Elaborasi Makna-Makna Ritus Metatah Dalam Fotografi Ekspresi

Penulis

  • Ade Ahimsa Institut Seni Indonesia Bali
  • Amoga Lelo Octaviano Institut Seni Indonesia Bali
  • I Made Saryana Institut Seni Indonesia Bali

DOI:

https://doi.org/10.59997/rjf.v5i2.5286

Kata Kunci:

elaborasi, makna, ritus metatah, fotografi ekspresi

Abstrak

Kebudayaan Bali kaya akan tradisi dan ritus sakral yang mencerminkan nilai spiritual dan sosial dalam masyarakatnya. Salah satu ritus penting adalah Metatah atau potong gigi, yang menandai transisi dari masa kanak-kanak ke kedewasaan. Ritus ini bertujuan untuk mengikis sifat buruk manusia, dikenal sebagai Sad Ripu, dan mempersiapkan individu untuk menjalani kehidupan dewasa yang lebih bijaksana. Namun, pergeseran makna ritus ini dalam masyarakat modern, yang sering dianggap sebagai formalitas belaka, memunculkan tantangan dalam menjaga esensinya. Penelitian ini bertujuan mengelaborasi makna filosofis dan simbolis ritus Metatah melalui medium fotografi ekspresi. Dengan memanfaatkan elemen visual seperti pencahayaan, komposisi, dan fokus selektif, karya ini menghadirkan interpretasi baru terhadap proses spiritual dan emosional dalam ritus tersebut. Metode yang digunakan meliputi pengamatan langsung, studi pustaka, wawancara dengan ahli, serta kolaborasi dengan Komunitas Budaya Gurat Indonesia (KBGI). Hasil karya berupa 15 foto menyoroti berbagai dimensi dari Metatah, dari simbolisme Sad Ripu hingga nilai moral dan spiritual yang melekat. Penelitian ini tidak hanya memperkaya pemahaman tentang budaya Bali tetapi juga membuka peluang untuk refleksi dan pelestarian tradisi melalui medium seni yang relevan dengan generasi modern.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Agus Budi Adnyana, Gede. (2024). EKSISTENSI DEWATA DALAM LONTAR GONG BESI KALANGWAN, Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra. Denpasar.

Andre Maahury, Heince dan Andre Pratama Putra, Andi. (2024). BUKU AJAR ESTETIKA BENTUK, Tahta Media. Jakarta.

Ayu Alit Widyawati, Anak Agung. (2023), BALE GADING DALAM UPACARA DEWA YADNYA. Sphatika: Jurnal Teologi, Bali.

Barthes, Roland. (2007). MEMBEDAH MITOS-MITOS BUDAYA MASSA. Jalasutra, Yogyakarta.

Benjamin, Walter. (1969). THE WORK OF ART IN THE AGE OF MECHANICAL. Productuon. Schozen Books, New York.

Dillistone, F.W. (2002). DAYA KEKUATAN SIMBOL. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Koentjaraningrat, (1985). PENGANTAR ILMU ANTROPOLOGI. Badan Penerbitan Aksara Baru, Jakarta.

M Keesing, Roger. (1971). NEW PERSPECTIVE IN CULTURAL ANTHROPOLOGY. Rinehart & Winston, New York.

Prasetya, Andika. (2009). APRESIASI DALAM FOTOGRAFI: SEBUAH PENGANTAR DALAMEMBACA, MEMAHAMI DAN MENGAPRESIASI FOTOGRAFI. Wimba, Jurnal Komunikasi Visual, Bandung.

Soedarso SP. (2006). TRILOGI SENI: PENCIPTAAN, EKSISTENSI, DAN KEGUNAAN SENI. Badan Penerbit ISI Yogyakarta, Yogyakarta.

Soedjono, Soeprapto & Irwandi. (2019). BERSAMA MENYIGI DAN MENERKA: FOTOGRAFI, MEDIA DAN SENI. Badan Penerbit ISI Yogyakarta, Yogyakarta.

Sumarni, Nyoman. (2021). KONSEP PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM TRADISI METATAH. Bawi Ayah, Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu. Palangkaraya.

Syakhrani, Abdul Wahab, (2022). BUDAYA DAN KEBUDAYAAN: TINJAUAN DARI BERBAGAI PAKAR. Cross Border, Vol.5 No.1 Januari

Tirta Gunawijaya, I Wayan. (2019). MAKNA FILOSOFIS UPACARA METATAH FALAM LONTAR EKA PRATHAMA. Vidya Darsan, Jurnal Pendidikan Agama Hindu, Singaraja.

Unduhan

Diterbitkan

28-07-2025

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 3 4 5 > >> 

Artikel Serupa

<< < 7 8 9 10 11 12 13 14 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.