Music Creation Lwah Solas | Kreasi Musik Lwah Solas
DOI:
https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v4i1.2195Kata Kunci:
Lwah Solas, Gamelan, Gong KenyarAbstrak
Lwah Solas merupakan sebuah Karya Tabuh Kreasi yang terinspirasi dari 11 (sebelas) mata air atau sungai yang bertemu menjadi satu, yang memberikan sumber kehidupan bagi mahkluk hidup, namun di sisi lain juga membawa petaka dan menghancurkan segalanya. Penata mencoba mengolah ide tersebut ke dalam sebuah garapan karawitan yang masih berpijak pada konsep tradisi, dimana dalam penataanya, mengedepankan teknik-teknik dalam permainan gamelan Gong Kebyar seperti: Kekotekan, Norot, nyogcag dan pada beberapa bagiannya menggunakan sebelas ketukan. Teknik-teknik tersebut diolah sedemikian rupa dan tetap mengakar kuat pada esensi-esensi tradisi yang telah menjadi dasar landasan dalam berkomposisi. Tetekep, gegebug dan ekspresi menjadi sebuah acuan pokok di dalamnya sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan konsep penataan musical dalam kerawitan Bali. Tabuh Kreasi Lwah Solas sangat penting untuk diciptakan karena mengingat banyaknya pencemaran mata air oleh manusia yang sangat banyak terjadi saat ini. Dari sinilah penata menciptakan tabuh kreasi Lwah Solas dengan tujuan mengingatkan masyarakat untuk menjaga, menghormati dan mensucikan mata air yang ada, karena mata air merupakan unsur utama bagi kelangsungan hidup manusia.
Unduhan
Referensi
Adi Surya, I. Gede, Saptono Saptono, and I. Ketut Partha. 2022. “The Process of Music Creation Kelabu | Proses Kreasi Musik ‘Kelabu.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 2(1):62–70. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i1.419.
Adnyana, I. Made Putra; I. Gede Yudarta; Hendra Santosa. 2019. “Patra Dalung, Sebuah Komposisi Karawitan Bali Yang Lahir Dari Fenomena Sosial Di Desa Dalung.” Kalangwan: Jurnal Seni Pertunjukan 5(1):61–67.
Ama, M. Hawkins. (1990). Mencipta Lewat Tari Yang Dialih Bahasakan Oleh Y. Sumandiyo Hadi. Yogyakarta ISI.
Aryasa, I WM dkk.1985.Pengetahuan Karawitan Bali. Bali: Departemen pendidikan dan Kebudayaan.
Babad Satriya Wangsa Kalipaksha (Babad Piagem Nomor 63.6 dan 64.a)
Bandem, I Made. 1998. Prakempa Sebuah Lontar Gamelan Bali.Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar.
Bandem, I Made.2013. Gamelan Bali di Atas Panggung Sejarah. Stikom Bali Denpasar.
Dibia, I Wayan. 1999. Selayang pandang Seni Pertunjukan Bali. Masyarakat Seni pertunjukan Indonesia.
Dwi Andika Putra, I Made. 2013. Skrip Karya Seni Kirtanam. Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar.
Diana Putra, I Wayan. 2011. Skrip Karya Seni Ruang Tiga. Denpasar : Institut Seni Indonesia Denpasar.
Djelantik, A.A.M. 1990. Penghantar Dasar Ilmu Estetika jilid I Estetika Innstrumental. Denpasar : Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI).
Pryatna, I. Putu Danika; Hendra Santosa. 2020. “Konsep Musikal Instrumen Kendang Dalam Gamelan Gong Kebyar Bali.” Resital: Jurnal Seni Pertunjukan 21(2):73–84. doi: 10.24821/resital.v21i2.4220.
Pryatna, I. Putu Danika, Hendra Santosa, and I. Komang Sudirga. 2020. “Permainan Kendang Bali.” Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni 15(2):90–100. doi: 10.33153/dewaruci.v15i2.2991.
Purna Yasa, I. Made Rai, and Hendra Santosa. 2022. “The Transformation of Wargasari’s Kidung into Composition ‘Wehyang’ | Transformasi Kidung Wargasari Ke Dalam Komposisi Karawitan ‘Wehyang.’” GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan 2(3):173–79. doi: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i3.476.
Santosa, Hendra. 2017. “Gamelan Perang Di Bali Abad Ke-10 Sampai Awal Abad Ke-21.” Sumedang: Universitas Padjadjaran.
Santosa, Hendra. 2019. Mredangga: Perubahan Dan Kelanjutannya. Denpasar: Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar.
Liang Gie, The. 1976. Garis Besar Estetik : Filsafat Keindahan. Yogyakarta
Rai S, I Wayan. 2001. Gong Antologi Pemikiran. Bali Mangsi.