Karawitan Composition Ngebur | Komposisi Karawitan Ngebur
DOI:
https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i2.479Kata Kunci:
Ngebur, Gong Kebyar, Karawitan, InovatifAbstrak
Ngebur merupakan sebuah akronim dari suku kata nges, bungah, dan rame. Ketiga kata tersebut merupakan sebuah elaborasi yang terjadi dalam sebuah kotekan. Media ungkap karya ini menggunakan gamelan Gong Kebyar yang mentitik fokuskan penggarapannya pada instrument ugal, pemade, dan kantilan. Karya ini terinspirasi dari sebuah kotekan yang ada dalam gamelan Bali dan mengadopsi beberapa kotekan yang kemudian dikembangkan tanpa menghilangkan ciri khas dari kotekan yang penata adopsi. Tahapan proses kreativitas dalam garapan ini menggunakan metode dari bapak I Wayan Beratha. Tahapan dari metode ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu terdiri dari (1) nguping, (2) menahin, dan (3) ngelesin. Komposisi karawitan Ngebur ini digarap dan diwujudkan dalam bentuk musik karawitan inovatif yang berdurasi 12 menit yang didukung oleh 17 orang pemain termasuk penata. Tujuan dari terciptanya penggarapan karya ini untuk mengetahui tentang struktur, tehnik, dan pola yang terdapat pada kotekan dalam musik Bali. Adapun manfaat dari terciptanya karya ini sebagai realisasi sebuah kemampuan subjektif dari penata untuk berkreasi dalam bidang garap musik baru yang inovatif sehingga dapat mendorong para pelaku seni untuk lebih menerima karya baru bahwa berkarya tidak harus berpaku pada tradisi saja, seperti pada karya ini dengan pengolahan dan pengembangan kotekan sebagai dasar penggarapannya.
Unduhan
Referensi
Aryasa, I. W. (1984). Pengetahuan Karawitan Bali. Dapertemen Pendidikan.
Bandem, I. M. (2013). Gamelan Bali di atas Panggung Sejarah. Badan Penerbit STIKOM Bali.
Banoe, P. (2003). Kamus Karawitan. Kanisius.
Diana Putra, I. W. (2019). ”Analisis Metode Penciptaan Gending Gesuri Karya I Wayan Beratha”. Kalangwan: Jurnal Seni Pertunjukan, 5(2), 75–82. https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/kalangwan/article/view/901
Dibia, I. W. (2017). Kotekan Dalam Musik Dan Kehidupan Bali. Bali Mangsi Foundation dan ISI Denpasar.
Djelantik, A. A. M. (1990). Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid I. Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar.
Kariasa, I. N., & Putra, I. W. D. (2021). Karya Karawitan Baru Manikam Nusantara. Mudra Jurnal Seni Budaya, 36(2), 222–229. https://doi.org/10.31091/mudra.v36i2.1471
Pradnyantika, I. G. A., Sudiana, I. N., & Haryanto, T. (2019). Waluku Sebagai Acuan Dalam Garapan Karawitan Bali. Kalangwan, 5, 49–60. https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/kalangwan/article/view/732
Pryatna, I. P. D. H. S. (2020). Konsep Musikal Instrumen kendang Dalam Gamelang Gong Kebyar Bali. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 21(2), 73–84. https://doi.org/10.24821/resital.v21i2.4220
S., I. W. R. (2001). Gong Antologi Pemikiran. Balimangsi Foundation, Institut Seni Indonesia Denpasar.
Santosa, H. S. (2016). Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang untuk Olah Kreativitas Karawitan Bali. Pantun, 1(2), 85–96. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/pantun/article/view/747
Saptono, Haryanto, T., & Hendro, D. (2019). Greng Sebuah Estetika Dalam Kerampakan Antara Gamelan dan Vokal. KALANGWAN Jurnal Seni Pertunjukan, 5(1), 29–38. https://doi.org/10.31091/kalangwan.v5i1.728
Sukerta, P. M. (2009). Ensiklopedi Karawitan Bali. ISI Press Solo.
Yudha, I. N., Widiantara, P., Santosa, H., & Suartaya, K. (2020). Proses Penciptaan Komposisi Karawitan Kreasi Baru Paras Paros. 8(April), 1–13. https://doi.org/10.24821/promusika.v1i1.3607
Yudharta, I. G. (2003). ”100 Tahun Gamelan Gong Kebyar”. Bheri: Jurnal Ilmiah Musik Nusantara, 2, 64–70.