“Samadhi Parama” Analogi Arsitektur Goa Garba Desa Pejeng Kelod Sebagai Pemantik Rancangan Busana Edgy Gothic Style
DOI:
https://doi.org/10.59997/bhumidevi.v5i2.6046Keywords:
Arsitektur, Pertapaan, Analogi, Edgy GothicAbstract
Arsitektur Goa Garba merupakan situs peninggalan bersejarah pada abad ke 12 Masehi di daerah aliran Sungai (DAS) Pakerisan berfungsi sebagai tempat pemujaan dan pertapaan. Pembangunan ceruk-ceruk pertapaan pada masa itu lebih menekankan pada daerah tepian Sungai karena Sungai Pakerisan merupakan daerah sumber aliran Sungai utama yang harus dijaga kesuciannya. Visual bangunan yang tampak kokoh memiliki konsep Pembangunan Bali yaitu sake pat dan konsep bebaturan. Kata Goa Garba memiliki arti yaitu “Goa” berarti pintu dan “Garba” berarti Perut atau kandungan. Goa Garba memiliki berbagai relief disekitarnya seperti ukiran aksara kuno Kadiri Kwadrat, artefak kendi air dan patung kala, serta bekas pijakan tapak kaki milik Ki Patih Kebo Iwa. Area pertapaan Goa Garba juga terdapat patithaan suci yang mengalir dari atas tebing menuju ke bawah. Fungsi patirthaan sebagai tempat pemandian pada jaman Kerajaan. Arsitektur Goa Garba menjadi inspirasi dalam penciptaan karya busana tugas akhir yang berjudul “Samadhi Parama”. Visual dan fungsi goa garba akan dianalogikan menjadi sebuah karya busana dengan style edgy gothic.
Downloads
Published
Issue
Section
License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.





