A. Satyani, “Tari Rejang Pala Di Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem: Kajian Bentuk Dan Fungsi,” Mudra J. Seni Budaya, vol. 35, no. 2, pp. 172–181, 2020, doi: https://doi.org/10.31091/mudra.v35i2.1049.

Downloads

Published

2025-10-08

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.