YEN DIELEM ATIMU OJO MEMPER: ANALOGI KUE LEMPER PADA BUSANA EDGY
DOI:
https://doi.org/10.59997/bhumidevi.v1i2.744Keywords:
Kue Lemper, Analogi, Edgy, FrangipaniAbstract
Kue lemper dalam bahasa jawa merupakan singkatan dari kalimat “Yen dielem atimu ojo memper” yang memiliki arti “jangan sombong saat dipuji” mengajarkan kita tentang pentingnya sikap rendah hati serta banyak nilai filosofis lainnya. Kue lemper memiliki beberapa komponen yaitu pembungkus dari daun pisang, ketan dan juga suwiran atau potongan daging, beberapa komponen tersebut dituangkan kedalam rancangan busana yang dibuat semenarik mungkin guna menarik perhatian masyarakat sehingga menumbuhkan rasa kepedulian terhadap kebudayaan Indonesia khususnya kue tradisional lemper. Tujuan penciptaan ini untuk mewujudkan ide atau konsep dari kue lemper menjadi suatu busana hingga proses penjualan, promosi, branding serta proses produksi dan bisnis dari koleksi busana tersebut. Proses penciptaan karya busana menggunakan metode penciptaan “Frangipangi dari disertasi karya Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana yang memuat delapan (8) tahapan penciptaan yang terdiri dari ide pemantik (design brief), riset dan sumber (research and sourching), pengembangan desain (design development), (sample, prototype, and contruction), koleksi akhir (the final collection), promosi (promotion, sales, and branding), produksi (production), dan bisnis (the business) dengan menggunakan pendekatan analogi serta penerapan unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain. Busana yang dihasilkan berupa busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi haute couture dengan gaya feminim dan look edgy. Busana dipromosikan melalui pagelaran busana yang dipasarkan berdasarkan target kalangan pecinta fashion kelas menengah atas dengan merk atau brand Manakala wears dan dijual dengan mempersiapkan kartu nama, label, pricetag dan packaging sebagai komponen pendukung. Tahap bisnis menghasilkan sebuah rancangan Business Model Canvas (BMC) sebagai pemetaan strategi bisnis.