Meningkatkan Kesiapsiagaan Karyawan Sektor Pariwisata Melalui Pelatihan Bantuan Hidup Dasar

Authors

  • Komang Trisna Sumadewi Universitas Warmadewa
  • Tanjung Subrata Universitas Warmadewa
  • Toddy Hendrawan Yupardhi Institut Seni Indonesia Bali
  • Saktivi Harkitasari Universitas Warmadewa

DOI:

https://doi.org/10.59997/awjpm.v4i2.5428

Keywords:

Bantuan Hidup Dasar, Kegawatdaruratan, Pariwisata

Abstract

Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan karyawan sektor pariwisata, khususnya di Hotel Ibis Denpasar, dalam menghadapi situasi kegawatdaruratan, terutama yang berkaitan dengan risiko tenggelam. Masalah yang dihadapi mitra adalah pengetahuan mitra mengenai kegawatdaruratan medis masih terbatas khususnya yang berkaitan dengan henti nafas dan henti jantung, kurangnya pelatihan tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) di kalangan karyawan, dan mitra tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk menangani keadaan darurat. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini meliputi serangkaian tahapan, mulai dari koordinasi dengan manajemen hotel, pengadaan sarana dan prasarana, hingga pelaksanaan pelatihan. Perangkat yang digunakan dalam pelatihan ini termasuk manekin untuk latihan praktik serta alat presentasi dan video. Proses pengabdian melibatkan beberapa tahapan seperti persiapan, tahap pelaksanaan meliputi pretest, penyampaian materi, pelatihan praktik, dan post-test untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan peserta, serta tahap monitoring dan evaluasi. Indikator keberhasilan dievaluasi berdasarkan peningkatan pengetahuan peserta, kehadiran peserta, dan peningkatan keterampilan peserta. Implikasi dari kegiatan pengabdian ini adalah peningkatan pengetahuan sebesar 52,9% yang dilihat dari nilai pre-test dan post-test. Selain itu, juga didapatkan peningkatan keterampilan mitra dalam memberikan pertolongan pertama dan BHD, yang sangat penting untuk meningkatkan keselamatan tamu di hotel serta menciptakan lingkungan yang lebih aman di sektor pariwisata.

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1] “Sinamora”.

[2] J. Homepage, P. Pertolongan Pertama Kecelakaan di Air Bagi Pengelola Kolam dan Instruktur Renang di Gelanggang Renang Taman Tirta, F. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, and U. Warmadewa, “Community Services Journal (CSJ),” Community Services Journal (CSJ), vol. 4, no. 2, pp. 161–168, 2022, doi: 10.22225/csj.4.2.2022.161-168.

[3] A. B. Main and A. J. Hooper, “Drowning and immersion injury,” Aug. 01, 2017, Elsevier Ltd. doi: 10.1016/j.mpaic.2017.05.006.

[4] M. J. O’, L. Briony, J. Andrew, and J. Hooper, “Drowning and immersion injury.”

[5] A. J. Hooper and L. E. Hockings, “Drowning and immersion injury,” 2011, Elsevier Ltd. doi: 10.1016/j.mpaic.2011.06.004.

[6] W. Woodward and G. Minto, “Drowning and immersion injury,” 2002.

[7] A. Koch, P. Radermacher, K. Königstein, W. Kähler, H. Werr, and S. Klapa, “The Immersion-Induced Pulmonary Edema in Swimming and Diving,” 2024, Dynamic Media Sales Verlag. doi: 10.5960/dzsm.2024.614.

[8] P. T. Wilmshurst, “Immersion pulmonary oedema: A cardiological perspective,” Diving Hyperb Med, vol. 49, no. 1, pp. 30–40, Mar. 2019, doi: 10.28920/dhm49.1.30-40.

[9] R. Smith, J. Ormerod, N. Sabharwal, and C. Kipps, “Swimming-induced pulmonary edema: current perspectives,” Open Access J Sports Med, vol. Volume 9, pp. 131–137, Jul. 2018, doi: 10.2147/oajsm.s140028.

[10] J. J. L. M. Bierens, P. Lunetta, M. Tipton, and D. S. Warner, “Physiology of drowning: A review,” Feb. 17, 2016, American Physiological Society. doi: 10.1152/physiol.00002.2015.

[11] A. Fahrurroji, A. Wicaksono, S. Fauzan, A. Fitriangga, F. K. Fahdi, and S. N. Nurbaeti, “PENANGANGAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) LINGKUNGAN RUMAH TANGGA,” JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, vol. 26, no. 1, p. 47, Mar. 2020, doi: 10.24114/jpkm.v26i1.16820.

[12] D. Al, T. Subrata, K. Trisna Sumadewi, and A. Iefan Datya, “First Aid Training on Near Drowning and Emergency System Activation to Employees of Hotel Quest San Denpasar”, doi: 10.33086/cdj.v7i2.

[13] K. Trisna Sumadewi et al., “Pelatihan Interpretasi Elektrokardiogram Bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas III Denpasar Selatan,” Hal Warmadewa Minesterium Medical Journal |, vol. 3, no. 1, 2024.

[14] A. Lestarini et al., “INCOME: Indonesian Journal of Community Service and Engagement Pelatihan Penanganan Cedera Leher dan Patah Tulang pada Petugas Puskesmas III Denpasar Selatan,” vol. 02, pp. 280–286, doi: 10.56855/income.

[15] S. Cho, T. Furukawa, and O. Ogawa, “Drowning case complicated with a cardiopulmonary arrest and severe ARDS saved with a good neurological outcome by ECMO: A case report,” Respirol Case Rep, vol. 10, no. 11, Nov. 2022, doi: 10.1002/rcr2.1053.

[16] K. N. Dainty, S. C. Brooks, and L. J. Morrison, “Are the 2010 guidelines on cardiopulmonary resuscitation lost in translation? A call for increased focus on implementation science,” Resuscitation, vol. 84, no. 4, pp. 422–425, Apr. 2013, doi: 10.1016/j.resuscitation.2012.08.336.

[17] T. Fukuda, N. Ohashi-Fukuda, K. Hayashida, and I. Kukita, “Association of bystander cardiopulmonary resuscitation and neurological outcome after out-of-hospital cardiac arrest due to drowning in Japan, 2013–2016,” Resuscitation, vol. 141, pp. 111–120, Aug. 2019, doi: 10.1016/j.resuscitation.2019.06.005.

[18] I. Yuliana, F. Muttaqien, F. Ulfah, and I. Maulana, “Basic life support training for laypeople in West Martapura District, South Kalimantan,” Community Empowerment, vol. 8, no. 10, pp. 1611–1615, Oct. 2023, doi: 10.31603/ce.9758.

[19] “Siwi”.

Downloads

Published

2025-10-08

Most read articles by the same author(s)

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.