Sang Penolak Bala Analogi Upacara Adat Kebo-Keboan Dari Banyuwangi, Jawa Timur Dalam Perancangan Busana Bergaya Exotic Dramatic

Authors

  • Ni Kadek Windari Institut Seni Indonesia Denpasar
  • I Gusti Bagus Priatmaka Institut Seni Indonesia Denpasar
  • Ni Putu Darmara Pradnya Paramita Institut Seni Indonesia Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.59997/bhumidevi.v3i1.2230

Keywords:

kebo-keboan, hama, busana

Abstract

Sang Penolak Bala sesuai dengan makna upacara adat Kebo-Keboan, merupakan sebuah tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh masyarakat Suku Osing dari  Banyuwangi, Jawa Timur. Kebo-keboan diambil dari kata dalam Bahasa Jawa yaitu 'Kebo', yang dalam Bahasa Indonesia artinya kerbau jadi-jadian. Upacara Adat Kebo-Keboan dilaksanakan setiap awal bulan Suro, sesuai penanggalan Jawa. Dilaksanakan oleh masyarakat dengan cara merias diri hingga menyerupai hewan kerbau. Upacara ini berkaitan dengan pertanian, karena merupakan wujud syukur atas hasil panen yang melimpah  dan baik.  Selain itu juga sebagai permintaan supaya  tidak terserang hama, mendapatkan tanah yang subur dan panen yang melimpah. Dari makna upacara adat kebo-keboan tersebut penulis mendapatkan beberapa kata kunci yang diimplementasikan pada busana yang akan dibuat

Downloads

Published

2023-03-31

How to Cite

Windari, N. K., Priatmaka, I. G. B., & Paramita, N. P. D. P. (2023). Sang Penolak Bala Analogi Upacara Adat Kebo-Keboan Dari Banyuwangi, Jawa Timur Dalam Perancangan Busana Bergaya Exotic Dramatic. BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design, 3(1), 17–26. https://doi.org/10.59997/bhumidevi.v3i1.2230

Issue

Section

Articles