Ghumi Uttara: A New Music Creation | Ghumi Uttara: Sebuah Karya Musik Baru

Penulis

  • Kadek Teddy Mertayasa Program Studi Seni Karawitan, ISI Denpasar
  • Kadek Suartaya Program Studi Seni Karawitan, ISI Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i4.1168

Kata Kunci:

Ghumi Uttara, Musik Kreasi, Gamelan, Gong Kebyar , Bali

Abstrak

Karya musik tabuh kreasi “Ghumi Uttara mengangkat ide penciptaan yang lahir dari pengalaman pribadi penulis dalam memainkan tabuh-tabuh yang mengidentitaskan Kabupaten Buleleng. Karya ini menonjolkan pengolahan dari tabuh sekatian dan tabuh lelongoran yang berada di Kabupaten Buleleng. Adapun tujuannya untuk memberikan pesan bagi masyarakat bahwa tabuh sekatian dan tabuh lelongoran adalah tabuh yang mengidentitaskan Kabupaten Buleleng yang harus dilestarikan dan disebar luaskan. Metode yang digunakan dalam proses penciptaan karya musik tabuh kreasi “Ghumi Uttara”, adalah Metode Penciptaan Panca Sthiti Ngawi Sani dari I Wayan Dibia  dalam bukunya Metodologi Penciptaan Seni, yang terdiri dari Tahap Inspirasi (ngewirasa),  Tahap Esplorasi (Ngawacak), Tahap Konsepsi (Ngarencana), Tahap Eksekusi (Ngewangun) dan Tahap Produksi (Ngebah) dari kelima metode yang digunakan dalam proses penciptaan karya ini mampu menghasilkan sebuah karya musik tabuh kreasi yang menggunakan media ungkap Gamelan Gong Kebyar. Karya Ghumi Uttara memakai struktur tri angga, yaitu kawitan/awalan (bagaian I), pengawak/isi (bagaian II), pengecet/penutup (bagaian III), yang disetiap bagian memiliki suasana atau penggambaran yang berbeda, bagian I mengenalkan intrumen yang digunakan, pada bagian II mengambarkan tabuh sekatian pada bagian II ini juga terdapat motif tabuh sekatian dari sekatian bentuk lelambatan dan sekatian bentuk pengecet, sedangkan pada bagian III mengambarkan tabuh lelongoran pada bagian III ini terdapat tiga motif lelongoran. Terciptanya  karya musik tabuh kreasi “Ghumi Uttara ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi generasi muda untu berkarya yang tidak hanya mengolah pola-pola tradisi tetapi yang mampu mengembangkan pola tradisi.

 

The creation of percussion music “Ghumi Uttara” raises the idea of creation that was born from the author's personal experience in playing percussion which identifies Buleleng Regency. This work highlights the processing of the sekatian and lelongoran percussions in Buleleng Regency. The aim is to give a message to the public that the percussion of the Sekatian and the percussion of the Lelongoran are percussions that identify Buleleng Regency which must be preserved and disseminated widely. The method used in the process of creating the musical creation "Ghumi Uttara", is the Panca Sthiti Ngawi Sani creation method from I Wayan Dibia in his book The Art Creation Methodology, which consists of the Inspiration Stage (ngewirasa), the Exploration Stage (Ngawacak), the Conception Stage ( Ngarencana), the execution stage (Ngewangun) and the production stage (Ngebah) from the five methods used in the process of creating this work are able to produce a creation of percussion music using the media, said Gamelan Gong Kebyar.  Ghumi Uttara's work uses a tri angga structure, namely kawitan/prefix (part I), pengawak/content (part II), pengecet/closing (part III), each of which has a different atmosphere or description, part I introduces the instruments used, in part II it depicts the Sekatian percussion in part II there is also a sekatian percussion motif from the sekatian form of lelongoran and sekatian form of pressing, while in part III it depicts the lelongoran percussion in this part III there are three lelongoran motifs. The creation of the creation of "Ghumi Uttara" percussion is expected to provide motivation for the younger generation to create works that not only cultivate traditional patterns but who are able to develop traditional patterns.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Adnyana, I. M. P. I. G. Y. H. S. (2019). Patra Dalung, Sebuah Komposisi Karawitan Bali Yang Lahir Dari Fenomena Sosial Di Desa Dalung. Kalangwan: Jurnal Seni Pertunjukan, 5(1), 61–67. https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/kalangwan/article/view/670

Balitbang. (2021). No Title. LETAK GEOGRAFIS KABUPATEN BULELENG.

Bandem, I. M. (2013). Gamelan Bali Diatas Panggung Sejarah. BP. STIKOM BALI.

Dibia, I. W. (2020). Panca Sthiti Ngawi Sani; Metodologi Penciptaan Seni. Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Pradana, K. A. W., & Garwa, I. K. (2021). Samirata a Musical Art Composition Creative Percussion | Samirata: Sebuah Karya Komposisi Seni Karawitan Tabuh Kreasi. Ghurnita: Jurnal Seni Karawitan, 01(03), 145–151. https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/ghurnita/article/view/355

Pryatna, H. S. I. K. S. I. P. D. (2020). Permainan Kendang Bali. Dewaruci, 15(2), 90–100. https://doi.org/10.33153/dewaruci.v15i2.2991

Pryatna, I. P. D. H. S. (2020). Konsep Musikal Instrumen kendang Dalam Gamelang Gong Kebyar Bali. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 21(2), 73–84. https://doi.org/10.24821/resital.v21i2.4220

Putra, I. K. A., Komang, S. I., & Hendra, S. (2020). Gending Sekatian Desa Adat Tejakula. JOMSTI, Journal of Music Science, Technology, and Industry, 4(1), 51–68. http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/3789

Putra, I. K. A., Santosa, H., & Sudirga, I. K. (2020). The Concept of Balance at Sekati Ririg Gending in Tejakula , Buleleng Regency. HARMONIA Jurnal Arts Of Research and Education, 20(2), 183–194. https://doi.org/10.15294/harmonia.v20i2.25412

Rianta, I. M. K. S. H. S. I. M., Santosa, H., & Sariada, I. K. (2019). Estetika Gerak Tari Rejang Sakral Lanang Di Desa Mayong, Seririt, Buleleng, Bali. MUDRA Jurnal Seni Budaya, 34(3), 385–393. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i3.678

Sukerta, P. M. (2009). GONG KEBYAR BULELENG: Perubahan Dan Keberlanjutan Tradisi Gong Kebyar. Program Pascasarjana bekerjasama dengan ISI Press Surakarta.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2022-12-15

Terbitan

Bagian

Articles