Megineman Sebuah Komposisi Karawitan Kreasi Baru
DOI:
https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i2.335Kata Kunci:
Megineman, Musik Eksperimental, Gineman, Gamelan Sapta NadaAbstrak
Fenomena penciptaan sebuah karya dalam dunia seni karawitan Bali dapat terinspirasi dari karya hingga pola yang telah ada sebelumnya. Salah satu pola yang dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi adalah pola gineman. Gineman merupakan sebuah melodi bebas serta putus-putus yang dimainkan oleh instrumen gender pada bagian awal lagu. Pola gineman yang hanya digunakan sebagai awalan merupakan hal yang menjadi kegelisahan bagi penata. Maka dari itu dibuatlah sebuah karya karawitan dengan bentuk musik eksperimental dengan judul Megineman sebagai ungkapan kegelisahan dari pola gineman yang telah ada sebelumnya. Media yang digunakan untuk mengungkapkan karya ini adalah gamelan genta nada. Untuk dapat mewujudkan karya ini digunakan tujuh metode dalam penciptaan sebuah karya seni yaitu nyelehin, nuasen, nuangin, nyujukin, nureksin, mayunin, dan nabuhin. Hasil dari proses kreatif yang telah dilakukan adalah terciptanya sebuah karya karawitan dengan durasi 12 menit, terdiri dari tiga bagian yang disajikan melalui rekaman video dengan format mp4 dengan judul Megineman.
Unduhan
Referensi
A.A.M.Djelantik. (1999). Estetika: Sebuah Pengantar. Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI).
Bandem, I. M. (2013). Gamelan Bali Diatas Panggung Sejarah. BP. STIKOM BALI.
Hendra Santosa, Nina Herlina, Kuntosofianto, R. M. (2017). Seni Pertunjukan Bali Pada Masa Dinasti Warmadewa. MUDRA Jurnal Seni Budaya, 32(1), 81–91. https://doi.org/10.31091/mudra.v32i1.84
I Made Bayu Puser Bhumi, & Hendra Santosa. (2019). Pelatihan Gender Wayang Pada Generasi Muda Bali Untuk Melawan Dampak Negatif Kemajuan Teknologi. KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan, 5(2), 99–105.
I Wayan Suharta, N. K. S. (2013). Proses Pembelajaran Gamelan Gender Wayang Bagi Mahasiswa Asing di ISI Denpasar. Institut Seni Indonesia Denpasar.
Made Putra Adnyana, I Gede Yudarta, H. S. (2019). Patra Dalung, Sebuah Komposisi Karawitan Bali Yang Lahir Dari Fenomena Sosial Di Desa Dalung. Kalangwan: Jurnal Seni Pertunjukan, 5(1), 61–67. https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/kalangwan/article/view/670
Putra, I. W. D. (2013). Deskripsi Karya Seni Poleng, Sinergitas Harmoni, Warna. Institut Seni Indonesia Surakarta.
Santosa, H. S. (2016). Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang untuk Olah Kreativitas Karawitan Bali. Pantun, 1(2), 85–96. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/pantun/article/view/747
Saptono, Haryanto, T., & Hendro, D. (2019). Greng Sebuah Estetika Dalam Kerampakan Antara Gamelan dan Vokal. KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan, 5(1), 29–38.
Sudirga, Komang., Hendra Santosa., D. K. (2015). Jejak Karawitan Dalam Kakawin Arjuna Wiwaha: Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna. Segara Widta, 3, 471–481. http://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/segarawidya/article/view/218
Sugiartha, I. G. A. (2002). Gamelan Bleganjur dari Ekspresi Lokal ke Global. Bheri: Jurnal Ilmiah Musik Nusantara, 1(1), 1–14.
Sugiartha, I. G. A. (2012). Kreativitas Musik Bali Garapan Baru Perspektif Cultural Studies. Institut Seni Indonesia Denpasar.
Yasa, I. K. (2016). Aspek Musikologis Gender Wayang Dalam Karawitan Bali. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 17(1), 46–59. https://doi.org/10.24821/resital.v17i1.1689