Samadhi Ing Nirmala Metafora Tradisi Siat Sampian Dalam Busana Classic Elegant

Authors

  • Cokorda Bagus Eka Aditya Pramana Institut Seni Indonesia Bali
  • A.A. Ngurah Anom Mayun K. Tenaya Institut Seni Indonesia Bali
  • Ni Luh Ayu Pradnyani Utami Institut Seni Indonesia Bali

DOI:

https://doi.org/10.59997/bhumidevi.v5i2.6041

Keywords:

Siat Sampian, Busana, Classic Elegant

Abstract

Tradisi Siat Sampian yang berasal dari Desa Bedulu, Gianyar, merupakan sebuah ritual upacara sekaligus pertunjukan yang menggambarkan perang dalam suasana sakral, diadakan empat hari setelah pujawali. Dalam ritual ini, senjata yang digunakan adalah rangkaian janur yang dikenal sebagai sampian. Filosofi di balik pertunjukan perang ini adalah melawan "Dharma" yang berarti kebaikan, melawan "Adharma" yang berarti kejahatan. Proyek ini bertujuan untuk menyelesaikan studi independen tentang penciptaan busana sebagai sebuah karya tugas akhir. Proses kreatif ini dilakukan melalui metode frangipani yang terbagi dalam sepuluh tahap, dengan fokus utama pada penciptaan busana Ready to Wear, Ready to Wear Deluxe, dan Semi Couture. Karya busana ini diilhami oleh Tradisi Siat Sampian yang mencerminkan kekayaan budaya Bali dan dikembangkan bekerja sama dengan CV. De Galuh Boutique. Studi independen ini tidak hanya mengeksplorasi proses penciptaan karya busana, tetapi juga memeriksa pengaruh budaya dalam desain fashion, serta meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berkomunikasi secara efektif dengan industri. Diharapkan, hasil dari penciptaan ini dapat memberikan wawasan mengenai potensi elemen tradisional di dunia fashion. Melalui sepuluh tahapan penciptaan ini, diharapkan akan dihasilkan tiga karya busana tugas akhir yang terinspirasi oleh konsep "samadhi ing nirmala," yang diambil dari implementasi Tradisi Siat Sampian dan dituangkan dalam judul karya busana tugas akhir tersebut.

Downloads

Published

2025-10-14

Issue

Section

Articles