Wari, a Karawitan Composition | Wari, Sebuah Komposisi Karawitan
DOI:
https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v3i1.474Kata Kunci:
Wari, Gong Kebyar, Ubit-ubitanAbstrak
Karya komposisi karawitan tabuh kreasi yang berjudul “Wari” ini merupakan karya komposisi baru atau karya komposisi karawitan kreasi yang menawarkan gagasan baru, bersifat kekinian, dan mengutamakan originalitas. Penata berimajinasi dengan merangkai sebuah komposisi secara sistematis yang sumber inspirasinya dari persamaan diberbagai jenis ornamentasi yang terdapat pada ubit-ubitan gangsa pemade, gangsa kantilan, instrumen reong dengan instrumen yang lainnya. Penata ingin karya kreasi ini dapat memberikan kesan dan suasana baru, maka untuk mewujudkan hal tersebut, penata ingin mengkemas beberapa jalinan melodi serta jalinan ubit-ubitan atau kotekan. Semua itu di kemas dengan berpijak dari sesuatu yang sederhana ke hal yang baru.Disini letak kebaruannya sampai batas maksimal kemampuan penata mengkemas karya kreasi menjadi sesuatu yang baru. Pada karya komposisi “Wari” ini strukturnya mempergunakan perbagian seperti bagian I, bagian II, bagian III .Pemilihan seperangkat gamelan tersebut yakni dalam media ungkap gamelan gong kebyar penata membuat karya yang mampu merefleksikan ide dari bentuk olahannya/motif garapnya dari instrumen gangsa pemade, gangsa kantilan yang dibuatkan kotekan atau ubit-ubitan sedangkan pada melodi seperti penyacah, jublag, dan jegog juga dibuatkan melodi dengan porsi yang sama seperti halnya pada instrumen gangsa pemade, gangsa kantilan. Serta mengolah unsur-unsur musik seperti dinamika (aes-uncab) dan temponya.
Unduhan
Referensi
Aryasa, I. W. M. (1985). Pengetahuan Karawitan Bali. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bali.
Daniswara, I. P. (2021). Megineman Sebuah Komposisi Karawitan Kreasi Baru. GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 1(2), 134–142. https://jurnal2.isi-dps.ac.id/index.php/ghurnita/article/view/335
Dibia, I. W. (2017). Kotekan Dalam Musik dan KehidupanBali. Bali Mangsi Foundation.
Djelantik, A. A. M. (1990). Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid 1 Estetika Instrumental. In Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar. STSI Denpasar.
Hawkins, A. M. (1990). Mencipta Lewat Tari Yang Dialihbahasakan Oleh Y. Sumandiyo Had. ISI Yogyakarta.
Prasad, I. K. S. H. S. V. B., Bhara Prasad, V., Komang Sudirga, I., & Santosa, H. (2019). The Uses of Gong Suling in Ngemban Rare Composition. JOMSTI, Journal of Music Science, Technology, and Industry, 2(2), 185–198. https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/jomsti/article/view/866
Putra, I. K. A., Santosa, H., & Sudirga, I. K. (2020). The Concept of Balance at Sekati Ririg Gending in Tejakula , Buleleng Regency. HARMONIA Jurnal Arts Of Research and Education, 20(2), 183–194. https://doi.org/10.15294/harmonia.v20i2.25412
Sukarta, A. G. (2021). Tabuh Petegak Bebarongan “Cepuk.” Ghurnita, 1(1), 29–36.
Sukerta, P. M. (2010). Tetabuhan Bali I. ISI Press Surakarta.
Yudana, I.G & Haryanto, T. (2021). Komposisi Musik Kontemporer “Embrio.” Ghurnita, 01(01), 1–10.
Yudarta, I. G. (2003). Seratus Tahun Gemalen Gong Kebyar. BHERI JURNAL ILMIAH MUSIK NUSANTARA, 2(1).